Sabtu, 30 Mei 2020

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar.

Padahal kita banyak temui anak-anak yang masih usia dini sudah bisa menghafal Qur'an, bukan hanya sebagian tapi keseluruhan isi Al Qur'an. MaasyaAllah

Tapi itu kita temui pada keluarga yang memang orang tuanya adalah orang tua hebat dan memiliki pemahaman yang baik.

Lalu kita di kampung? 

Jangan berkecil hati.
Al-Qur'an itu Allah telah dimudahkan untuk dihafal. Tapi hanya yang hatinya bersih dan suci.

Anak-anak kita masih suci dan bersih maka ia akan muda menerima dan menghafal Quran. Al Qur'an terbukti mampu difahami dan dipelajari orang berbagai kalangan.

Namun dengan catatan kita harus senantiasa menjaga kesucian dan kebersihan otak anak-anak kita. Jangan mengotori mereka dengan perkataan kasar, cacian, ejekan bahkan pukulan fisik. Karena secara tidak langsung kita telah membunuh syaraf-syaraf otak mereka dan juga kita telah memberikan pendidikan yang tidak semestinya secara tidak langsung

Dalam mendidik anak ada fase-fase dan cara pendidikan yang harusnya diterapkan kepada anak. Kita tidak harus memaksakan mereka harus memburu target hafalan, kita tidak mestinya memaksakan mereka memiliki kemampuan cepat seperti anak-anak yang lain.

Yang pertama yang harus ditanamkan kepada mereka adalah cinta dan keteladanan. 

Cinta kepada siapa? Tentu kepada Allah SWT. 

Lalu bagaimana anak bisa memahami cinta kepada Allah sementara usianya masih dini? 

Nah ini ada kaitannya dengan yang kedua. Teladan.

Teladan kepada siapa? Baginda dan para orang-orang shaleh. Eits tapi ingat, seorang anak lebih cenderung belajar kepada apa yang ia sering lihat. Jangankan anak, orang tua pun demikian. Yang saya maksud adalah, orang tua lah yang pertama kali harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. 

Jika kita ingin anak mencintai Allah SWT. Perlihatkan bahwa kita begitu mencintai Allah SWT. Maka dengan sendirinya anak akan bertanya, "Ibu kenapa ibu selalu shalat? Ibu kenapa kita harus Shaum? Ibu kenapa ibu harus menutup aurot kalau ada lelaki asing? Dan seterusnya. 

Nah lewat teladan inilah anak akan mencintai apa yang dicintai orang yang ia teladani itu. Yakni orang tua.

Ajari mereka kelembutan dengan berbicara kepada mereka dengan lembut. Ajari mereka bersedekah dengan membawa mereka saat kita hendak berbagi. Ajarkan mereka rajin tilawah dengan cara memperlihatkan betapa rajinnya kita orangtanya bertilawah Qur'an. Ajarkan mereka kasih sayang dengan cara tidak membeda-bedakan dan membandingkannya dengan saudaranya. Ajarkan mereka kepedulian dengan cara peduli terhadap apa pun yang ia ceritakan. 

Itu adalah pendidikan. Yang perlu diketahu orang tua, bahwa anak kita pada usia 2 sampai 3 tahun, otak mereka sudah mampu menampung memori. Maka alangkah indahnya jika yang pertama kali ditampung otak anak kita adalah ayat-ayat Al Qur'an.

Usia 3-6 tahun, kemampuan anak menerima pengetahuan, mengambil pelajaran dan mencontohnya telah mencapai puncaknya. Inilah usia emas anak atau yang sering kita dengar dengan istilah Golden Age

Alangkah indahnya jika masa emas ini diisi orang tua dengan hal-hal berkualitas untuk nutrisi otak anak. 

Oleh: Eka Trisnawati Anwar
Pembina RQ Al-Istiqomah Binturu



Selasa, 26 Mei 2020

Aku Ingin Meneladani Empat Wanita Penghuni Surga


Di era serba instan ini, banyak godaan materi yang senantiasa dihadapi oleh kaum perempuan. Namun, untuk menghindari godaan-godaan tersebut kita selalu diingatkan oleh Allah untuk memulai sesuatu hal dengan bersyukur. 

Bersyukur dengan apa yang dalam diri, khususnya bersyukur terhadap segala hal yang tidak tampak, seperti ketaatan, kesehatan diri, ketenangan yang ada di dalam hati, serta lingkungan yang baik.Itulah nikmat syukur yang harus kita dahulukan, sebelum mensyukuri hal lain.

Terkait dengan qalbu, kita juga harus melakukan permohonan maaf dan memaafkan. Tak sedikit keadaan yang membuat kita jengkel atau sedih, dimana di luar kendali kita. Oleh karena itu, setiap hari diusahakan kita berintrospeksi diri dengan meminta maaf dan memaafkan. Jangan sampai, ketika kita berbuat amalan, masih ada satu ganjalan dalam hati yang kita rasakan, yaitu mendendam.


Saudaraku, ketika kita ditanya: “Bagaimana menjadi perempuan dambaan syurga?“, kita tidak perlu mencari buku atau broswing internet, karena Allah telah memberikan pedoman lengkapnya, yaitu melakukan perbuatan dan ibadah yang didambakan oleh syurga, sesuai al-Qur’an dan As-Sunah.

Saat ini perempuan identik dengan kecantikan lahiriah, sampai-sampai banyak produk kecantikan yang memberikan iming-iming kulit putih dalam waktu satu minggu. Sayangnya tidak jarang para perempuan tidak melihat berapa harga yang ditawarkan. Asal bisa putih dan cantik, mereka berharap bisa membayar berapa pun. Padahal, ada kecantikan yang tak akan pernah pudar yaitu yang ada dalam qalbu. Kecantikan itu berupa ketaatan kepada Allah, kesederhanaan, kelembutan dan pengorbanan.

Dalam Surat An-Nahl (16) : 97 berbunyi : “ Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa telah mereka kerjakan.

Dalam surat tersebut kita mengerti, bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal kebajikan harus disertai iman.Ketika iman sudah bersemayam dalam qalbu, dan ketika melakukan kebaikan maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang baik pula.

Melalui media elektronik kita bisa melihat, perempuan yang mempunyai paras cantik dan kepintaran, dipuja-puja di ajang Miss Universe. Tak dapat dipungkiri, jika beberapa remaja mengidolakan mereka. Melihat fenomena tersebut, para ibu harus menanamkan pada anak-anak mereka sejak dini, bahwa perempuan yang didamba syurga bukan mereka yang bergelar Miss Universe atau Putri Indonesia, tetapi seperti yang ada dalam sebuah hadist berikut ini:
Wanita paling utama di surga adalah Khadijah binti Kuwalid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imrah dan Asiyah binti Muzahim istri Fir’aun.” (HR.Ahmad dan Thabrani)

Perempuan dambaan al-Qur’an adalah sebagaimana Khadijah, Fatimah, Maryam, maupun Asiyah. Kita sebagai perempuan harus meneladani sifat-sifat mereka, bukan meniru sifat-sifat Miss Universe, Putri Indonesia, atau perempuan-perempuan yang masih jauh dari syariat Islam atau masih melanggar perintah Allah.

Berbicara tentang Khadijah binti Khuwalid , ada ucapan Rasulullah untuk Ummul Mukminin Khadijah kita yaitu “Allah SWT tidak akan memberikan wanita pengganti untukku yang lebih baik darinya. Ia beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar kepadaku. Ia mempercayaiku ketika orang – orang mendustakanku, ia menghiburku dengan hartanya ketika orang-orang menghalangiku. Ia memberiku anak keturunan ketika istri-istriku yang lain tidak bisa memberinya untukku.

Kisah tersebut menjelaskan, bahwa saat Rasulullah mendapatkan wahyu di Gua Hira, maka Khadijahlah adalah wanita pertama yang menenangkan, sekaligus beriman dan mempercayai Muhammad sebagai Rasul. Ketika itu, Khadijah juga mengorbankan hartanya untuk berjuang di jalan Allah. Masya Allah. Begitulah Khadijah, wanita yang penuh pengorbanan selama hidupnya.

Ketika berbicara tentang Fatimah binti Muhammad, maka dalam sebuah hadist disebutkan, bahwa “Sesungguhnya Fatimah adalah pemimpin wanita penghuni surga.” (HR. Al-Hakim). Bahwa Fatimah menggantikan fungsi ibunya dalam mengurusi ayahnya Rasulullah SAW, setelah ibundanya wafat. Ia hidup dalam kesederhanaan dan sifat yang paling menonjol adalah tidak pernah mengeluh akan kekurangan hartanya.

Begitu pula Asiyah binti Muzahim. Ia adalah suri tauladan bagi wanita beriman. Ia adalah istri Firaun, pemimpin yang mengaku Tuhan, sangat berkuasa, kafir, dan menggetarkan istana, karena kesyirikan dan paganismenya. Meski istri seorang Firaun, iman Asiyah sangat dalam. Hubungannya dengan Allah sangat kuat, pemahamannya luar biasa, ucapannya halus, logikanya tajam, dan permintaannya halus.

Perempuan terakhir dambaan al-Qur’an adalah Maryam ibunda Isa AS. Dalam surat Ali Imron ayat 42 tertulis: “Hai maryam sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa  hidup dengan kamu).“. Ia adalah satu-satunya perempuan suci, yang melahirkan putra tanpa ayah. Satu-satunya perempuan yang namanya disebut dalam Al-Qur’an beberapa kali. Bahkan ia menjadi nama salah satu surat dalam Al-Qur’an.
Saudaraku, semoga kita semua dapat berusaha meneladani perempuan dambaan Syurga di atas. Amiin. 

Oleh, Ust. Bachtiar Nasir


Senin, 18 Mei 2020

Alhamdulilah Sayalah Yang Belajar


Yang belajar bukan mereka (Santri) Tapi sayalah yang sedang Allah didik. 

Alhamdulillah. Lewat Corona Allah mengajarkan bagaimana menangani anak sebanyak ini sendirian, dengan karakter yang berbeda-beda. 

Cara menyampaikan pelajaran juga harus beda. Ditambah rasa pendidikannya juga pasti lebih ekstra karena berada di bulan sabar. Semua begitu nikmat, semoga senantiasa menikmati setiap pembelajaran dari Allah SWT lewat RQ ini.

Minggu, 17 Mei 2020

Kangen Belajar Ke Luar Pulau


Pict... November 2019 di Kota Malang yang indah🥰💖  

Semoga Covid-19 segera berakhir.... 

Hal yang ingin sekali saya lakukan adalah mencari ilmu, ketemu  langsung sama ahlinya. Oyah ini tiga RQ, kami studi tour, semua bawa personil dan saya hanya sendiri. Saat itu benar-benar bermodal Bismillah dan Bi idznillah. Alhamdulillah meski hampir kebanyakan yang sebelumnya belum kenal akhirnya bisa seperti sudah lama kenal. Islam memang indah, dan semua yang Allah senangi insyaAllah indah. Seindah Kamu 🤭🤫 Upss, jangan laper yaah 😇 
Tapi kamu yang baca tulisan ini memang indah kok. Aamiin

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...