Sabtu, 09 Desember 2017

Masih Cukupkah Oksigen?

Kenapa sih ukh, kita tidak sebebas orang-orang diluar sana? Lihatlah diluar sana banyak orang yang masih muda yang mengisi hari-harinya dengan kesenangan.

Kenapa orang-orang bisa menghabiskan waktunya dengan happy fun dan fashion yang ia sukai, kenapa kita harus ikut aturan ini dan itu?

Tak jarang kita mendengar teman atau junior dalam organisasi ataupun dalam kampus yang merasa risih dengan anak-anak LDK (lembaga Dakwah Kampus) yang mereka berpakaian katanya seperti ibu-ibu.

Sudah tidak bebas bergaul dengan lelaki ia juga menyibukkan dengan mengisi kajian lah, belajar Quran lah, lah kapan senang-senangnya sih?

Sebelum kita menengok dalil dan hadits-hadist yang menjelaskan keutamaan pemuda yang mengisi waktunya dijalan kebàikan, mari kita simak salah satu petuah dari seorang ahli hikmah.

Seorang ahli hikmah mengatakan bahwa perjalanan hidup manusia tidak ubahnya bagaikan seorang penyelam tiram mutiara.

Seorang penyelam mutiara dalam melaksanakan tugasnya selalu berbekal tabung oksigen yang dibawa di punggungnya ketika akan menyelam. Sebelum menyelam tentu tujuan utamanya hanya ingin mengambil mutiara sebanyak-banyaknya.

Begitu terjun ke laut, si penyelam mulai melihat keindahan lain di bawah laut yang begitu mempesona, ada ikan hias, bunga karang yang sangat indah membuat matanya mulai silau dan merasa ingin berlama-lama memandanginya.

Perlahan dengan menikmati keindahan bawah laut sedemikian mempesonannya, ia mulai lupa denggan tujuan utamanya yakni mencari tiram mutiara di dasar laut yang jauh. Hingga pada akhirnya ia tersadar oksigen di punggungnya tidak banyak lagi.

Perasaan takut yang mulai membayangkan bagaimana kemarahan sang majikan jika ia muncul ke permukaan tanpa membawa tiram mutiara yang diharapkan. Pun juga ia memikirkan masih cukupkan oksigen dalam tabung yang dipunggungnya untuk menyelam ke dasar laut?

Karen takut akan kemarahan majikannya, si penyelam dengan kondisi badan yang sudah lelah karena bermain-main dengan ikan dan berenang kesana kemari melihat-lihat pemandangan tadi, ia pun tergesa-gesa ke dasar laut dengan energi sisa dan tabung oksigen yang tinggal sedikit.

Sampai di dasar laut ia hanya mampu mengambil tiram mutiara dengan jumlah sedikit bahkan oksigen dalam tabung telah habis. Mau tidak mau si penyelampun bergegas ke permukaan membawa tiram mutiara yang telah didapatkannya.

Naasnya, karena terburu-buru ia lupa mengikat kantong tempat menyimpan tiram mutiara saat menuju ke permukaan, dan sesampainya di hadapan majikannya ia tidak membawa apapun.

Sang majikan dipenuhi amarah, ia memecat si penyelam tadi dan bahkan tak memberinya pesangon sedikitpun karena telah mengecewakannya.

Nah begitupula dengan kehidupan dunia dan perintah serta tujuan kita berada di dunia ini.

Silahkan disimpulkan sendiri. Iñgat jangan sampai seperti penyelam yang baru sadar ketika cadangan oksigen dalam tabungnya tinggal sedikit.

"Nantilah kalau saya sudah bersuami baru pakai kerudung, nantilah kalau saya sudah ada anak baru pakai jilbab. Nantilah kalau saya sudah tua baru shalat, nantilah kalau saya sudah jago musik baru belajar ngaji, nantilah kalau luang baru ikut kajian islam, nantilah, nantilah, nantilah, matilah...eh.

Wallahu a'lam bishawab.

Oleh: Eka Trisnawati

#Day14
#Squad3
#Muslimahpenaperadaban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...