Senin, 26 Februari 2018

Syukuri saja

"Ukhti kok santai saja menjalani hidup tanpa pacaran? Dan belum nikah kok kelihatannya plong aja?"

Kira-kira ketika pertanyaan serupa  dilayangkan ke antum yang masih jofisah, antum bakalan jawab apa? Hayoo?

Jawabannya dalam hati saja yah! Nanti saja dikeluarkan kalau sudah ada yang bertanya demikian. Tapi aku doain semoga jodohnya disegerakan sebelum pertanyaan di atas menghantam tembok hati antum yang telah di poles dan dirawat sedemikian bagusnya hehe...

Sore tadi aku dapat pesan wa dari salah satu teman kampus dan  aku hanya senyumin aja. Kalau mau balas via chat terlalu panjang kali lebar sama dengan... eh kok malah kesini yah, maap...maap (sambil ngangkat tangan ke depan dada kemudian menempelkan keduanya).

[Assalamualaikum mba Eka] sapa seorang lewat chat whatsApp.

Tiada angin tiada hujan, entah dari mana badai ini datang menerjang. (Hehe maap lebay). Beberapa menit kemudian aku menjawab chat dari seseorang yang tidak kukenali.

[Waalaikumussalam, maaf dengan siapa? Iya benar saya Eka] jawabku.

[Ukhti Eka masih single? pasti nggak pacaran yah?] jawabnya menginterogasi.

What???
Tanpa menjawab pertanyaaku orang itu sudah meluncurkan serangan (baca pertanyaan) balik.

Kucoba intip profilnya, tidak ada tanda-tanda orang ini laki apa perempuan. Juga tidak ada tanda kalau ia gabung di group whatsapp apapun yang aku ikuti.

Biarlah, siapapun ia mungkin ada pelajaran bisa dipetik dari rasa penasaran dan keberaniannya. Tapi jujur sebenarnya jika ia chat di facebook, maka sudah aku blokir.

Pernah juga aku di chat di facebook oleh ikhwan, awalnya nanyain pernikahan kemudian bertanya udah makan apa belum, tanpa pikir panjang lagi aku blokir ia dari chat facebook.

[Masih, ia benar, selama saya masih sadar maka saya tidak akan pacaran! saat itu, saat masih belum hijrah saya pernah pacaran, sekarang menurut pengalaman saya, orang yang pacaran adalah orang yang sedang mabok alias tidak sadar, tidak sadar kalau ia sedang dimanfaatkan fitran rasa sukanya oleh syaitan, menggoda kaum Adam dan Hawa untuk menyalurkan rasa sukanya kepada pasangan yang tidak mendatangkan pahala dan malah hanya kesia-siaan dan dosa. Sekalipun saat itu model pacaran hanya lewat sms dan telponan, tapi itu sudah termasuk kedalam perbuatan yang tidak terpuji sama sekali.] Jawabku mulai bertausiah.

[Ukhti kok santai saja menjalani hidup tanpa pacaran sekarang? Ukhti belum nikah kok kelihatannya plong aja?]

Jreess... Pertanyaan berikutnya meluncur. Nah kalau antum ditanya demikian, mau jawab apa coba. Orang yang bertanya bak dukun aja, hihi aku mulai nyengir baca pertanyaan yang serasa pernyataan itu. Dari mana coba yah orang itu tahu kalau aku belum nikah, dan terlebih tahu dari mana kalau aku plong selama ini.?

Aku aja nggak bisa jamin hati ini. Apa ia penggemar rahasia? weeh pede amat. Atau jangan-jangan suka mengkikuti aktifitasku diam-diam. Atau ia du...du...ah ngaco'. Bisa jadi ia seorang ahli psikologi atau memang ia penasaran saja yah.?

Aku dari tadi membatin.

"Ukhti ekaa....hujaaan... jemuranta" Teriak salah seorang teman kosanku yang  membuatku tersontak.

"Ohh iye" jawabku, dan seketika aku letakkan handphone di atas kasur kemudian berlari keluar menganggkat jemuran.

Aku tidak menjawab lagi chat dari orang mesterius itu, aku berharap ia bisa membaca tulisanku ini.

Pertama terima kasih untuk yang senantiasa perhatian kepadaku, juga terima kasih untuk yang senantiasa membaca tulisan-tulisanku yang masih berantakan.

Semoga yang pernah chat siapapun itu, karena sampai hari ini aku tidak tahu siapa orangnya dan aku tidak perlu tahu. Siapapun ia, semoga yang pernah ngechat bisa baca.

Bahwa setiap kejadian, setiap apa yang hari ini kita jalani dalam hidup, itu adalah suatu anugerah dari Allah yang mesti kita syukuri, dan itu yang yang sedang aku pelajari sekarang.

Sebagaimana pertanyaan tentang jodoh dan apapun yang menyangkut aktifitas sekarang. Bahwa salah satu cara kita bersyukur adalah ketika kita memaksimalkan hari-hari yang kita jalani hari ini dengan sesuatu yang positif.

Membiasakan untuk berpikir baik terhadap takdir Allah, berhusnudzan terhadap apa yang Allah gariskan untuk kita hari ini. Toh dunia ini terlalu hina untuk kita elu-elukan.

Hari ini setiap harinya sama saja, selalu di temani teman-teman akhwat kata orang, ya iyalah kalau ditemani teman ikhwan mah itu namanya ikhtilat alias bercampur baur dan itu tak boleh yah kalau dalam hal yang tidak dibenarkan syariat.

Kapan sih di temenin pasangan hidup? Nah kalau kita fokus dengan masalah di atas tentu banyak waktu yang kita habis hanya untuk merenung, berburuk sangka kepada Allah dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, kita berpikir positif saja bahwa Allah ingin kita memperbaiki diri karena pasangan kita yang entah dimana, ia juga sedang mempersiapkan yang terbaik untuk kita.

Atau berfikir aja, mungkin Allah ingin melihat sejauh mana kesabaran kita terhadap takdir yang digariskannya untuk kita.

Atau mungkin saja Allah ingin melihat sejauh mana kita meminta dengan ikhlas hanya kepadanya, Allah cemburu jika hambaya lebih menginginkan cinta makhluknya dibanding Ia sebagau pencipta semesta. Oleh karenanya Allah ingin hambanya mencintai Ia sebelum kita mencintai hambanya.

Atau, boleh jadi kita diberi kesempatan oleh Allah untuk berlama-lama bersama teman atau sahabat karena siapa yang jamin kita kedepan setelah berkeluarga akan kenegeri entah-berantah.

Atau Allah ingin memberi kita kesempatan untuk banyak berbakti kepada kedua orang tua kita sebelum berkeluarga.

Sebagai seorang wanita, yang memang ia hanya menunggu takdir dan mempersiapkan yang terbaik, tugas kita hanya memperbaiki diri dan mempersiapkan bekal dan jangan pernah berfikir yang tidak baik kepada Allah. Ini tips ini agar hati merasa tenang dan tidak menjadikan hal jodoh itu sebagai beban.

InshaAllah, jika kita sibukkan diri dengan aktifitas yang positif, rasanya InshaAllah akan mudah kita menata hati agar tidak baperan.

Wallahu a'lam bishawab

Bayi Tabung

Mobil yang aku tumpangi berjalan perlahan meninggalkan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Namun wajah seseorang masih belum pergi seperti perginya bayangan tubuhnya dibalik kaca mobil yang kutumpangi.

Terbayang tas besar disamping wanita yang duduk di kursi yang sama denganku dan teman-teman di depan mushallah tadi. Wajah kecoklatan itu terlihat lemas duduk sendiri tanpa ditemani keluarga.

Ia berasal dari Mamuju, Sulawesi barat dan sampai Bandara pada pukul lima subuh tadi. Ia menyampaikan bahwa pesawat yang akan ia tumpangi berangkat jam sembilan malam.

Sendiri, pergi jauh, membawa barang banyak, biaya yang tidak sedikit, mengorbankan waktu, tenaga itulah pengorbanan seorang ibu yang bernama Nuraini sebagai bentuk ikhtiar atau usahanya untuk mendapatkan seorang anak. Ia berharap setelah konsultasi dengan dokter disana, ia bisa melakukan program bayi tabung.

Ibu ini hanya satu dari banyaknya ibu diluar sana yang mendambakan seorang buah hati, namun diluar sana juga beredar berita ibu yang membuag bayi, meninggalkannya di depan pintu rumah orang, atau bahkan ada yang tega membunuh.

Juga berapa banyak orang diluar sana yang punya anak tapi di sia-siakan dengan tidak menyayanginya dengan baik, tidak memperhatikan pendidikannya.

Naudzubillah.

Semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur.

Ibu Nuraini

Setelah bertemu dengan teman di tempat penjemputan aku dan teman-teman yang lain menuju mushaAllah untuk melaksanakan shalat subuh.

Setelah melaksanakan shalat subuh, kami menuju tempat duduk yang tersedia tepat 15 meter di depan mushallah untuk beristirahat sambil menunggu mobil yang akan menjemput kami

Waktu sudah menunjukkan pukul 05:30 waktu Indonesia bagian tengah. Seorang wanita yang usianya berkisar empat puluhan mendekati kursi yang kami tempati.

Ia membawa tiga tas, tas hitam yang ia bawa berukuran besar dan dua tas sederhana ia letakkan di ujung kursi kemudian ia duduk di samping kanan kami.

"Assalamualaikum mba, mba mau kemana?" tanya wanita yang mengenakan kerudung kuning itu.

"Waalakumussalam ibu, kami mau pulang ke palopo bu! Ini tadi baru sampai dari Jakarta" kata kak Acun yang duduk tepat disebelah kiri si Ibu.

Setelah ngobrol lama dengan bliau, akhirnya kami begitu akrab dengan si Ibu dan rasanya kami mendapat saudara baru.

Namanya ibu Nuraini asal dari Mamuju Sulawesi Barat, bliau seorang PPAT. Sedang menunggu jadwal keberangktan menuju Jogja untuk program bayi tabung.

Setelah berbincang beberapa lama dengan beliau, ternyata maksud keberangkatannya menuju Jogja adalah untuk konsultasi ke dokter dengan harapan ia bisa melakukan program bayi tabung.

Wanita yang berusai hampir empat puluh tahun itu mengungkapkan bahwa usia pernikahannya sudah berjalan 9 tahun dan belum dikarunia seorang anak.

Rasanya kami masih ingin ngobrol, tapi mobil yang akan kami tumpangi sudah tiba, kami saling bersalaman dan mendokumentasikan pertemuan kami, berharap suatu saat bisa saling berjumpa dan bisa saling kenal.

Sabtu, 24 Februari 2018

Namanya Sulaeha

Suasana Bandara Sultan Hasanuddin sedikit sepi, aku mengeluarkan telepon genggam yang ada di dalam tas selempang coklat yang aku kenakan.

Aku melirik telpon genggam itu dan melihat jam, ternyata sudah pukul empat lewat empat puluh menit waktu Indonesia bagian tengah.

Subuh itu aku sedang menunggu sahabatku yang akan datang berkunjung lagi ke Sulawesi tepatnya di rumahku untuk melanjutkan cita-cita kami membangun Rumah Quran bersama dan menjalankannya InshaAllah, agar persahabatan dan persaudaraan kita berlanjut di surgaNya inshaAllah.

Namanya Sulaeha, bliau seorang dosen di tiga kampus tepatnya di UIN Banten, STKIP Serang dan dosen di LP3I Cilegon. Bliau telah meraih gelar master pendidikan agama.

Jika melihat usia bliau dan usia aku sekarang, mungkin bagi orang lain susah untuk menjalin persahabatan dengan orang yang berbeda jauh usianya dengan kita.

Pun saat melihat beckground organisasi yang sama-sama kami geluti ini kebanyakan orang mengatakan organisasi ini sangat saling bertolak belakang. Yang satu mendukung dan berdakwah lewat parlemen dan yang satu organisasi yang tidak berdakwah lewat parlemen dan tidak ingin menyentuh kursi DPR atau pemerintahan. Ini kata orang.

Dan Alhmdulillah aku dan bliau memecahkan penghalang yang kebanyakan orang prasangkakan.

Bukankah kita dinilai oleh Allah bukan atas dasar organisasi yang kita masuki, bukan pula usia dan juga titel yang kita sandang.

Dihadapan Allah kedudukan kita sama, apapun organisasi kita, yang terbaik di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa di antara kita. Dan tentu di akhir zaman ini, memperbanyak musuh dan menegakkan syariat Islam adalah jauh lebih penting daripada berselisihkan sesuatu yang harusnya tidak menjadi perselisihan.

Selasa, 20 Februari 2018

Jangan di Hakimi

Malam ini merkurius kedatangan tamu special, namanya mas Ivan Aulia Rahman. Seorang yg menyandang autis dan katanya berkebutuhan khusus.

Namun karya2 karyanya sangat luar biasa. Tulisannya di muat di mana2. Saya jadi teringat dengan akak murid saya yg bernama Syafiq, saya sangat ingat saat bercerita denga  syafiq, syafiq ingin jadi ustadz, ingin jadi kiyai.

Tapi sayang pondok yg ia tempati saat itu tidak mampu mendidiknya. Setelah sata tidak mengajar lagi di sekolah itu, ternyata anak tersebut dikeluarkan dari sekolah.

Kadang kita memfonis anak-anak sepeti ini dan itu, padahal sebenarnya kitalah orang tua dan gurunya yang kurang mampu mengarahkan dan mendidik anak2 kita.

Lihatlah mas ini saat ini laryanya luar biasa. Dalam film2 yang di angkat dari kisah nyata juga menceritakan betapa banyak anak2 yang di anggap nakal ketika ia dewasa aaat berada dlm didikan otng lain tentunya bukan kita, ia menjadi anak yg hebat.

Berhentilah menjut anak2 anda. Berhentilah memaki mereka karena kekurangannya. Ligatlah potensi dan kelebihan yg Allah titipkan pada dirinya. Dorong mereka untuk menjadi anak yang lebih baik.

Jangan malah menjadi penghalang bahkan perusak mental mereka.
Sekian.

Minggu, 18 Februari 2018

Untuk Sahabat

Dikala sang surya mulai memancarkan sinarnya
Disaat itu pula rembulan berhenti bercahaya
Membuat kita lupa bahwa kita semakin dewasa
Seiring bergantinya masa.

Bagaikan  panah yang lepas dari busurnya
Begitulah usia meninggalkan kita
Yang selalu bertambah seperti masa
Namun ia tak kunjung kembali menyapa.

Sesuatu yang telah terjadi di masa lalu
Walaupun kadang ingin kita ulangi
Takkan kembali seperti dulu
Karena ia sejatinya takkan kembali.

Sahabat tercinta
Tiada kado yang lebih berharga di hari kelahiranmu
Selain kata
Pujia syukur kepada Allah yang selau menjagamu.

Untukmu kurangkai  doa
Semoga panjang umur dan bahagia
Doa terindah kepada pemberi kasih
Yang selalu kupanjatkan sebagai ungkapan rasa kasih

Tiada harapan yang bisa kurangkai
Selain harapan Kedewasaan
Semoga mengantarkanmu menuju Kesuksesan
Untukmu, Keluarga dan sahabat yang selalu aku cintai
Sahabatku

#ODOP5
#Sabtu

Kepergian Suami

Senja dilangit kini mulai berwarna jingga, langit biru berubah warna seolah mengisyaratkan siang kan berganti gelap

Seorang wanita separoh baya masih terlihat memandangi langit dengan tatapan kosong, wajahnya sayup dan pucat. Bibirnya seolah membaca sebuah mantra, tepatnya ia sedang berbicara sendiri

Wanita itu berusia empat puluh lima tahun ia bernama Harnita. Harnita adalah sosok bersahaja, ramah dan juga suka memberi kepada tetangga.

Setiap kali suaminya pulang kerja, Suami Harnita selalu membawa buah ataupun makanan. Harnita tak pernah lupa membagikan kepada tetangga.

Keluarga mereka sangat ramah, harmonis dan baik hati. Mungkin karena itu Kepala Desa pernah berkata kepada warga

"Seandainya disini diadakan pemilihan keluarga paling harmonis dan bahagia, maka keluarga ibumulah yang jadi pemenangnya"

***

Kak Tiya dan Musafir berlari keluar dari kamar mereka, saat itu sudah larut malam, tiba-tiba saja suara barang jatuh memecah kesunyian.

Ibu mereka, Hartina ternyata mengamuk didalam dapur. Ini pertama kalinya ibu mereka bertingkah seperti ini setelah seminggu kepergian suaminya.

Kepergian sang suami membuatnya sangat terpukul. Hampir setiap sore ia hanya duduk memandang kosong jalanan didepan rumah, sesekali ia juga mendongak ke langit dan tak terasa air mata dipipinya membasahi kulitnya yang mulai kusam karena tidak dirawat.

"Bu ayo masuk bu! Sudah hampir magrib, Aku antar ibu ke kamar yah" ajak Musafir kepada ibunya.

Hampir setiap sore Musafir memandangi ibunya yang selalu duduk termenung, memandanginya dari balik jendela kaca rumahnya untuk memastikan ibunya tidak kemana-mana.

***
Fir....Fir....Musafiiir....

Musafir baru saja akan berangkat belajar bersama teman-temannya, Suara teriakan dari balik pintu yang digedor-gedor membuat musafir kaget bukan main.

Musafir memang baru duduk dibangku Sekolah Menengah Atas kelas akhir, tapi ia sangat dewasa dan perhatian kepada orang tuanya. Ia juga anak yang berprestasi. Namun kebaikan dan prestasinya tak mampu menutupi kakinya yang pincang disebelah kiri sejak lahir, bagaimanapun ia kadang mendapat ejekan dari teman-temannya yang jail di sekolah.

"Ada apa paman? Kenapa paman Toni begitu panik?" Tanya Musafir dengan mulai oanik.

"Ibumu, Ibumu ditemukan dipinggir jembatan, sepertinya ia mencoba melompat di kali" Toni menjelaskan dengan tergesa-gesa.

Karena kejadian itu akhirnya Hartina terpaksa dikurung dalam sebuah ruangan kosong, sebenarnya Kak Tiya dan Musafir tidak tega, tapi mereka khawatir ibu mereka akan melukai diri sendiri bahkan warga jika ia dibiarkan.

#ODOP5

#Jumat

Si Kamal

Itun baru saja di terima sebagai guru di sebuah sekolah Taman Kanak-Kanak di kampungnya.

Suatu hari dia melihat si Kamal berdiri sendirian di samping ruang kelas, sementara murid-murid lain sedang asyik bermain perosotan di depan kelas.

Karena merasa kasihan, Itun yang merupakan guru mendekat dan menyapa dengan ramah. "Hai Kamal, bolehkah Bu Guru menemani kamu?"

"I...ii...iya, boleh Bu", Kamal menjawab sambil menggigit telunjuknya. Tapi pandangan mata anak itu masih tertuju pada teman-temannya dengan tatapan kosong.

"Ah, anak ini kasihan sekali.. Pasti dia ingin ikut bermain", pikir Itun.

Sebagai guru yang baik, Itun ingin tahu masalah apa yang membuat Kamal menyendiri seperti itu.

Itun pun menurunkan badannya agar sejajar dengan anak berusia lima tahun itu, ia mulai bertanya, "Kenapa kamu berdiri di sini sendirian nak, Kamal?"

Kamal yang sedari tadi mematung, kembali menjawab "Eh...eh....sa...saya be...ol, Bu."

Itun %$&%÷×&

#Tantanganceritalucu
#ODOP5
#Ahad

Hebohnya Dunia Maya

Tahun lalu dunia maya di hebohkan oleh deretan nama-nama artis tanah air yang berbondong-bondong menggunakan hijab.

Jika sebelumnya ada artis yang melepas kerudungnya, maka saat ini Allah menggantikan ia dengan yang lain, salah satunya ada Lyra Virna, Dewi Sandra, Shiren, Alyssa Soebandono, Laudiya  dan baru-baru ini Venita arie dan artis yang tidak biasa penampilannya pun kini mantap berhijab yakni Kartika Putri.

Nama-nama di atas hanyalah sedikit dari yang sebenarnya. Masih banyak lagi sebenarnya yang memutuskan berhijab tahun lalu, seperti Nina Zatulini dan masih banyak lagi.

Tentu kita berdoa, semoga mereka semua istiqimah dalam hijrah mereka dan semakin kuat dan mantab iman dan islamnya.

Tentu langkah hijrah dan perubahan yang mereka lakukan tidak serta merta datang begitu saja. Seperti kartika putri misalnya dalam acara Hitam Putih mengungkapkan alasan berhijab yakni ketika mendengar ceramah ustadz Abdul Somad yang mengungkapkan bahwa terbyata bukan amal jariyah saja yang ada. Bahkan dosa jariyah juga ada.

Dosa jariyah menurut ustadz, contohnya ketika ada seorang wanita yang mengunggah foto di sosial media, dan foto itu tidak menutup aurat, seksi, dan menggoda maka orang-orang yang melihat dan berfikiran macam-macam terhadap foto yang ia lihat maka di situ lah dosa sang empunya foto akan mengalir sekalipun ia sudah meninggal dunia, selama foto itu ada yang melihat

Oleh karena itu Kartika dalam kesempatan itu meminta semua netizen untuk membantunya menghapus foto-fotnya yang beredar di dunia maya, sebagaimana dirinya kini telah berusah menutup auratnya.

MaashaAllah, semoga semakin banyak orang-orang yang berbondong memeluk islam secara kaffah (sempurna).

#ODOP5
# Kamis

Jangan Merasa Lebih Baik

Merasa paling berkeringat di jalan dakwah itu wajar.
Yang tak wajar jika merasa lebih baik dibanding mereka yang tak berlelah-lelah bersamamu.

Merasa paling banyak mengisi pengajian itu wajar.
Yang tak wajar jika diri menilai orang lain rendah dibanding dirimu.

Merasa paling ringan dalam bersedekah itu wajar.
Yang tak wajar jika orang lain yang kelihatan kurang dalam bersedekah dianggap lebih hina.

Kita tidak pernah tau kedudukan seorang muslim di sisi Allah Ta’ala, tinggi dan terhormat. Maka, tidak pantas manusia merendahkan dan mencela seorang muslim, apalagi bila hal tersebut tidaklah benar, tidak berdasarkan ilmu.

Banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh penilaian seseorang terhadap orang lain, yang dalam penilaiannya merugikan hak orang lain, putusnya persaudaraan, terjadinya ghibah, hasad, dengki, dan permusuhan dan meluasnya fitnah, hancurnya persatuan, serta terjerumusnya umat Islam dalam perpecahan dan pertikaian.

Ghibah termasuk perbuatan yang diharamkan oleh Allah sebagaimana dalam erfirmanNya:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah...” (Al Hujurat 12)

Wallahu A'lam bishawab

#ODOP5
#Selasa 13/2

Senin, 12 Februari 2018

Bukan Dilan, TapI...

Akhir-akhir ini dunia remaja Indonesia di hebohkan dengan sebuah film bioskop yang mengangkat tema percintaan anak SMA dengan judul "Dilan."

Selain pemainnya yang tampan, sinetron tersebut berhasil menarik banyak penggemar lewat dialog-diaolog dalam skenarionya yang begitu puitis dan juga romantis.

Salah satu kutipan yang menjadi begitu populer di jagad maya adalah ketika si cowok yang bernama Dilan ini menelpon kekasihnya.Milea. Saat Milea mengatakan, "Dilan kamu dimana, aku rindu," kata gadis remaja dibalik telpon.

Dan Dilan pun menjawab dengan romantisnya, "Jangan rindu, berat. Kamu tidak akan sanggup. Biar aku aja" kata Dilan yang membuat hati Milea serasa melanglang buana ke angkasa.

Lantas,  ada apa dengan rindu yang membuat heboh dan sampai banyak yang baper alias bawa perasaan mendengar kata ini. Saya rasa memang wajar, karena banyak wanita memang suka pada lelaki romantis.

Kata-kata Dilan sepertinya belum bisa membuat banyak orang muveon, buktinya hingga sekarang banyak yang menggunakan kata-kata tersebut untuk dijadikan sebagai status, bahkan banyak terkagum-kagum dengan cinta Dilan terhaxap Milea.

Sedih

Malang sunggug malang nasib kita umat akhir zaman, digerus masa, dimakan usia dan dilindas peradaban Barat. Kaum muda saat ini terlalu terbuai dengan hal-hal demikian. Bahkan bukan hanya kaum muda-mudi kadang orang dewasapun masih mengidolakan dan mengagungkan hal-hal demikian.

Tahukah kita? Ada rindu dan ada cinta yang lebih besar dan tak ada yang menandingi romantisnya kisah remaja di atas. Adalah Rasulullah Muhammad Saw, saat tiba masanya dimana Malaikat JIbril diperintahkan turun ke bumi untuk menjemput jiwa yang tenag itu, Jibril menuju rumah kediaman Rasul, lalu duduk disebelah kepala Rasulullah Saw.

Beberapa saat Nabi memandangi Jibril, lalu dengan sayu beliau bersabda, “Jibril, mengapa berlambat-lambat? Tidakkah engkau tahu saat yang dijanjikan itu hampir tiba?”

“Beri tahu aku bagaimana hakku di hadapan Allah nanti.” sabda Nabi lagi.

“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat berbaris berlapis-lapis menunggu kehadiran ruh Tuan, seluruh gerbang syurga terbuka sebagai persemayaman Tuan.” kata Jibril kepada Rasulullah.

Namun, wajah Nabi tetap suram dan gelisah. Lalu sabdanya lagi, “Jibril, bukan berita itu yang kuinginkan. Beritahu aku, bagaimana umatku besok di hari kiamat.”

Kebayang nggak dear, saat kita sudah diperlihatkan kenikmatan, apa yang ada di dalam pikiran orang-orang seperti kita ini? Atau ngini aja. Saat Malaikat datang memberi tahu akan kematian kita, apa yang akan kita tanyakan. Lihatlah Rasulullah sekalipun di depannya hendak dipanggil Allah, ia masih memikirkan kita. Ia kita ummatnya.

Maka dengan tenang Jibril menjawab, “Ya Rasulullah, Allah Ta"ala berfirman, Aku haramkan syurga dimasuki oleh para nabi sampai engkau, Muhammad, masuk terlebih dahulu. Dan aku haramkan umat para nabi masuk ke dalamnya sampai umatmu, Muhammad, masuk terlebih dahulu?.”

Mendengar jawaban itu, barulah wajah Nabi berseri-seri. “Alhamdulillah. Kalau begitu hatiku tenang, wahai Jibril.” Beliau merasa tenteram, kerana kaum muslimin mendapat hak dan tempat istimewa di hadapan Allah SWT.

Bibir beliau yang sudah memucat itu menyunggingkan senyum. Senyum istimewa itu juga beliau tujukan kepada Malaikat Izrail ketika beliau mempersilakan sang Pencabut Nyawa itu melaksanakan tugasnya.

Pada waktu yang bersamaan suasana gundah gulana menggantung berat di ruangan sempit itu. Angin kota Madinah yang meniupkan hawa dingin tapi kering tambah dalam menusuk tulang. Sejengkal demi sejengkal matahari pun semakin meninggi ketika Malaikat Izrail berancang-ancang untuk mencabut nyawa Rasulullah SAW.

Penderitaan Nabi SAW semakin menghebat ketika nyawa beliau, yang dicabut oleh Izrail dengan sangat pelan dan lembut, sampai di pusat. Dahi dan sekujur wajah beliau bersimbah peluh. Urat-urat di wajah beliau menegang dari detik ke detik. Sambil menggigit bibir, Nabi SAW berpaling ke arah malaikat Jibril. Mata Rasulullah SAW pun basah, cahayanya pun semakin meredup. “Ya Jibril, betapa sakitnya! Oh, alangkah dahsyatnya derita sakaratul maut ini.”

Sayyidah Fatimah RA memejamkan mata, sementara Ali bin Abi Thalib, yang berada disamping Rasulullah SAW, menundukkan kepala, sedangkan Malaikat Jibril memalingkan muka. “Ya Jibril, mengapa engkau berpaling? Apakah engkau benci melihat wajahku?” tanya Rasul SAW. “Sama sekali tidak, ya Rasulullah. Siapakah yang tega menyaksikan Kekasih Allah dalam kedaaan seperti ini? Siapakah yang sampai hati melihat Tuan kesakitan?” jawab Jibril tersekat-sekat.

Rasa sakit itu kian memuncak. Sekujur tubuh Nabi menggigil. Wajah beliau semakin memucat, urat-uratnya menegang. Dalam keadaan sakit tak tertahankan itu beliau berdoa, “Ya Allah, alangkah sakitnya! Ya Allah, timpakanlah sakitnya maut ini hanya kepadaku, jangan kepada umatku.”

Saat mendengar sabda Rasul itu, Jibril tersentak. Betapa agung peribadi Rasulullah SAW. Dalam detik-detik paling gawat dan menyiksa, bukan kepentingan sendiri yang dimohonkan, melainkan kepentingan umatnya. Andai beliau mohon agar rasa sakit itu dicabut, pasti Allah SWT mengabulkannya. Namun beliau lebih memilih sebagai tumbal agar derita itu tidak menimpa umatnya.

MaashaAllah, pernahkah kita mendengar kisa serupa? Tentu tidak. Yah! Hanya Rasulullah yang demikian, sampai malaikatpun tercengang dengan hati Rasulullah. Jika "rindu" dilan ingin menanggungnya karena katanya berat, biarkan ia saja.

Maka jauh dari itu sesuatu yang lebih berat dari rindu, sesuatu yang tidak ada lagi sakit yang lebih dahsyat dari kematian, namun karena cinta rasulullah tidak ingin umatnya merasakan maut yang amat dahsyat itu menimpa umatnya beliau dalam sakaratul mautnya tidak melupakan kita umatnya yang jangannya bertegur sapa, melihat muka kita saja beliau belum pernah. Cinta manusia yang mana lagi yang lebih romantis dan indah dari ini dear.

Adalah "Cinta" Rasulullah yang tidak hanya di bibir sebagaimana cinta picisan remaja jaman now, tapi jauumh dari lubuk hati yang dalam cinta dan kasih sayang Rasulullah seharusnya membuat kita menitihkan air mata, tak hentinya harusnya kita menyebut nama beliau Saw.

Lantas siapa yang harusnya kita puji mulai dari dulu hingga sekarang. Lantas siapa lagi sosok yang berhak kita kagumi dari dulu hingga sekarang. Tentu hanya kepada Rasulullah Saw yah dear.

Ketika Jibril menyedari keadaan di sekelilingnya, Izrail sudah dengan sangat santun menarik nyawa Nabi SAW sampai di dada. Maka napas beliau pun mulai menyesak. Rasa sakit semakin menghebat. Ketika itulah, lelaki agung itu menengok ke arah sahabat-sahabatnya dengan pandangan sayu.

Sejenak kemudian, keadaan Rasulullah SAW bertambah kritis. Para sahabat saling berpelukan lantaran tak kuat menahan pilu. Dan ketika itulah tubuh Nabi SAW mulai dingin. Hampir seluruh bagian tubuh beliau tidak bergerak-gerak lagi. Mata beliau pun berkaca-kaca dan menatap lurus ke langit-langit hanya sedikit terbuka.

Menjelang akhir hayat beliau, Ali bin Abi Thalib melihat Nabi SAW dua kali menggerak-gerakkan bibir beliau yang sudah membiru. Maka Ali pun cepat-cepat mendekatkan telinganya ke bibir Nabi. Ia mendengar Nabi SAW memanggil-manggil, “Ummati, ummati…. (Umatku, umatku…).” Dengan memanggil-manggil umatnya inilah, Rasul Akhir Zaman itu wafat di pangkuan isteri tercinta, Sayyidah Aisyah RA, pada hari Isnin, 12 Rabi’ul Awwal 11 Hijrah, bertepatan dengan tarikh 3 Juni 632 Masehi, dalam usia 63 tahun.

Itulah Rasulullah sosok yang harusnya selalu kita sebut namanya, bahkan dalam kondisi paling dahsyat sakitnyapun ia memanggil-manggil nama kita umatnya. Sudahkah kita seperti itu untuk beliau? Bersalawat dalam kondisi apapun?

Jawabannya dalam hati saja dan biarkan menjadi bahan muhasabah yah dear....Ingat! Bukan Dilan yang seharusnya kita kagumi, tapi Rasulullah Saw lelaki paling romantis di jagad alam ini.

Cowok keren dan romatis itu bukan Dilan. Karena itu berat. Hanya lelaki soleh yang sanggup mencontohnya.

#ODOP5
#Merkurius

Minggu, 11 Februari 2018

Cobaan Meningkatkan Derajat

Saat  diri kita dalam kesedihan karena masalah yang kita hadapi, yakinlah bahwa Allah ingin kita lebih dekat denganya.

Saat yang lain tidak melihat permasalahan dan kesedihan kita, ingat adalah Allah satu-satunya yang tau akan hal itu.

Saat yang lain tidak empati kepada kita, ternyata Allah lah satu-satunya yang selalu mengawasi kita.

Saat yang lain  tidak bisa mendengakan kita, hanya Allah yang selalu ada mendengar curhatan bahkan semua cerita kita.

Saat yang lain terlelap, menikmati indahnya bunga tidur. Ingat hanya Allah yang selalu siap mendengar dan mengabulkan meprmintaan kita meskipun itu .itengah malam yang gulita.

Ketahuilah bahwa masalah itu  berasal dari Allah agar kita bersimpuh dan memohon kepadaNya. Karena hanya Dialah yang maha bijaksana, Maha mendengar, Maha melihat dan penyayang diantara yang penyanyang.

 Ketahulah bahwa jika orang-orang Quraisy tidak menyiksa keluarga Yasir RA. Apakah keluarga yasir akan mendaptkan kehormatan.

“Sabarlah  keluarga Yasir, sesungguhnya tempat kalian kelak di surga.”

Allah Menguji kekuatanmu dalam meminta kepada Kepadanya. Karena cobaan itu meningkatkan derajat, menghapus dosa.

#ODOP5
#Merkurius

Tuliskan Saja

Tuliskan saja, biarkan semuanya tumpah ruah menggenangi seluruh ruang imajinasimu.

Biarkan ide mengalir bag air, biarkan ia bermuara pada lautan hingga samudera aksara yang memberi orang lain kehidupan.

Jika kita tak mampu menulis yang baik, setidaknya kita menulis untuk memulai hal baik yakni dengan membangun kebiasaan yang baik.

Kata saja tak akan mampu menembus ruang dan waktu maka tuliskan dan biarkan ia melanglang menembus dunia dan memberi warna dalam dunia.

#ODOP5
#Merkurius

Palu Butung Rasa Duren

Waaw siapa yang tau, sekarang musim apa?Hayo ngacung. Di Sulawesi sekarang musim hujan dear bukan hanya musim hujan, ada musim yang buat hati jadi berduri-duri hehe kayak musim durian.

Nah kalau musim durian seperti sekarang ini, menyantap durian bersama kawan atau bersama keluarga menjadi kebiasaan sebagian besar orang di daerah saya dear, namanya Luwu.

Memang saya orang Bugis dear tapi saya tinggal di daerah Luwu, besarnya di sini dear, eh kok jadi curcol yah. Maaf.

Durian memang selalu mantap, disantap apalagi bareng teman dekap. Tapi tunggu dear, saya ingin memperkenalkan makanan khas Sulawesi yang sudah lumayan familiar di telinga kita, yakni palu butung yang bahan dasarnya adalah pisang yang dimasak dengan air santan.

Nah namun jika musim duren atau kalian yang punya banyak duren tapi ingin merasakan sensasi makan duren yang beda, coba deh buat palu butung yang di campur duren.

Jika ingin memakai bahan selain pisang boleh juga loh dear, misalnya pakai labu, sukun, atau beras ketan juga boleh. Jika di tambah duren ada sensasinya tersendiri dear, palu butung rasa duren enak banget apalagi kalau dicampur es dan makannya pas lagi laper, dijamin enak dear hehe....

#ODOP5
#tantangan3reveiw
#merkurius

Ada apa dengan 14 Februari


Hai dear....
Tidak terasa waktu begitu cepat berputar dan berlalu yah dear, rasanya baru kemarin belajar ngelap ing..tiiiit...(Maaf di sensor) eh sekarang sudah bisa masak dan nyuci baju sendiri. Alias masih sendiri aja. Wkwk, jangan baper yah. Berat, biar Dilan aja.

Ngomong-ngomong masalah waktu, di bulan Februari ini tepatnya tanggal 14 Februari ada perayaan yang  terjadi setiap tahunnya. Hari apa itu dear? Ada apa dengan tanggal 14 ini?

Nah tepat sekali Valentine Day.
Menurut Wikipedia, nama lain hari Valentine yakni hari Santo Valentinus yang dirayakan oleh banyak negara, diantaranya; Anglikan, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Lutheran.

Valentines Day ini merupakan budaya umat Kristiani. Bagi mereka hari Valentine adalah hari perayaan cinta dan kasih sayang yang mana perayaan ini dilakukan dengan kegiatan mengirim kartu ucapan hadiah berupa bunga, coklat, berkencan dan semacamnya.

Jadi ingat yah dear, peringatan V'Day ini adalah perayaan umat Kristiani, ingat Allag mengingatkan kita dalam surat cintanya dalam Alquran "bagimu agamamu dan bagiku agamaku."

Kita diajarkan toleransi, namun jangan sampai kita mengikuti dan ikut merayakan dan mengikut-ngikut kebiasaan agama lain. Oke dear, sampai di sini dulu yah, ingat jangan sampai melakukan hal yang tidak diajarkan oleh Allah dan RasulNya.

#ODOP5
#Merkurius

Sabtu, 10 Februari 2018

Jangan nunggu berpengetahuan luas

Nunggu pintar? Kapan menyampaikannya?

Rasulullah tidak harus ada pengakuan dari manusia untuk mulaienyampaikan kebenaran?

Pun beliau tidak harus menunggu Quran itu genap 30 juz untuk mulai di dakwahkan bukan?

Menanggapi pernyataan salah satu teman yang bertanya lewat pesan singkat di whatsapp yang mengatakan bahwa ia tak ingin menyampaikan karena belum kompatible dan masih berpengetahuan dasar untuk itu saya ingin berbagi tentang kewajiban setiap muslim menyampaikan hukum syariat atau tuntunan dari Rasulullah walaupun hanya satu ayat.

Sebagaimana perintah dari Rasulullah untuk menyampaikan yang berasal darinya sebagaimana dalam sebuah hadust yang diriwayatkan Bukhari:

"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat"

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menyampaikan perkara agama dari beliau, karena Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan agama ini sebagai satu-satunya agama bagi manusia dan jin (yang artinya), “Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu dan telah kusempurnakan bagimu nikmat-Ku dan telah aku ridhai Islam sebagai agama bagimu” (QS. Al Maidah : 3).

Tentang sabda beliau, “Sampaikan dariku walau hanya satu ayat”, Al Ma’afi An Nahrawani mengatakan, “Hal ini agar setiap orang yang mendengar suatu perkara dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersegera untuk menyampaikannya, meskipun hanya sedikit.

Tujuannya agar nukilan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dapat segera tersambung dan tersampaikan seluruhnya. (Muslim.or.id)

So jangan tunggu berpengetahuan luas atau dapat sertifikat layak berdakwah baru mau menyampaikan yah dear, karena hak paten untuk menyampaikan kebenaran itu sudah di berikan oleh Rasulullah langsung.

#ODOP5
#Merkurius

Bidadari Itu Adalah...

Dalam tulisanku sebelumnya aku hanya mengungkapkan nama beliau dan juga apa yang membuatku kagum padanya.

Sepertinya tulisan sebelumnya terlalu singkat, dan pada kesempatan ini aku ingin membahas sedikit lagi tentang kisahnya dan nama akun facebooknya. Ini penting agar kalian bisa membaca langsung dan mengecek kebenaran tulisanku ini.

Wanita yang menikah tanggal 28 januari tahun 2018 ini tinggal di kota medan. Memilih mengabdikan dirinya dalam sebuah lembaga pendidikan yakni TK agar ia mampu mencetak generasi qurani yang menjadi intrerpretasi nilai-nilai islam.

Adalah sebuah gambaran wanita-wanita yang merindukan syurga, memandang duni dengan pandangan yang hinda dan meletakkannya di tangan agar suatu ketika ia terlepas akan mudah kita merelakannya.

Wanita adalah sosok yang sangat luar biasa, kau tak perlu tampan secara fisik, kau mungkin tak perlu sempurna secara perawakanmu, dan juga tak perlu kaya dan berpangkat.

Bagi seorang wanita cukup engkau berakhlak baik, menjaga shalat, dan bertanggung jawab yang dibuktikan  dengan kerja keras, dan keberanian. Maka cukup bagi wanita solehah untuk memilihmu menjadi pendamping hidupnya untuk meraih ridha ilahi bersama-sama.

Karena bagi wanita yang merindukan karir di syurga, kebagusan fisik hanyalah fana yakni bersofat sementara di dunia ini. Dan iapun akan termakan usia. Jika berwajah tampan, seiring bertambahnya usia ia akan mulai berleriput. Jika berbadan langsing, maka seiring bertambahnya anak maka ia akan melar juga. Jika melihat kekayaan, maka jika hati sempit maka harta sebanyak apapun akan terasa kurang. Itulah keindahan dunia yang fana.

Betapa indah bisa merasakan cinta seperti cintanya sang khaliq, tak memandang rupa pada hambanya cukup perhatikan akhlaknya. Alangkah indah bisa memandang dengan pandangan Allah, tsk peduli berwajah tampankah atau pun dibawah standar ganteng jika berakhlak baik, maka iapun bisa sama derajatnya atau bahkan lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, jika Allah menghendaki.

MaashaAllah.

#ODOP5
#Merkurius

Wanita Beramata Bidadari

Namanya Nidya Lassari Nusantara, aku pun belum pernah bertemu beliau sebagaimana kak Adinda Listriani juga belum pernah bertemu.

Namun kekaguman dan rasa iri ini mungkin sama dengan yang dirasakan kak Adinda, aku hanya mengenal beliau lewat tulisan-tulisan yang beliau posting di media sosial yakni di fecabook.

Wanita bermata bidadari, itulah julukan yang aku sandingkan kepada kak Nidya, bagaimana tidak, lewat tulisan beliau di efbi dan juga karena ke kepoanku padanya saat melihat postingan foto pernikahan wanita paruh baya ini dengan lelaki beruntung yang menikahinya dengan mahar yang spektakuler itu aku semakin kagum dan iri.

Diungkapkan oleh Adinda Listriani bahwa wanita ini adalah sosok wanita pejuang, memiliki tsaqofah yang memadai, sang pembina, penuh dengan rasa cinta yang di buktikan dengan mengabdikan dirinya menjadi pengajar di TK.

Tidak hanya sampai di situ, mengapa ia aku juluki wanita bermata bidadari? Karena bagiku tak banyak wanita seperti beliau, ia begitu memandang dunia dengan pandangan kehinaan, baginya dunia adalah hanya perhiasan.

Semua menjadi indah baginya ketika Allah telah menetapkan kepadanya hal tersebut. Rabbana sungguh diri ini iri melihat dirimu wahai kak Nidya. Bahkan dalam tulisannya saat di acara pernikahan beliau dengan lelaki cacat fisiknya ia menulis....

"Sah.... Tidak mudah menjadi dirinya.
Tapi Allah SWT mempermudah segalanya untuk mendampingi dirinya.

Aku suka prosesnya
Apalagi hasilnya.
Allah SWT skenarionya lebih keceh dari yang kusangka.

Pria bertongkat itu suamiku.
Aku bangga padamu.
Ini sih namanya
Kuch kuch hota hai
Hehehe
#UmarNidya Raju Raja
#KadoTerindahDariAllah
28 Januari 2018"

MaashaAllah sungguh ternyata masih ada wanita secantik ini akhlaknya, semoga akan lahir wanita-wanita ikhlas, penyayang dan sabar serta tawakkal lewat kisah yang begitu menginspirasi dari kakak.

Barakallah.

Minggu, 04 Februari 2018

Menyikapi Gerhana Bulan

Kemarin tanggal 31 januari 2018 gerhana bulan terjadi di beberapa negara termasuk di Indonesia, kejadian ini merupakan sesuatu yang langkah terjadi. Bahkan kabarnya hanya terjadi sekali dalam kurun waktu 150 tahun.

Gerhana bulan atau supermoon ini merupakan tanda kebesaran Allah yang mestinya membuat kita semakin dekat dan juga takut akan adzab dan hari pembalasannya.

Sesungguhnya Allah menginginkan kita kembali kepadanya. Bertaubat dan berhenti dari lemaksiatan, merendahkan diri kepadanya.

Dalam Qur'an surah Israa ayat 59 Allah mengabarkan, "Dan kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti"

Inipah salah satu bukti sayangnya Allah pada kita, Ia memberi kita ruang dan waktu untuk bertaubat, takut, berharap dan memohon keselamatan melalui tanda-tanda ini.

Semoga dengan adanya kejadian ini membuat kita semakin taqwa, senantiasa merasa di awasi oleh Allah dan kita semakin giat memperkuat dan meningkatkan kualitas keimanan kita. Ammiin...

#ODOP5

Benarkah?

Benarkah sibukku untuk mempersembahkan waktu terbaik
Benarkah kerjaku
Dan segala aktivitas yang selama ini kita lakukan. Benarkah untuk meninggikan kalimat tauhid yakni la ilaha illa Allah...

Tentang tulisan yang beredar
Menasihati untuk istiqomah
Tentang lembaga yang di dirikan
Mengajak kepada kebaikan
Tentang komunitas yang dicipta
Untuk merangkul yang kurang

Sebenarnya ada khawatir
Ada resah
Namun tugas kita hanya berusaha
Membangun yang terbaik
Membiasakan yang baik
Mengajak kepada kebaikan
Dan mempersembahkan waktu terbaik
Sembari senantiasa meluruskan niat
Lillahi ta'ala

Karena
Segala seauatu yang bukan karena Allah dan RasulNya maka semua akan tertolak.
Lantas jika tertolak, bekal apa yang akan kita dapatkan untuk menyongsong perjalanan yang panjang menuju negeri akhirat, yang hanya dipisahkan oleh dinding kematian.

Semoga niat ini selalu iklas karenamu ya Rabb dan benar berdasarkan yang engkau syariatkan.

#ODOP5
#Merkurius
#Day2

Apa Salah Perasaanku

Dulu saat masih jahiliahnya, saat di ceramahin sama kak Nisa atau kak Hasna tentang larangan berpacaran, rasanya dunia itu bagaikan disambar kilat. Ehh lebay deh.

 
Tapi ini serius loh dear, apalagi banyak yang nembak dan sering di telpon cowok-cowok yang katanya keren pada masanya itu, tapi emang sih mereka keren….peng..upss maaf.

“Dek kita sebagai ummat islam dalam Al-Quran dilarang mendekati zina, mendekati saja kita dilarang apalagi melakukannya,” kata kakak yang mengisi kajian rutin di mushallah kampus saat itu.

“Tau tidak? Pacaran itu bukan mendekati zina loh yah, tapi sudah zina.” Kata kak Nisa lagi menjelaskan dengan disertai senyum yang ramah dan begitu bersahabat.

“Apa perasaan ini salah yah kak? Apakah perasaan cinta itu adalah sebuah kesalahan.?

Percakapan di atas adalah salah satu percakapan yang sering kita temui di kalangan remaja maupun mahasiswa yang kemudian mulai memiki keinginan untuk berfikir. Menurut saya orang yang punya keinginan bertanya adalah mreka yang mau berfikir, sebagian sih.

Kembali ke leptop, bahwa perasaan cinta itu bukan suatu kesalahan yah dear, bukan perasaanya yang salah tapi cara pemenuhannya,yakni harus sesuai dengan perintah Allah SWT. Karena dari jaman old sampai jaman now naluri seseorang tetap sama dan aturan pemenuhan dalam islam pun tetap sama dan tidak pernah berubah dari zaman ke zaman.

Karenanya cara pememenuhan perasaan inipun harus sesuai dengan syariat yang telah di tetapkan dalam islam yakni dengan jalan pernikahan sebagaimana anjuran pernikahan dalam banyak ayat dalam kitab-Nya.

“Ya Rabb-ku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a.” [Ali ‘Imran/3: 38].

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
 “Dan (ingatlah kisah) Zakariya, tatkala ia menyeru Rabb-nya: ‘Ya Rabb-ku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkau-lah Waris Yang Paling Baik.’” [Al-Anbiyaa’/21]

Semoga penjelasan singkat ini mmberikan gambaran dan sedikit pencerahan yah dear, bahwa dalam islam aturan rasa cinta atau fitrah perasaan cinta ini sudah diatur sedemikian rupa oleh agama kita, sehingga kita di tuntut memahami bahwa Allah melarang hambanya mendelati zina, karena zina dan pacaran ini adalah suatu jalan yang di haramkan.

Karena perintah ini dating langsung dari sang meha pengatur alam semesta dan segala isinya. Apa kita akan membangkang? Apa kita akan menawar?

Kalau misalnya dosen yang kamu segani atau rektor di kampus kamu memanggil menghadap di kantornya, apa reaksimu? Tentu kamu akan sedikit takut? Grogi? Degdegan? Atau kamu senang? Atau kamu dengan sopan dan rapinya menghadapa pak rektormu?

Belum lagi jika nanti sesampainya di kantornya, jika kamu dimita utuk mengerjaka sesuatu, tentu kamu aan dengan senag hati akan mematuhinya bukan? Entah karena segan, hormat atau karena ia yang punya peran kekuasaan besar di kampus.

Nah bagamana dengan Allah SWT, pencipta alam semesta dan seluruh isinya, pencipta dosen, pengendali dosenmu, iya kan? Maka dari itu perintahnya harus lebih kita dahulukan dari yang lain.

#ODOP5
#Merkurius
#Day10


Rindumu Tak Seberat Muatanku



Sepertinya pemuda dan pemudi di jagad nusantara kita ini tiba-tiba berubah secara drastis romantisnya.Udah deh nggak usah mengumbar dan sok romatis sama pacarmu bahwa rindu itu berat, orang sopir truk aja bisa nulis curahan hatinya secara kocak di bagian belakang mobilnya bukan?

Pernah liat? Tau tuilisannya? Nah, itu dia “Rindumu tak seberat muatanku” Hehe sopir truk juga bisa bilang rindu bukan? Muatannya lebih berat dari rindumu katanya wkwk.

Dear hati-hati, pemberi harapan palsu pada pinter-pinter bikin terhipnotis dengan rayuan manis ala-ala film yang lagi heboh di jagad remaja dear. Ada yang protes, “itu kan wajar saja. Namanya juga remaja.”

Okeh-okeh naluri cinta itu memang fitrah pada manusia namun pemenuhannya dalam Islam telah di atur oleh pencipta manusia dan naluri itu sendiri. Nah makanya kitapun harus menyalurkan naluri itu dengan pemenuhan yang sesuai dengan apa yang telah di anjurkan pada kita sebagai hambanya.

Sekali lagi, hati-hati dengan lelaki yang modal dan model gombal kayak yang di atas yah dear, sudah pasti ini hanya harapan semu alias palsu. Kalau kita melihat asal muasal kata-kata di atas tentu semua tidak asing lagi, dimana kata-kata romantis seperti ini banyak di gunakan oleh para remaja yang lagi DILAN….da asmara alias lagi berpacaran.

Bicara pacaran, dalam islam hal ini sangat dilarang yah dear. Makanya “ Jangan pacaran, kamu tidak akan kuat nanggung dosanya. Sudah capek-capek nanggung dosa, tak jadi menikahi si doi pula, yah ruginya double kan.?

Sudah banyak orang yang mati bunuh diri karena pacar, banyak kehilangan harga diri karena pacar, banyak yang dibunuh pacar dan bahkan, parahnya sudah banyak yang melahirkan belum menikah gegara pacaran loh dear. Naudzubillah.

Dan ini, kamu ngak akan kuat nanggung dosanya. Udahlah daripada pacaran dan sibuk gombal anak orang, mending belajar dan memantaskan diri untuk menyongsong datangnya masa depan. Okkeh!!
So “Rindu itu memang berat, kamu nggak akan kuat, apalagi menanggung rindu pada orang yang belum halal bagimu, nah jika kamu rindu doain dan perjuangin aja dengan cara yang sewajarnya yakni sesuai yang di syariatkan yah dear.  

@eka_shalihah
#ODOP
#Merkurius
#Day9

Puisi_Jika Tiba Saatya Pergi




Jika tiba saatnya nanti
Jasadku taka da lagi
Kau takkan kubiarkan sendiri
Ingat ada aku dalam bait inii.

Jika tiba saatnya nanti
Saat kau tak dengar suaraku lagi
Antara bait-bait sajak ini
Ada aku selalu berdawai

Jika tiba saatny nanti
Saat citaku telah menepi
Di antara aksara ini
Ada harap sepenuh bumi.

Palopo 2 Februari 2018
@eka_trisnawatianwar
 #ODOP5
#Day8

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...