Sabtu, 27 Februari 2016

Pembacaan Doa

Itulah tadi sambutan dan sepatah kata dari Ketua Umum

yang belum baca,  silahkan lewat sini...

http://muhamadseptianwijaya.blogspot.co.id/2016/02/peresmian-jomblo-syari.html?showComment=1456641877322&m=1#c439019641464299559


dengan ini kami sampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Ketu Umum atas sambutannya pada peresmian Jomblo Syar'i priode 1....


Acara selanjutnya,  Pembacaan Doa,  Oleh ukhti Eka Shalihah,  kpadanya disilahkan

Bismillahirohmani rohim. Marilah kita menundukkan kepala sejenak, semabri bermunajat kepada Allah,  Agar Para Jomblo syari'i ini Diridhai Allah Swt.

Ya Allah ya Rahman,  Ya Rohim, Ya malikul Mulk, kuatkan hati2 para jomblo syar'i dalam meniti terjalnnya kehidupan ini..

Ya Allah Yg maha membolak-balikkan hati

tetapkan hati-hati kami para jomblo syar'i agar kami dapat berjalan diatas bumimu yakni senantiasa menjalani hidup syari meskipun banyak godaan diluar sana...

Ya Allah pertemukan para jomblo syar'i ini denagan pasangan2 hidupnya tentu dengan  cara yg syar'i pula ya Allah...

Ya Allah Jadikanlah Tulisan2 para jomblo syar'i bisa membuka mata dan hati para jomblo dan jomblowati yg nga syari agar segera mensyarikan jomblonya dan yang jomblonya suda syar'i agar senantiasa menjaga kesyar'ian  jomblonya.


Ya Allah, satukan hati-hati  emak* serta adik* dan para jomblo syar'i agar senantiasa kompak dalam mengisi kehidupan dunia maya lewat tulisan-tulisannya yang indah...

Ya Allah Ya Tuhanku,  berkahilah kehidupan kami semua begitu juga kehidupan Bang Syaihah selaku pelopor ODOP ...

Amin,  Amin,  Allahumma Amin

Wassalamualaikim wr.wb

Jumat, 26 Februari 2016

Menjadi Pendengar dan pembicara yang baik





Mendengar, ternyata bukan hanya “masuk kiri keluar kanan” atau sebaliknya. Mendengar ternyata benar-benar mencoba memahami apa yang dikatakan orang lain. Mendengar adalah sebuah proses serius yang tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kebiasaan, refleks atau insting. Mendengar adalah upaya untuk menghubungkan titik-titik yang kadangkala menyatakan pesan-pesan yang tersembunyi.
Namun Manusia terkadang lebih banyak berbicara dibanding mendengarkan, padahal Allah menciptakan jumlah telinga lebih dari pada lidah, banyak orang yang ingin didegar namun hanya sedikit yang mau menjadi pendengar.

Suatu hari saya mendengar seorang senior menceritakan pengalamannya jalan-jalan ke Bandung, ia menceritakan bagaiamana segarnya suhu udara disana, banyak buku yang lumayan murah, ia menceritakan semua tempat yang didatanginya, semua pengalaman begitu terdengar mengesankan.

 Tiba-tiba dengan nada yang lebih bersemangat di samping kiri saya ada juga senior yang tak mau kalah,  “ saya juga dulu sempat kesana, bukan hanya tempat itu yang saya kunjungi tapi bla,bla,bla,bla..dan seterusnya” saya jadi bingung mau mendengar yang mana, mau lihat senior A takut si senior B merasa tidak diperhatikan mau dengar si B takutnya si A  juga seperti itu, hmm nga tau deh jadinya gimana kalau sampai bentrok hari itu.

Untunglah saya dan teman-teman itu ada beberapa, jadi kami membagi pandangan ke ke senior yang bercerita, seolah-olah ada instruksi, yah saya nga tau ternyata teman-teman mengetahui kondisi kedua orang ini, kabarnya memang keduanya suka banget cerita pengalaman, namun ada juga loh teman yang lagnsung minggat dari tempat duduknya karena tau kebiasaan kakak ini kalau cerita nga ada habisnya.
Ini nih kadang yang memuat renggang hubungan, entah pertemanan, persaudaraan, persahabatan, kehidupan rumah tangga, kalau cuma satu yang mau jadi pendengar akan ribet jadinya, disisi lain kita harus bisa menjadi pendengar yang baik (kabarnya).

Di FTV salah satu stasiun televisi  pernah di menayangkan sebuah Film,
 seorang ibu yang hanya sibuk mengurusi dirinya, suka shoping, dan keluyuran malam. 

Suatu hari ia pulang dari mall berbelanja barang kesukaanya
ia meletakkan semua beanjaannya di sebuah meja, 
tiba-tiba anak gadis yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama mendatangi ibunya,
ia ingin menyampaikan sesuatu kepada ibunya,
 namun sang ibu hanya sibuk menceritakan kebahagiaanya.

“ Nak lihat, ibu belanja apa, hari ini ibu seneng banget sayang,
bisa membeli semua barang kesukaan ibu,..”

 “Bu, bu,...” Sang gadis cantik berkulit putih dengan mata berinar-binar 
terlihat sangat senang, ia memanggil sang Ibu.

 “ lihat sayang ibu membelikan sesuatu untuk kamu sayang, 
lihat sendal ini cocok banget buat kamu sayang, 
dipakai yah kalau kamu main sama temen kamu,
 pamerin ketemenmu nak yah.” Sang ibu melanjutkan tanpa memperhatikan
 anaknya yang dari tadi memegan medali ditangannya, 
sebenarnya hari ini ia sangat senang ia peringkat 1 dikelasnya.

“ oh iya kamu tadi mau bilang apa sayang?”.

 “nga kok bu, Aku seneng ibu hari ini bahagia”.
Iapun keluar dari ruangan dimana ibunya berada dan menangis sejadi-jadinya.
Bisa kebayang bukan perasaan sang anak.. 
Banyak orang yang hanya sibuk menjadi pembicara tanpa perduli dengan
kondisi orang lain disekitar mereka.

Bayangkan jika kita semua ingin jadi pembicara lantas siapa yang akan menjadi pendengar,


Begitu beratkah perkara mendengarkan itu? Kita dikarunia dengan 2 telinga dan 1 mulut. Tentulah  sudah cukup menjadi peringatan, bahwa kita akan lebih banyak mendengar daripada berbicara. Berbicara memang mudah. Tanpa perlu berisi, semua orang juga bisa bersuara. Dan bereskah semua pekerjaan bila semua orang turut berbicara? Tentu tidak.
 
Berbicara dan mendengar memang selalu terkait satu sama lain. Sebegitu kencangnya kita diberikan keleluasaan media untuk berbicara, tentu bisa membuat semua orang lebih suka melakukannya daripada mendengar. Suara-suara itu juga kini telah berubah wujud bukan sekedar suara verbal, juga menjadi tulisan-tulisan. Tengoklah media di internet, terlebih beragam social media yang makin melenakan banyak orang untuk menyuarakan isi hatinya
.
Namun tahukah, di dunia yang menuntut banyak keterlibatan kita, mendengarkan juga akan sangat memudahkan kita untuk mengerti dan membekali kita dalam bertindak? Terdengar sepele, akan tetapi banyak yang bisa kita lakukan tanpa banyak berbicara.
Sebegitu hebatnya orang yang mampu mendengar, sampai disebut dalam sebuah hadits “Bahagia sekali orang-orang yang menahan lidahnya, daripada berkata-kata secara berlebihan.



Berkata berlebihan juga bisa memicu hal negatif lain. Selain menghabiskan energi, hal ini juga mudah memicu keributan. Ini mengingat kemampuan sang pendengar juga mudah terpicu karena daya pemahamanan yang boleh jadi berbeda.

Menjadi pendengar juga membutuhkan keterampilan lain, dan tidak semua orang memang layak dijadikan pendengar kecuali pandai atau terampil dalam menyimpan Sesuatu yang tidak sepatutnya mereka jaga dari apa yang telah ia dengar.



Semoga kita bisa menjadi pendengar dan pembicara yang baik.

Tuhan menciptakan Dua telinga dan satu mulut agar
kita lebih banyak mendengar dari pada berbicara

 
Bukankah seorang penulis tak akan mampu menjadi penulis yang baik
 jika tidak banyak membaca tulisan-tulisan para pendahulunya.

 Bahkan Seorang dokter tidak mampu menjadi Ahli dan memberikan resep yang baik 
jika ia tidak pernah belajar dari penyakit dan keluhan-keluhan pasiennya. 

Seorang guru tidak mampu menjadi guru yang sukses dalam mengajar
 jika tidak belajar dari buku-buku pelajaran, 

Dan seorang anak yang baik dan sukses ternyata dilahirkan dari orang tua
 yang banyak menyampaikan teguran dan nasihat kepada anak-anaknya.



Wallahu A’lam...

Kamis, 25 Februari 2016

Dear Mba Helen



Dear Mba Helen


dan semua Member ODOP yang saat ini, 
hari ini diberikan kesempatan oleh tuhan melihat dunia, 

Kukirimkan salam terindah, 
salam sejahtera para penghuni syurga.
Salam yang harumnya melebihi kasturi,
sejuknya melebihi embun pagi, salam hangat 
melebihi hangatnya mentari waktu dhuha.
Salam suci sesuci telaga kautsar, yang jika diminum
akan menghilagkan dahaga selama-lamanya.

Semoga bertambahnya usia mba, Semoga Semakin berkah hidupnya mba....
kalau hari ini belum dapat jodoh semoga cepat dipertemukan jodohnya, bagi yang belum. ( mba helen ma sudah punya suami, ini nga jadi), semoga diberi keturunan yang sholeh/sholehah, apa yang dicita-citakan bisa tercapai,
diberkahi Ilmu, umur, harta dan waktunya oleh Allah,...

Tak banyak orang yang seberuntung diri kita hari ini,
teringat seorang siswa  Madrasah Alia Negeri Palopo kemarin siang saat hendak pulang sekolah sekitar pukul 14 ia mengalami tragedi yang sangat mengenaskan, ia terlindas truk sepuluh roda dijalan Ratulangi , kepalanya hancur, dara bercucuran dimana-mana, bola mata hampir keluar, iapun meregang nyawa di tempat kejadian perkara. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan diberi tempat yang baik disisinya.

Kita hari ini yang diberi imur panjang, semoga bisa semakin bersyukur kepada Allah, semakin baik ibadahnya sehingga Allah memanggil kita disaat kita siap dengan segala amalan kita, khusnul khatimah dijalannya. Amin...
 
saling mendoakan saudara adalah wujud rasa cinta kita kepadanya. Itulah persaudaraan, bukan hubungan  bisnis yang sama-sama dijalankan, bukan karena ada batu dibalik udang, bukan pula melihat latar belakang. Semua titipan oleh Allah yang kita miliki hanyalah amalan kita hari ini. 

Mendengar kata-kata itu saya teringat sebuah buku yang setiap pekan kami kaji, di Bab Cinta dan benci karena Allah, hal 50 tepatnya, Hadist dari Abu Hurairah yang di sepakati oleh al-Bukhari dan muslim, dari Nabi saw. Beliau bersabda: 

Ada tujuh golongan yang akan di naugi Allah dibawah naungan-Nya. Pada hari tidak ada naungan kecuali naungannya, yaitu pemimpin yang adil ; pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya; seseorang yang senantiasa terpaut dengan Masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah; seseorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang cantik dan berkedudukan untuk berzina, tetapi di berkata, “Aku takut kepada Allah!”; seorang yang memberi sedekah tetapi ia merahasiakannya seolah-olah tangan kananya tidak mengetahui apa yang diberikan tangan kirinya; dan sesorang yang mengingat Allah diwaktu sunyi sehingga bercucuran air matanya. 

Dan dihari tidak ada naungan kecuali naungan Allah, Allah akan berkata “ Dimana orang-orang yang saling mencintai karena keagunganku? Pada hari ini aku akan memberikannya naungan kepadanya dalam naungan-ku disaat tidak ada naungan kecuali naunganku”.
MasyaAllah semoga kita adalah salah satu dari orang-orang yang diberi naungan oleh Allah disaat tidak ada naungan kecuali naungannya.

Sungguh indah tali persaudaraan itu jika diikat oleh tali Agama Allah
Wallahu A’lam...

Selasa, 23 Februari 2016

Bahaya Godaan Kaum Hawa




Fahri adalah salah seorang pria indonesia yang menempuh studi di Al Ahzar University, tak hanya fokus kuliah, hubungannya dengan tetangga sangat baik, terbukti ia memberikan hadiah pada tengganya yakni istri Boutrus yang merupakan seorang nasrani pada hari ulang tahunnya. Iapun sebagai kepala keluarga di flatnya teman-teman sekamarnya menjadikan Fahri sebagai kepala keluarga di rumah sewahnnya.

Bahasa  Arabnya sangat baik, begitupula bahasa Inggris dan jerman ia cukup mampu berdiskusi menggunakan bahasa tersebut.
Fahri juga merupakan salah seorang Syaikh yang amat terkenal dan terhormat di mesir.  Untuk menjadi murid syaikh Utsman Abdul Fattah sangat sulit.

Sore itu anak Boutrus mengajak Fahri dan teman-temannya mengadakan pesta kecil kecilan 

Minggu, 21 Februari 2016

Proses Pendewasaan Hidup



Sepertia hari-hari sebelumnya ‘
Saat membuka grup ODOP
Mas Ken, nama ini adalah nama yang selalu
Menghiasi grup ODOP,
Entah kenapa, sahabat ODOP sering membicarakan perihalnya,

Ia bag selebritis di grup odop akhir-akhir ini..
Yang penuh dengan sensasi.
Samapai sayapun yang jarang nimbrung kadang penasaran ada apa dengan Mas Ken...

Ia kadang menjdai bahan tulisan, dek Audri dan 
yah karena tulisan bang syaihah.

Awalnya Ia sangat tekenal orang yang malas nulis,
Kemidian ia muncul dengan prinsip tulisan
17 kalima per hari itu slogannya
Kemudian akhirnya berubah menjadi 3 kalimat per hari.
Yang menuai banyak komen-komen.


Setelah itu dia hadir dengan tulisan-tulisan yang
kadang membuat ngakak beberapa anggota odop,
sayapun pernah nyengir membaca salah satu tulisannya
yang pas mesan nasi dibungkus pakai ayam, katanya, sambil nunjuk etalase “ Ayamnya dipisah sama nasinya yah mba”. Katanya kayak yang lalu-lalu Nasinya kadang habis kepatuk ayam kalau nga dipisah.

Tak Cuma itu ia kemudian dikenal dengan gaya tulisan absurd-nya
Ia juga terkenal si  jomblo. Nah ini saya taunya dari tulisan teman-teman ODOP
Yang ternyata tulisannya terinspirasi dari keadaan Mas Ken...
Yang menjadi bahan pembicaraan
Dan akhir-akhir ini  tulisannya
Berubah menjadi puisi-puisi melow
Dan banyak mendapat komen-komen dari para anggota ODOP.

Tak hanya berhenti sampai disitu
Selebritis ODOP inipun akhirnya memuat tulisan di blognya
Kali ini ia hadir dengan tulisan yang agak  berbeda, tak ada canda, tak ada melow
Tak ada gurauan, serius... seserius judul tulisannya ANAK TIRI INDONESIA
Ia berpesan “ini nga lagi bercanda yah”. Pesannya di grup ODOP.

Akhirnya sosok kebapaannya muncul... tegas dan serius namun tetap
Dengan khasnya, terbukti di blognya yang kali ini yang bertema REPUBLIK MUMETNESIA
Ia menulis “Sebuah negara nyata tanpa derita yang tak mungkin kau temui dalam peta”
Yah itulah mas ken, penuh dengan imajinasi yang luar biasa, tak banyak orang sepertinya...

Tulisan diatas hanya pengantar,
Sebenarnya Saya jadi teringat sesuatu saat membaca tulisan dan komen2 di blog Mas Ken Patih.

Saat saaya berada dalam sebuah ruangan kelas,
Suasana begitu serius, itu nampak dari raut muka semua orang yang hadir di ruangan
Itu, entah apa yang mereka pertanyakan sehingga seorag yang duduk di depan papan tulis itu
Memberikan sebuah gambaran lewat sebuah cerita,...

Suatu hari di sebuah perkampungan seorang bapak Tua  
tinggal berting dengan, seorang anak laki-laki yang masih berumur 11 tahun
Dan seekor Unta peliharaannya di rumahnya.

Hari itu ia ingin kepasar menjual Unta tersebut,
Akhirnya ia memutuskan pergi bersama dengan anaknya kepasar,
Namun untuk sampai di pasar ia harus melewati beberap perkampungan
Untunglah unta tersebut cukup kuat untuk membawa salah seorang dari mereka.

“Nak kamu kamu saja yang yang naik ke  unta ini karena
Kamu pasti akan kelelahan”.
Dengan berat hati sang anakpun menuruti permintaan bapaknya.

Akhirnya mereka berdua membawa unta
mereka melewati perkapungan pertama
Sambil berjalan sang bapak tua itu
Mengiringi jalan unta yang sedang  dinaiki anaknya...

“Dasar anak durhaka, tega-teganya ia membiarkan bapaknya yang sudah tua rentah
Berjalan, sedangkan ia sendiri menaiki unta tersebut”. Protes salah seorang warga perkampungan itu, yang tidak sengaja terdengar oleh sang anak dan bapak tua tersebut.

Akhirnya sang anak memutuskan untuk turun, dan meminta bapaknya naik
Di punggung sang unta

“Bapak sudah sangat letih berjalan, dan bapak pasti mendengar perkataan orang-orang tentangku”

Maka dengan terpaksa sang Bapak tua  pun dengan terpaksa naik ke unta tersebut.
Dan bergantian dengan anaknya yang mengiring mereka.

Sampai ia melewati perkampungan ke dua.
“Dasar Sang Tua yang egois, sampai hati melihat anaknya yang masih kecil, berjalan sementara
Yang ia duduk diatas untanya”

Akhirnya iapun menyuruh anaknya untuk naik di atsa unta bersamanya.
Dan  akhirnya Ia sampai di perkampungan ke tiga, komentarpun masih ia dengarkan
Bukannya ia terbebas dari perasangka dan komentar yang ada malah cemooh.

“Dasar manusia egois, ia tega menyiksa untanya, tidakkah ia melihat unta itu tidak cukup kuat untuk menahan berat mereka berdua,”.

Merekapun memutuskan untuk turun, mereka berfikir “bagaiamana kalau kita jalan kaki saja
Dan agar adil tak ada yang berkomentar terhadap kita nak” ajak sang Bapak Tua.
 Sang anaknpun menyetujui dan mereka sepakat untuk berjalan samapai kepasar.

Setelah tiba dipasar, apa yang mereka dengar, banyak orang yang berkomentar, salah satu yang sempat menyumbat telinganya “ Dasar manusia yang tidak tau bersyukur, sudah diberi unta untuk dipakai sebagai kendaraan malah jalan kaki, tidak anak, tidak bapak sama aja.....

Sang anak menangis tersedu, tak tega melihat Bapaknya mendengar
Perkataan orang-orang terhadap Bapaknya.
Sang bapak tua, memeluk erat sang anak,
Ia tak mampu membendung air matanya,
Ia peluk erat-erat tubuh mungil sang anak dan membisikkan sesuatu,

“ Nak Hari ini adalah hari yang penuh dengan pelajarn untuk hidup kita nak, saya sengaja merawat dan membesarkan unta ini agar kuat membawa salah seorang dari kita, saya sengaja mengajakmu melewati perkampungan itu, karena saya suda mengalaminya, saya tau sifat manusia nak,
Manusia memang suka mengkritik, itulah kenyataan hidup anakku...”

“ sebagaimana saat menaiki unta menuju pasar, begitulah hidup anakku,
Sebelum kita sampai pada sebuah tujuan akan ada saja komentar-komentar miring yang akan kita temui dalam hidup ini,terlepas apakah niat kita baik, apa tak lagi jiaka buruk. Ingatlah nak apa saja yang kita lakukan hari ini akan mendapat komentar, kritik, dan bahkan cemoohan dari orang lain.

“ hadapilah  ia karena ia hanyalah proses-proses pendewasaan dalam hidup, ia adalah pelajaran-pelajaran yang Allah sengaja kirimkan lewat orang lain, namun ingat nak apapun komentar orang lain selalu perbaiki niat dalam melakukan sesuatu dan jangan mendengki orang-orang yang berkomentar, mereka sebenarnya perhatian namun cara mereka mungkin yang sedikit berbeda" 

"ingat nak setiap apa yang manusia lakukan akan dimintai pertanggung jawaban, dan setiap apa yang kita dapatkan dalah tergantung niat kita melakukan perbuatan tersebut, sebagaiamana nabi kita Muhammad Saw. Mengingatkan dalam sebah hadis, bahwa seseorang yang hijrahnya karena Allah dan Rosulnya, maka Hijrahnya karena Allah dan Rosulnya, dan jika sesorang niat hijrahnya karena Dunia yang dikehendakinya atau  karena Wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya akan bernialai sebagaimana yang dikehendakinya.” 

Wallahu a’lam.

Jumat, 19 Februari 2016

Mutiara Kebangkitan


Saat pena tak mampu menulis
Seolah tinta hitam menjadi sianida  tak berfaedah
Menggoreskan kesaksian demi fulus
Menghizab darah rakyat jelatah

Saat mulut-mulut singa kampus mulai bungkam
Beku, Seribu bahasa ia terdiam
Suaranya tak lagi mencekam
Disumbat dengan undangan makan malam

 Zaman telah mengikis IdealismeMu
Semut-semut akan menjadi Raja dikandangmu
Saat engkau masih terbuai dengan sumbatanmu
Maka runtuhlan Tulang-tulang kepercayaan yang ada padaMu.

Bangkitlah, angkat penamu,
penah peradaban yang akan mengubah dunia kelam ini
Bangkitlah, Torehkan tinta sejarah yang
akan mengabadikan namamu
dalam perjuangan melawan arus kebobrokan hari ini,

Letakkan gedjet mu ambillah Al-Quranmu
Letakkan Tongsismu ambillah bukumu
Simpanlah Rokokmu Ambillah penamu.

Ukirlah hidupmu seperti para sahabat sehingga syurga menantikan mereka
Sekalipun diri tak mampu menyamai mereka, namun cukuplah usaha  yang menjadi saksi.

Masih Teringat dengan jelas dengan puisi sewaktu kecil
 yang sering dibaca di depan kelas sebelum pulang sekolah,

“Biar peluruh menembus kulitku
aku tetap meradang, menerjang,
hingga hilang pedih perih”
Yah puisi ini adalah kutipan puisi chairil Anwar,
yang saat ini hanya menjadi legenda usang di dalam lemari.

Kata-katanya begitu menghujam
bagaiakan kobaran api
yang menghembus sampai
ke ruas-ruas tulang paling dalam.

begitulah semangatnya menghujam.

Tak ada pilihan lain kecuali bangkit,
Bangkit dari kebodohan,
Bangkit dari melawan arus teknologi yang melenakan.
Bangkit dari rasa malas berfikir.
Bangkit melawan Kebobrokan sistem.


Karena Ia akan menjadi Goresan, 
Pena Kesaksian di hari akhir kelak.

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...