Rabu, 13 November 2019

Tidak Melakukan Haji, Namun Ia Dicatat Sebagai Orang Berhaji Karena Amalan Ini

Pada suatu masa ketika Abdullah bin Mubarak berhaji, ia tertidur di Mesjidil Haram. Dia bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit lalu yang satu berkata kepada yang lain, “berapa banyak orang yang berhaji pada tahun ini?”

Jawab yang lain, “Enam ratus ribu.”

Lalu ia bertanya lagi, “Berapa banyak yang diterima?” Jawabnya. 

“Tidak seorangpun yang hajinya diterima, hanya ada seorang tukang sepatu dari Damsyik bernama Muaffaq, dia tidak dapat berhaji tetapi diterima hajinya sehingga semua yang haji pada tahun ini diterima berkat hajinya Muaffaq.”

Ketia Abdullah bin Mubarak mendengar percakapannya itu, maka terbangunlah ia dari tidurnya, dan langsung berangkat ke Damsyik menca,ri orang yang bernama Muaffaq itu sehingga ia sampai ke rumahnya. Dan ketika diketuk pintunya, keluarlah lelaki dan segera ia bertanya namanya. Jawab orang itu, “Muaffaq” Lalu abdullah bin Mubarok bertanya padanya, “kebaikan apakah yang telah engkau lakukan sehingga mencapai derajat yang sedemikian itu?” 

Jawab Muaffaq, “Tadinya aku hendak berhaji tetapi gagal karena keadaanku, tetapi aku mendadak mendapat uang tiga ratus dirham dari pekerjaanku membuat dan menempel sepatu, lalu aku berniat haji pada tahun ini sementara istriku sedang hamil, maka suatu hari dia mencium bau makanandari rumah tetanggaku dan ingin makanan itu, maka aku pergi ke rumah tetanggaku dan menyampaikan tujuanku yang sebenarnya kepada wanita tetanggaku itu.

Jawab tetanggaku, “Aku terpaksa membuka rahasiaku, sebenarnya anak-anak yatimku sudah tiga hari tanpa makanan, karena itu aku keluar mencari makanan untuk mereka. Tiba-tiba aku mendapat bangkai himar disuatu tempat , lalu aku potong sebagiannya dan membawanya pulang untuk dimasak, maka makanan ini halal bagi kami dan haram untuk makanan kamu.”

Ketika Abdullah bin Mubarak mendengar jawaban itu, aku segera kembali ke rumah dan mengambil uang tiga ratus dirham dan kuserahkan kepada tetanggaku tadi seraya berpesan agar tersebut dibelanjakan untuk anak-anak yatim binaanya.

“Sebenarnya hajiku adalah di depan pintu rumahku.” Kata Muaffaq lagi.

Demikianlah cerita yang berkesan bahwa membantu tetangg yang kelaparan amat besar pahalaya apalagi di dalamnya terdapat anak-anak yatim. Dalam cerita ini pula kita belajar bagaimana kita mendahulukan kepentingan orang lain dibanding kepentingan pribadi amat dicintai Allah Swt.


umber :Dikutip dari buku yang berjudul Akhlak Anak Islami penulis Qomari, S.Pd

Minggu, 10 November 2019

Anak Bisa Menjadi Sebab Musibah, Jika Orangtua Meremehkan Hal Ini

Dari berbagai buku yang telah saya baca tentang pendidikan anak, hampir di awal bab selalu diawali dengan pernikahan yang ideal. Itu artinya, pendidikan pertama dan utama dibentuk dari kedua orangtua.

Dalam berbagai penelitian pun sebagaimana disebutkan Junaedy Alfan, seorang Peneliti dan Praktisi Pendidikan berbasis Adab & IT, beliau mengungkapkan bahwa dalam berbagai penelitian didapatkan kesimpulan bahwa rumah adalah tempat pendidikan yg paling efektif dan memiliki porsi paling dominan dalam membentuk karakter seseorang. Seperti apa model anak tergantung seperti apa pola pendidikan di rumah oleh orang tuanya khususnya bagaimana ibunya.

Beliau menjelasan pula, bahwa para Ibu dari ummatus salaf telah membuktikan peran itu dalam melahirkan imam imam besar yg kita kenal sepanjang zaman.

Siapa yang mengajarkan Imam syafi’i kecil umur tujuh tahun sudah hapal alquran dan membawa hijrah ke Mekah untuk belajar berbagai disiplin Ilmu?

Siapa yang memandikan imam malik kecil pagi-pagi dan memakaikan pakaian lalu menyuruhnya pergi belajar adab dan ilmu kepada gurunya?

Siapa yang mendorong dan membawa imam Bukhari kecil ke Mekah untuk belajar hadis?

Siapa yang menghabiskan harta yang banyak untuk pendidikan guru imam Malik Rabi’atur Ra’yi?

Mereka adalah wanita janda, ibu imam Syafi’i, ibu imam Ahmad, Ibu Imam Bukhari, ibu Rabi’atur Ra’yi ditinggal suami berjihad sejak hamil sampai tua baru ketemu.

Demikianlah dahsyat, penting dan besarnya pengaruh seorang calon ibu dan ibu dalam membentuk karakter dan kesuksesan anak-anaknya.

Bukan hanya itu, orantua adalah faktor besar yang menyebabkan terjadinya kenakalan pada anak. Karenanya hendaknya seorang ibu dan calon ibu memperhatikan perannya kelak dalam memikul amanah dan melaksanakan tanggung jawab terhadap orang yang harus ia pelihara dan didik.

Dalam sebuah syair dikatakan,
Ibu adalah sekolah yang jika engkau
Telah mempersiapkannya
Berarti engkau telah mempersiapkan
Suatu bangsa yang mempunyai akar-akar
Yang baik.

Bukankah baginda Nabi berpesan, ibu adalah seorang pemimpin di dalam rumah suaminya dan ia bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya.

Tanggung jawab rumah dan keluarga bukan hanya peran seorang bapak seorang diri. Ibu dan bapak harusnya bekerja bersama dan saling tolong menolong dalam menyiapkan generasi dan menididik anak-anak.

Karena itu, jika ibu lebih mementingkan karirnya dan seorang bapak meremehkan tanggung jawab mengarahkan dan mendidik anak, maka anaknya tidak berbeda dengan anak yatim. Bahkan DR Nashih Ulwan mengatakan bahwa anak yang yang kedua orangtuanya seperti ini akan menghasilkan anak yang menjadi sebab kerusakan umat. Naudzubillah, bukankah ini adalah musibah.

Benarlah kata seorang penyair
Bukanlah anak yatim itu anak yang
Kedua orangtuanya telah selesai
Mengandung derita hidup (mati)
dan meninggalkannya sebagai anak yang hina
Tetapi anak yatim itu adalah yang mendapatkan seorang ibu yang menelantarkannya atau seorang bapak yang sibuk (tidak menghiraukannya)

Betapa ngerinya dan malunya kita sebagai seorang ibu atau bapak yang masih sehat, namun anak-anak kita tidak ada bedanya dengan anak yatim.

Semoga kita semua dimampukan menjadi umat yang kokoh dalam membangun peradaban, menebar ilmu. Semoga kita bisa menjadi orangtua dan pendidik yang mampu berjalan di atas jalan yang lurus dalam mendidik anak. Sehingga kelak kita bisa menyaksikan anak-anak dan generasi kita bagaikan malaikat dalam hal kejernihan jiwa dan ketaatan pada perintah rabbnya. Serta mereka menjadi teladan bagi orang lain dalam setiap kemuliaan.

Rabu, 06 November 2019

Inilah Penyebab Kesuksesan Menghilang Dan Masalah Berdatangan

Kesuksesan dan Kebahagiaan adalah dua hal yang hampir seluruh manusia impikan dalam hidupnya. Meski entah bagaimana cara mereka mewujudkannya. Setiap orang dalam mewujudkan kebahagiaannya tentulah berbeda-beda disebabkan defenisi mereka tentang bahagia kebanyakan memang berbeda.

Namun semua tentu sepakat, bahwa bahagia adalah sebuah rasa nyaman, ketenangan jiwa dan juga rasa damai.

Betapa banyak orang yang hidup berkecukupan soal harta, namun hidupnya tak bahagia. Merasa bahwa hidupnya tertekan dan penuh masalah. Betapa banyak orang yang sibuk mengejar bahagia dengan mengorbankan waktu, tenaga fikiran tapi malah merasa hidup tidak maju, masalah terus berdatangan, usagha tak kunjung membaik, sekolah banyak hambatan, atau sudah sarjana tapi tak dapat kerjaan dan sebagainya.

Tahukah sobat, di antara sebab utamanya adalah tak adanya ridha orangtua. Atau karena ada murka orangtua. Sebagaimana dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa, murka Allah terletak pada murka orangtua.

Bukankah yang memudahkan urusan, memberikan rezeki, menurunkan hujan, memperjalankan awan, menumbuhkan biji-bijian dan segala yang terjadi dalam kehidupan ini adalah kehendak Allah?

Oleh karena itu, bila Allah murka disebabkan orangtua tidak senang, orangtua murka dan hatinya tergores maka sangat potensial menjadikan rahmat dan taufik Allah tertunda.

Dan ini adalah sebuah masalah, yang menyebabkan kesuksesan menghilang. Kesedihan akrab menemani dan kebahagiaan berpamitan. Yaah, hidup ini penuh masalah bila durhaka pada orang tua.

Semoga Allah menjadikan kita anak-anak yang berbakti pada orangtua. Anak yang senantiasa mendoakan kebaikan dan didoakan kebaikan oleh orangtua kita.

Ternyata Inilah Pemberian Terbaik Dari Seorang Ayah Kepada Anaknya

Siapa yang tak kenal dengan sosok ayah. Peran dan posisinya dalam keluarga hampir diketahui semua orang. Ayah adalah lelaki yang merupakan pasangan dari seorang wanita atau ibu yang melahirkan seseorang.
Semua orang tentulah mengetahui bahwa sebuah keluarga tentu dipimpin oleh seorang yang bernama ayah.

Ayah memiliki tanggung jawab besar dalam membawa dan membentuk keluarga yang dibangun. Bukan hanya menjadi suami yang bertanggung jawab pada istri, namun juga ialah yang selalu memperhatikan kebutuhan rumah tangga sang istri.

Namun tak hanya sekedar itu, orang tualah yang bertanggung jawab penuh dalam mempersiapkan kematangan berfikir anak-anaknya dan juga membentuk karakter sang anak. Mengapa demikian?
Karena anaklah yang kelak akan meneruskan apa yang telah keluarga rancang dalam kehidupan sebuah keluarga, masyarakat dan negara.

Jika demikian bukankah pendapat yang mengatakan anak adalah investasi terbaik orang tua, bisa dibenarkan?

Oleh karenannya, orang tua terlebih kepala keluarga atau seorang ayah hendaklah senantiasa memperhatikan dan juga mempersiapkan anak menjadi bekal terbaik, dengan memperhatian karakter dan pola pikir anak-anaknya dalam memandang masa depan.

Sehingga dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa tidak ada pemberian yang paling baik dari seorang ayah kepada anaknya daripada pendidikan yang baik.

Memberikan kendaraan dan hunian mewah serta puluhan penjaga keamanaan bagi anak, tidak akan membawa perbaikan apa-apa bagi anak bila pemberian terbaik berupa pendidikan terbaik ini terabaikan

Marilah kita memperhatikan pendidikan anak-anak kita, sehingga kelak ia bisa menjadi kebanggan dan menjadi bekal terbaik, bukan hanya di dunia tapi terlebih do akhirat kelak. Aamiin

Rabu, 30 Oktober 2019

Aku Sudah Siap Nikah???



Nikah jangan asal nikah.

Maksudnya, nikahnya karena merasa sudah mau aja. Tapi sudah dipersiapkan sejauh mana?

Sudah siapkah jadi ibu?
Sudah siap jadi menantu?

Jangan-jangan hanya karena korban sinetron jadi kebaperan pengen nikah.

Ohh no! Nikah itu bagi aku sama kayak pakai hijab.
Tahu atau tidak tahu ilmunya, kalau sudah waktunya nikah, yah nikah. Sudah harus hijab yah wajib berhijab.

Tapi, jangan sampai karena cuma ikut-ikutan, jadinya pake khimar dan jilbab tapi malah tidak pakai mihna (alias pakaian dalam rumah), maksudnya pakai baju kurung tapi paha dan betis ke mana-mana. Penyebabnya bisa jadi karena tidak belajar ilmunya, sehingga dianggap enteng atau malah cuma ikut-ikutan.

Sama halnya menikah yah sobat. Kalau sudah waktunya menikah, menikahlah. Tapi jangan lupakan untuk belajar dan terus belajar ilmu membina dan membangun rumah tangga ✊🏻

Jadi, buat kamu yang Allah karuniahi waktu muda. Keluarga dan amanah, bisa jadi Allah sedang ingin melihat kita belajar banyak hal. Jangan sibuk baper aja. Terus sajalah belajar. Jangan bilang aku kapan nikah? Atau aku sudah siap nikah. Atau malah nikah tapi tak mau belajar.

Sungguh kelak kita akan menyesal atas waktu yang terbuang  sia-sia. Atas waktu yang telah kita lewati dengan kekosongan tanpa belajar dan berdzikir pada Allah.

Betapa wanita bisa bergembira dengan adanya kabar dari nabi yang secara jelas menyatakan bahwa, "Wanita sebenarnya tak susah jika ingin masuk surga" cukup bagi mereka mendirikan shalat lima waktunya, melaksanakan puasa wajibnya, dan yang terakhir adalah taat pada suaminya. Jika tiga hal itu sudah terpenuhi, maka mereka dipersilahkan masuk surga dari pitu mana saja yang ia suka.

Namun perlu diketahui bahwa nabi juga pernah menangis ketika mengenang perjalanan isra'nya, beliau diperlihatkan neraka dengan segala macam bentuk adzabnya sekaligus penghuninya. Ketika beliau ditanya tentang siapa penghuni tempat yang paling mengerikan itu, beliau menjawab bahwa mayoritas penghuninya adalah kaum wanita.

Bukan hanya itu, kehadiran wanita dalam rumah tangga harusnya bisa menjadikan rumah ibarat dan terasa surga. Mengapa? Karena keindahan surga digambarkan dengan adanya sosok wanita bidadari yang menawan.

Sehingga, rumah tangga yang isinya wanita yang seperti memiliki sifat penghuni surga akan membawa suasana surga dalam rumahnya.

Karena itu, mestilah terus belajar. Lalu bisikkanlah ke bumi bahwa anda siap menikah. Jika diijabah dan diberkahi, maka yang ada di langit di atas arasy akan mendengar dan memperkenankannya

Larompong
30 Oktober 2019

Rabu, 04 September 2019

Surat Terbuka 05 September_Sebuah Kelahiran Hidup dan Pamit

05-09-1995_05-09-2019

Hari ini special
Istimewa
Kadonya langsung dari Allah SWT

Sebuah kelahiran dan kejadian tidak terjadi begitu saja
Semua hal
Semua peristiwa hidup dan kehidupan
Tidak berlaku sebuah kebetulan

Allah Swt. telah merencanakan hidup ini begitu baik, meski harus diawali dan dilewati dengan air mata sejatinya memang demikian sebuah proses kelahiran

Terlahir dengan perjuangan dan rasa sakit, tak masalah. Asal kita dapat memastikan kehidupan kita membawa tawa dan bahagia untuk mereka yang hidup berdampingan dengan kita

Ahh... dunia berputar begitu cepat
Proses lahir yang menyakitkan ternyata segera berlalu, lalu berjalanlah roda kehidupan yang terasa panjang namun sejatinya hanya hitungan siang dan malam. Di depan sana kita pun harus sadar ada kehidupan selanjutnya yang menunggu, maka diri kita pasti akan berpamitan dengan dunia

Sedih memang, meninggalkan apa yang sudah terbiasa bersama kita
Namun ada yang merindukan jua di sana
Surga rindu bagi mereka yang bertakwa
Pemilik surga rindu bagi mereka yang beriman
Kekasih pemilik surga rindu bagi mereka yang senantiasa menjalankan sunnah dan ajarannya

Lahir Hidup dan Pamit
Sebuah rangkaian hidup yang tak bisa kita pilah, lalu pilih hanya yang kita mau.

Maka pastikan, proses pamit nanti
Kita pamit dengan senyum
Dan giliran mereka yang menangis

Ahh...jangan, Kau jangan menangis
Nanti kita kan bertemu
Di sana

Iya... Jika jalan dan tujuan hidup kita sama
Karena itu kuingin kita satu langkah
Satu tujuan
Satu arah
Dan satu itulah yang mempertemukan kita nanti

Semoga. Aamiin

Surat terbuka untuk siapa saja

05-September-1995

Binturu, Kondongan
05-September-2019

Jumat, 26 Juli 2019

Menyikapi Para Pendosa

Kesempurnaan hanya milik Tuhan pencipta alam semesta, Allah SWT. Bahkan Rasulullah Saw pernah ditegur oleh Allah lantaran ekspresi beliau dan itu diabadikan dalam Qur'an surah Abasa. Demikianlah manusia mulia sepanjang zaman pernah melakukan kekhilafan. Apatah lagi manusia biasa.

Seorang teman bertanya pada saya. Bagaimana menyikapi seseorang yang ingin berteman, mengenal dan shareing pengetahuan dengan orang lain namun orang pertama ini kadang tak menjalankan sunnah, kadang lalai, lalu kadang melakukan kesalahan?

Baik. Manusia biasa sudah tentu tidak luput dari kesalahan. Alangkah indah hati orang yg melakukan kesalahan lalu menyadari kesalahannya. Itu artinya Allah masih mengetuk hatinya dan memberikan peluang untuk memperbaiki dirinya.

Alangkah celaka jika ada yg merasa sudah sempurna dan baik, lalu meremehkan mereka yang terlihat tak baik.

Betapa banyak kisah seorang yang kelihatannya pendosa, lalu ia diam-diam menangisi kesalahannya lalu Allah angkat derajatnya.

Biarlah saya ceritakan sebuah kisah yang disampaikan oleh Ustadz Hamid Ahmad, dari Abu Hurairah yang berkata, bahwa Rasulullah Saw pernah bercerita : Ada dua orang laki-laki bersaudara dari Bani Israil. Salah seorang dari mereka adalah pendosa, sementara yang lain adalah ahli ibadah.

Ahli ibadah itu selalu melihat saudaranya berbuat dosa dan ia selalu berkata, "Berhentilah dari berbuat dosa."

Suatu hari ia melihatnya sedang berbuat dosa, lalu ia berkata kepadanya, "Berhentilah dari berbuat dosa."

Pendosa itu berkata, "Biarkan aku bersama Rabb-ku, apakah engkau diutus untuk selalu mengawasiku?!"

Ahli ibadah berkata, " Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu," atau dia berkata "Allah tidak akan memasukkanmu di dalam surga."

Allah SWT lalu mencabut nyawa keduanya sehingga keduanya berkumpul di sisi Rabb semesta alam.

Allah kemudian bertanya kepada ahli ibadah "Apakah kamu lebih tahu dari-ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam kekuasaan-Ku?"

Allah lalu berkata pada pendosa, "Pergi dan masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku."

Dan Dia berfirman kepada para malaikat: "Bawalah ia ke neraka."

Dari kisah ini setiap muslim dan terlebih saya harusnya bisa mengambil pelajaran bahwa, seseorang masuk surga atau neraka bukan karena ia soleh atau solehah. Tapi karena rahmat dari Allah SWT.

Karenanya tidak pantas seseorang mengucilkan, membenci saudaranya.

Hanya saja. Harus kita tahu, kita semua pendosa termasuk saya, tapi kita tentu ingin masuk surganya Allah dengan rahmat Allah karenanya mari kita perbaiki diri kita. Berlomba dalam kebaikan. Kita harusnya berlomba untuk mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Alangkah baik jika diri kita yang pendosa menyadari dosa itu lalu memperbaiki diri.

Demi Allah, Allah lebih bahagia dari taubatnya seorang hamba daripada seseorang yang bahagia menemukan kendaraan serta perbekalannya yang tadinya sempat hilang darinya

Sumber: Kisah Ini Dikutip Dari Buku Kisah Teladan Dalam Hadist Dengan Pendapat Pribadi Penulis

Senin, 08 Juli 2019

CERITA DIBALIK PELATIHAN Part #1

Bismillah, Alhamdulillah saya sangat bersyukur Allah berikan saya kesempatan untuk hadir di pelatihan Pogram Tahfidz Balita dan Anak yang diadakan di Makassar beberapa hari yang lalu bersama al Ustadz @edy_protaba

Pelatihan ini bagi saya sangat penting, karena dari sejak tahun 2013 saya mengenal islam dan belajar mengaji dengan musyrifah sekaligus kakak, sahabat dan guru saya yakni kak Hasna dan Kak Sri saya benar-benar jatuh cinta dengan Quran. Saya pun punya mimpi ingin jadi keluarga Allah, ingin punya keluarga penghafal quran dan ingin menjadi pengemban Quran dan yang motivasi pertama saya adalah, saya tahu seberapa pun kaya nya saya, meski bergunung-gunung emas yang saya berikan kepada kedua orang tua saya itu tidak mampu membalas jasa mereka yang sudah merawat saya dan mengasihi saya hingga kematian saya nanti. Karenannya saya ingin berikan kado terindah untuk orang tua saya yang melampaui dunia, yakni mahkota dan kemuliaan di surga kelak
untuk mereka orang tua saya. Ibu Hana dan Pak Anwar💞. Perasaan ini ingin saya tularkan pada generasi dan adik-adik saya. Karena semua orang tua berhak bahagia dunia dan akhirat. Karenannya salah satu cita-cita saya agar cita-cita yang lain bisa terpenuhi adalah saya ingin mendirikan Rumah Quran. Dan Alhamdulillah cita-cita ini bertambah mantab saat saya lulus kuliah (sekitar tahun 2016).

Sejak dulu saya punya keinginan untuk membuka Rumah Quran dan ternyata di 2019 ini baru Allah bukakan jalannya. Alhamdulillah
.
.
Tugas manusia memang hanya berniat dan berusaha tanpa henti karena kapannya hanya Allah yang bisa menentukan. Yang salah dan keliru yaitu ketika manusia tidak berani punya mimpi dan cita-cita. Saya teringat dengan sebuah kalimat indah, "Hanya karena belum meraih mimpi, bukan berarti hidup Anda tak berarti. Hidup tak berarti jika Anda tidak punya mimpi untuk diraih." Karena itu saya selalu menyertai mimpi-mimpi saya dengan doa, dan Alhamdulillah Allah bukakan jalannya.

Anda, saya dan kita semua harus berani bermimpi. Dan mimpi atau cita-cita harus dibarengi dengan ikhtiar atau usaha untuk meraihnya karena Innallaha la yughayyiru ma bikaumin hatta yughayyiru ma bi anfusihim.
Ini pesan Allah dalam Quran surah Ar Raad ayat 11, dimana Allah sampaikan bahwa, sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, atau seseorang, atau keluarga atau sebuah komunitas hingga mereka mau mengubah atau berusaha mengubah keadaan mereka sendiri. Jika kita sudah niat, sudah usaha dan doa maka tunggulah keajaiban akan menghampiri anda.

InsyaAllah. Semangat bermimpi menjadikan anak-anak kita, adik kita, keluarga kita dan diri kita menjadi penghafal quran.
Jika ada kemauan ada 1000 jalan, jika tak ada kemauan akan ada 1000 alasan.

Follow @rq_istiqomahbinturu☑

https://www.instagram.com/p/BzmGEerBHJJ/?igshid=jjg4e4habso2

CERITA DIBALIK PELATIHAN Part #2

Bermodal Bismillah, niat dan nekat.

Setelah mengetahui ada pelatihan program tahfidz, maka tekad saya bulat untuk ikut. Saat itu saya benar-benar bertanya dalam diri, "Benarkah saya yakin? Yaah saya tidak yakin dengan diri saya. Tapi saya punya Allah, saya yakin sampai hari ini cita-cita ini ada karena Allah mengizinkannya." Lah tanya sendiri, jawab sendiri. Piye iki

Di group whatsapp, ustadz @edy_protaba menulis sebuah pesan bahwa jika ingin melakukan sesuatu, segera bertindak jangan terlalu banyak pertimbangan. Jleeb, kata-kata itu sangat menusuk. Karena sejak dua ribu enam belas saya ingin mendirikan rumah quran namum terhalang karena terlalu banyak mikirnya. Karena membaca pesan ustadz jugalah salah satu yang menggerakkan saya beranikan diri menghubungi panitia pelaksana pelatihan untuk mendaftarkan diri.

Jangan ditanya, apakah pelatihannya butuh dana. Tentu. Dan saat itu saya hanya bilang ke panitianya, insyaAllah saya akan transfer uangnya. Padahal, saat itu benar-benar saya tidak punya danau eh dana.

Okeh saya punya Bapak yang selalu mendukung saya, tapi sejak selesai kuliah benar-benar saya malu untuk selalu meminta bantuannya. Saya benar-benar harus mandi sendiri eh belajar berusaha sendiri. Maka saya putuskan untuk tidak meminta bantuan bapak meski benar-benar butuh.
.
.
________________
Tempat pelatihan dan rumah saya kira-kira butuh ongkos 300 ribu untuk pulang perginya. Ditambah uang penginapan 300/ dua malam karena acara pelatihan berlangsung dua malam. Ditambah biaya pelatihan yang sama dengan sewa mobil dan juga biaya lainnya selama di Makassar.

Alhamdulillah, kira-kira uang yang saya butuhkan adalah 1,5 juta untuk hidup di Makassar dengan biaya-biaya lainnya yang saat itu saya bersyukur karena uang saya tidak ada sama sekali 😩

Tapi saya selalu ingat pesan Opu, salah satu kenalan yang juga punya Rumah Quran. Beliau pernah berpesan, "Nak eka melangkahlah dan yakin sama Allah, niat baik seorang hamba akan Allah akan bukakan jalannya. Yakin itu".

Demikan pesan indah dari Opu Sri Wahyuni. Terima Kasih opu😘🙏

Ya. Saya selalu yakin dengan pertolongan Allah. Namun kadang-kadang manusia itu terlalu pintar matematikanya. Ia menghitung-hitung dengan hitungan matematis. Padahal pertolongan Allah tidak bisa dikalkulasikan. Bukankah jika kita miskin, kita punya Allah yang Maha Kaya? Cuma masalahnya kepercayaan itu tidak boleh kurang dari 100%

Bismillah. Harus yakin 100%

Dan hari itu tanggal 22-23, bagi orang lain mungkin hari biasa dan biasa saja ikut pelatihan. Tapi bagi saya itu luar biasa. Ternyata bahagia itu jika kita mencapai sesuatu dengan upaya dan kesukaran.

Hari itu saya bisa ikut pelatihan dan juga mengajak salah satu pengajar saya. Jadilah biayanya dua kali lipat bukan? Tapi bagi Allah itu mudah. Semua dimudahkan oleh Allah. Bahkan saya bisa ke toko buku saat di Makassar dan membeli buku dengan harga hampir 600.

Ahh saya jadi punya sebuah pesan buat diri saya sendiri, "Jika kamu kesulitan, jangan menganggap itu sulit. Karena itu artinya kamu meniadakan Allah dalam urusanmu. Bukankah Allah Maha Besar? Jika kamu punya masalah yang besar, katakan pada masalah itu bahwa kamu punya Allah yang Maha Besar. Jika kamu kekurangan, bukankah Allah Maha Kaya? Bukankah Allah Maha Rahman dan Maha Rahim?"

MaasyaAllah.

Dan terbuktilah bahwa Allah Maha Penyayang. Ia amat sayang dengan diri Ini. Percayalah bahwa rezeki dan pertolongan Allah akan datang dari arah mana saja yang tidak kita sangka-sangka. Dan ini berlaku pada siapa saja yang berniat pada kebaikan, yakin dengan dan bersungguh-sunguh serta berdoa kepada Allah SWT.

Jangan benci kesulitan, karena dari sana kita belajar kepuasan dan rasa syukur.

Orang yang terbiasa dengan kemudahan, akan sukar dalam bersyukur dan menghargai hal-hal sederhana.

Bersemangatlah selalu. Karena disetiap kesulitan Allah sudah siapkan kemudahan.

Oleh: Eka Trisnawati Anwar
(Pembina Rumah Qur'an Al-Istiqomah Binturu)

✊🏻 semangat

# *Allah Bersama Prasangka Hambanya*
# *Mudahkan Quran Hidup Akan Mudah*

Kondogan, 9 Juli 2019

Jumat, 28 Juni 2019

OBAT DAN PACARAN

Selain sebagai pengajar di Madrasah Ibtidaiyah, dan pembina rumah tahfidz, saya juga aktif menjual produk-produk herbal.

Suatu hari ada yang bertanya, "Kak, herbal itu pahit atau tidak? Hasilnya bagaimana? Apakah ada perubahan atau bagaimana?"

Pertanyaan ini mirip interogasi😊 tapi yah sudah namnaya juga pembeli. Suka-suka dia mau nanya apa, meski kadang tidak memperhatikan bahwa si penjual juga punya perasaan. Okeh sebagai penjual harus bisa tampail melayani setiap celoteh dan pertanyaan pelanggan. Sepertinya ini saatnya untuk dakwah sambi jualan.

Dan mulailah saya berceloteh.

Dek, sesuatu yg bagus itu biasanya butuh waktu untuk penyembuhan. Kalau yang hasilnya cepat itu kebanyakan akhirnya mengecewakan. Karena yang instan itu tidak mengobati tapi hanya menekan penyakit. Mungkin menyembuhkan tapi tidak sampai ke akarnya.

Hmm kayak jodoh. Kenapa coba banyak orang memilih jalan pacaran? Yaah karena mereka mau mengobati naluri kasih sayang, mencintai dan rasa ingin dicintainya.

Jika rasa ini muncul, mereka berupaya memuaskan perasaannya secara instan yakni dengan jalan pacaran. Akhirnya, hasilnya banyak yg mengecewakan dan bahkan berujung pada penyakit lain yang lebih parah.

Padahal mereka bisa saja memilih jalan menikah. Kalau belum sanggup mereka bisa menundukkan pandangan atau berpuasa.

Lagi-lagi kenapa mereka tidak memilih itu? Yaah tepat sekali. Karena pilihan itu ibarat obat herbal. Yang hasilnya tidak langsung kelihatan dan butuh perjuangan dan waktu.

Tapi ingat, dibalik itu mereka tidak memahami bahwa Allah sedang menyembuhkan mereka sampai ke akar-akarnya

Demikian juga obat bagi saya. Makanya saya kalau sakit itu lebih memilih herbal yang mungkin tidak langsung sembuh kayak obat kimia.

Hehe
Obat herbal itu seperti pernikahan, mungkin harganya mahal, butuh perjuangan untuk belinya bahkan pas dikonsumsi tidak instan hasilnya, tapi mampu menentramkan jiwa dan juga halal pastinya😊🤭 selain itu menyembuhkannya sampai menghilangkan penyakit. InsyaAllah

Jadi memang kenyataannya banyak yang menganggap herbal itu kadang lambat atau bahkan tidak menyembuhkan dan tidak ada efeknya. Kenapa demikian? Karena belum habis dikonsumsi sudah mau cepat-cepat sembuh.

Padahal kesembuhan itu datangnya dari Allah lewat ikhtiar kita minum obat. Oke jika setelah meminum obatnya tidak menyembukan setidaknya kita sudah menempuh jalan terbaik kan. Dengan tidak minum obat sembarangan karena kembali lagi kesembuhan hanya milik Allah.

Nah maaf nih yaah. Contohnya seperti pernikahan lagi. Kenapa pernikahan, pernikahan lagi? Karena jika bahas pernikahan semua pada semangat kecuali yang memang sedang banyak utang dijamin dia sedang murung hehe....

Nah seperti pernikahan pada Ibunda Siti Asiah, ia telah berusaha menempuh jalan terbaik untuk menyalurkan perasaannya dengan pernikahan. Tapi apakah sakitnya bisa terobati? Tidak. Malah ia semakin diuji kesabarannya. Tapi dari situ ia menjadi wanita termulia dimuka bumi ini.

Pernikahannya tidak menghantarkan keluarganya mencapai keluarga bahagia, atau menyembuhkan deritanya. Tapi lewat itu Allah angkat derajatnya lewat kesabaran.

Ups kok jadinya kayak cerpen yaah. Baik saya akhiri tulisan ini, jadi kesimpulannya, jika berobat herbal harus sabar yaa untuk menunggu hasilnya. Dan harus dihabiskan obatnya. Jangan khawatir herbal itu bagus jika dikonsumsi

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...