Senin, 21 Januari 2019

MOTOR dan DAKWAH

Dulu
.
.
.
Motor Bapak bahkan hanya menyentuhnya saja aku tidak berani.

Tapi Alhamdulillah sekarang mau di bawa perjalanan sejauh apa pun dan ke mana pun Alhmadulillah Bapak ijinkan.

Alhmdulillah bapak ada dua motor pribadi jadi kalau motornya yang satu aku pakai, bapak biasanya ngalah pakai motor yang satu lagi.

Kendaraan ini adalah titipan dari Allah. Dia lebih tahu apa yg akan terjadi nanti makanya Allah siapkan motor ini sebagai ganti kalau motor biruku lagi manja-manja di rumah.

Masih lekat banget di ingatan aku, saat masih awal-awal selesai kuliah dan mulai dakwah di kampung.

Jarak tempuh tempatku dengan tempat ngisi kajian adik-adik SMK itu kurang lebih 70 sampai 80 menit dan sebelum berangkat bapak selalu bertanya, tepatnya menginterogasi

Mau ke mana? Padahal sudah tahu mau ke mana sebenarnya. Dan selalunya pasti berekspresi berat untuk mengijinkanku keluar.

Dan alhamdulillah sekarang bliau berbanding terbalik banget dengam dulu. Kalau dulu di tanya-tanya, Alhmdulillah sekarang ke mana pun aku pergi bapak hanya mendoakanku agar selamat dan bisa berhati-hati.

Bapak sangat percaya denganku ke mana pun aku pergi. Dengan teman mana pun.

Itu terjadi tidak serta merta tentunya yah dear. Ada proses. Interaksi dan akhlak islam yang kita terapkan dalam kehidupan kita yg membuat ortu menaruh kepercayaan pada kita.

Dengan sabar menghadapi segala bentuk interogasi dari orang tua.

Jika pun hari ini orang tua belum menerima perjuangan kita. Kembalikan ke kita, mungkin cara penyampaian kita yang mesti di perbaiki lagi.

Jika orang tua keberatan jika kita selalu ke luar. Mungkin mengatur waktu dengan keluarga dan aktivitas di luar rumah perlu di perbaiki lagi aturannya.

Positif thinking aja. Kembalikan ke diri kita aja bahwa orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anaknya.

Buat orang tua kita yakin bahwa kita adalah anak yang amanah dan bisa menjaga diri. Hanya itu yang ingin orang tua pastikan dari kita.

Saat menghadapi pertentangan dan segala bentuk ujian, berfikir positiflah selalu. InsyaaAllah semua perkara itu baik. Yakinlah setiap apa yang menimpa kita adalah baik dan ada proses pendewasaan di sana.

Coba andaikan dulu saat ortu menasihati, memarahi kita. Kita ikut marah-marah dan bersitegang maka akibatnya pasti berdampak sampai sekarang.

Maka tidak ada yang mesti kita lakukan kecuali dakwah dengan memperhatikan akhlak disertai ilmunya. Tentu hal ini telah Allah jelaskan agar menyampaikan islam dengan cara yang ahsan, dengan hikmah dan pengajaran.

Aku jadi teringat dengan kisah Ustdz Felix, beliau dengan orang tuanya tidak satu aqidah tapi orang tua beliau sangat mendukung dakwahnya. Bahkan di fasilitasi jika hendak pergi berdakwah.

Jadi didukung oleh ortu tidak mesti harus se arah pemikiran yah Dear. Meski se arah adalah harapan yang sangat ingin diwujudkan. Iya kan.

Tapi masalah hidayah. Allah yang beri.

Jika sudah demikian, kita kembalikan lagi bahwa, tugas kita adalah berdakwah, mengaplikasikan pemahaman islam kita, Ilmu iman dan akhlak. Aplikasikan keempatnya dalam setiap sendi kehidupan maka jangankan keluarga musuh pun akan menaruh hormat pada kita.

Iya kan.

Masih ingat dengan Abu Thalib paman Rasulullah Saw. Paman Rasul tidak mengakui Islam tapi beliau mendukung dakwah Ponakannya.

Demikianlah hebatnya islam, indahnya  pancaran iman dari Akhlak islam yang dicontohkan Baginda Nabi.

Kalau pun kita belum mampu menjadikan keluarga kita sepemahaman setidaknya mereka mengerti dengan perjuangan kita.

Maka akan berlaku sebuah kalimat.

Jangan bersama seseorang karena ia baik
Tapi jadilah baik maka seseorang akan bersama kalian.

Jangan inginkan kebaikan dari seseorang
Tapi berbuat baiklah maka akan ada kebaikan yang menjadi harapan untuk mereka jadi baik pula.

Sehingga sampailah kita pada pepatah Ustdz Salim A Fillah "Jangan Jatuh Cinta
Tapi Bangun Cinta"

Dan akhirnya saya juga punya pepatah

Jangan jatuh di jalan dakwah
Tapi dakwahlah meski berkali-kali jatuh

Karena kepercayaan itu dibangun
Kesetiaan itu dibangun
Istiqomah itu dibangun
Dan cinta itu di bangun

Special untukmu... Semoga kelak kita bersama di Jalan Cinta Para Pejuang

Aamiin.

#Muslimahpenaperadaban
#ODOPbatch1
#mengenangaja

Sabtu, 19 Januari 2019

Harga Seorang Wanita Muslimah

Dear
Ukhtiku Muslimah Sejati

Tahukah ukhti
Dirimu begitu berharga
Saking berharganya dirimu sebagai muslimah
Sebesar apa pun materi tak mampu membeli dirimu.
Tahukah ukhti
Dirimu itu tak ternilai oleh perhiasan dunia apa pun
Dan tak bisa digadai oleh materi

Dear
Ukhtiku Muslimah Sejati
Janganlah tergiur dengan angka fantastis
Karena yang demikian adalah kesenangan semu
Kebahagiaan hakiki tidak ternilai oleh materi dan tidak berhitung angka

Harga seorang muslimah tidak di ukur oleh angka-angka materi tapi penghormatan.

Dear
Ukhtiku muslimah sejati

Betapa sedih melihat mereka yang dinilai dengan segepok materi, dinikmati setiap inci badannya, terhina, dihina, lalu ditelantarkan dan dilupakan.

Yah rabb. Ampuni kami. Ampuni saudara kami. Bukakan pintu hatinya.

Dear
Ukhtiku muslimah sejati

Materi
Itu bukan nilai diri anda
Tapi niat orang yang mendatangi ukhtilah letak nilainya.

Seberapa besar tekadnya ingin memuliakan anda di hadapan Rabbnya.
Seberapa serius ia meminta anda pada orang tua anda. Menjaga anda dengan ikatan yang halal dan seberapa baik ia memanggil anda dengan panggilan terbaik "Istriku"

Alangkah beruntung dan bahaginya anda. Jika didatangi seorang pria dengan membawa materi dengan niat untuk memuliakan Anda.

Inilah kemuliaan. Kebahagiaan, dan harga yang tak ternilai pula. Jika pun ingin membeli kebahagiaan ini dengan materi, saya jamin ia (kebahagiaan itu) tak akan anda dapatkan dengan jalan yang demikian.

"Sesungguhnya apabila seorang suami menatap istrinya dan istrinya membalas pandangannya (dengan pandangan penuh cinta kasih) maka Allah SWT. akan menatap mereka dengan pandangan kasih mesra. Dan jika suami membelai tangan istrinya, maka dosa mereka akan berguguran di sela-sela jari tengah mereka." ( HR. Miasyarah bin Ali dari Abu Said bin Al Hudri)

Ini baru memandang dan berpegangan dengan yang halal. Belum ketika mengandung, melahirkan, menyusui, mendidik plus melayani suami. Maka bisa dipastikan, materi yang segepok bagi orang-orang yang selalu mengukur segalanya dengan materi tidak apa-apanya jika dibanding balasan dari Allah SWT Sang Pemilik Kekayaan.

Ingat!
Hal ini hanya bisa ukhti dapat dengan jalan yang halal (pernikahan bukan perzinahan)

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua. Memberikan keistiqomahan dan meberikan karunia pasangan soleh/solehah dan soleh mensolehkan.

Aamiin

08 Januari 2019
@eka_trisnawatianwar

#muslimahpenaperadaban
#2019tetapberdakwah
#2019gantistatus
#2019gantisemua
#calonumishalihah
#nikahmuda
#penamuslimah
#yukngaji
#yukhijrah

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...