Selasa, 02 Februari 2016

Salah Pengharapan Part 2

Harapan,
entah bagaimana bentuk harapan itu,
saat ia berputar-putar di benak seseorag.

Harapan, kata ini membuatku bingung, entah bagaimana dan dari mana tulisan ini akan saya mulai, sejak saat itu saya membuka mesegger dari seseorang.

Saya mulai menyusun ingatan demi ingatan dikepala, mencari informasi bagaikan beselancar di om google.

Harapan. Apa yang salah dengan kata ini,
bukankah karena harapan seorang ibu tak berputus asa menyayangi dan merawat anaknya, meskipun ia tak tau apakah ia akan tumbuh menjadi anak manis yang sholeh/sholehah.

Karena harapan ibu tidak pernah mengeluh
bagaimana jika ia belum sempat tumbuh menjadi anak yang manis lantas dipangil oleh Allah. Tidak. Harapan ibu membuat ibu semakin semangat.

Harapan, apa yang salah dengan kata ini?
Bukankah karna harapan ayah relah membanting tulang menguras keringat mulai menanam buah-buahan saat kita masih kecil?

Karena harapan anaknya akan tumbuh dan menikmati buah yang ayah tanam. bahkan saat menanam sering pohon ini mati karena kekeringan,  tapi ayah tak pernah mengeluh. Sungguh ayah kembali menanam pohon yang baru, hinggah sekarang kita bisa menikmati buah yang ayah tanam,  itulah kekuatan harapan.

Lantas apa yang salah dengan harapan? Yah! Saya mulai faham setelah mendapat pesan dari teman. Isi pesanya adalah gambar yang di edit dengan nasihat sang guru.

Dari imam Syafi'e
"Ketika Hatimu terlalu berharap pada seseorang, maka Allah timpahkan atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain kepada Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu berharap kepadanya. "

Iya Ibu pecaya bahwa anak-anak adalah titipan dari sang khaliq, ia pecaya bahwa Allah mempercayakan kami kepada ibu,  sehinggah ketika ibu berusaha merawat kami,  entah kami akan tumbuh ataukah Allah memanggil kita ibu tak pernah putus asa, karena Allahlah yang mengatur segalanya Ibu sandarkan kepada Allah,  begitu juga dengan Ayah,  Ayah tau Kami dititip oleh Allah, maka Allah tidak akan membiarkan kami kelaparan, yang Ayah tau adalah berusaha menyandarkan semua kepada Allah,  karena Dialah sang pemilik rezeki.

Seharusnya begitupun bagi yang lagi gunda gulana,  galau merana,  maratap merayap (kayak cicak aja merayap hehe) lebay deh muda-mudi sekarang.

Yah banyak orang yang hari ini terlalu berharap kepada manusia dan khawatir atas rezeki, keturunan dan pastinya jodoh.

Nah berbicara masalah jodoh,  (sok tau amat) hari itu saya menyempatkan untuk jalan-jalan ke kampus 2, kebetulan kampus UNCP itu ada 3, biasanya saya kuliah di kampus 1, tapi karena hari itu saya ada janjian dengan adik junior jadi saya harus ke kampus 2, kebetulan kami janjian di mushaAllah....

Sesampainya di Mushallah kampus, adik yang saya temani janjian tiba-tiba nga ada hujan dan badai dia berhalangan datang,  dengan berusaha sedikit tenang saya membalas pesan singkatnya "oi tidak masalah dik,  tapi dipindahkan ke hari yang lain yah, sms aj hari dan jamnya, saya tunggu minggu ini yah,".

Dengan menghela nafas panjang,  saya kembali melihat mahasiswa yang ada disekeliling mushallah, sifat sok kenal sok dekat saya terpancing ketika melihat sosok muslimah dipojok mushallah dengan seorang temannya, sebenarnya saya agak minder sih karena kerudungnya lebih besar dari saya, tapi saya perhatikan ia menggunakan baju potongan, kacamatanya membuat saya semakin tidak percaya diri, yang awalnya semangat menjadi ciut....

"Duh Eka, Seorang muslim itu bersaudara,  kalau ia orang yang faham,  ia akan menjawab salam dari kamu, bukankah selama ini kamu sendiri yang selalu menyampaikan bahwa kita harus menyambung tali silah ukhuwah, persaudaraan diantara kita tidak diukur dari pakaian,  karena masalah kerudung yang engkau fahami dalam Qs.An-nur:31 dan jalabah atau baju kurung yang kamu jadikan dalil atau pegangangan ada dalam Qs Al-Ahzab 59, jadi pakaian yang dia kenakan itu juga pasti ada dalilnya, InsyaAllah semua akan Allah tanyai di akhirat kelak, ingat loh berbuat karena Allah yah,  bukan pakai standar manusia," hmm, saya kembali menghela nafas panjang setelah menasihati diri sendiri.

Dengan langkah tenag dan senyum, saya menyapa mereka,
"Assalamualaikum ukhti". "Waalaikumussalam" jawaban yang juga cukup ramah.

Setelah agak lama berbincang dan mengetahui kalau ia adalah adik junior. Sampailah pada sebuah pertanyaan yang membuat saya tercengang, pertanyaan sekaligus curhatan.

Yah entah apa yang membuat ia begitu percaya kepada saya yang baru kali ini dipertemukan, semoga jawaban saya dapat memberi manfaat dan tak meleset dari apa yang pernah saya baca dan pelajari.

Ia bercerita tentang seorang keluarganya namun saya minta agar tak usah disebut namanya,cukup menjadi pelajaran kataku.  Akhirnya ia bercerita panjang lebar yang inti pertanyaanya bagaimana jika seorang wanita atau laki-laki saling berharap akan berjodoh,  bahkan ia kadang telponan agar orang yang ia dambakan tak diambil orang lain, ia tak pacaran, tak pernah ketemuan,  pegangan tangan tidak pernah ia lakukan,  tapi satu hal ia sering ditelpon dan dijanji akan dilamar...ngeh hati saya mendengarnya, so sweet yah, kata orang, tapi tidak bagi saya..

Saya kemudian menjawab pertanyaan ukhti tadi,  afwan (maaf)  dek,  untuk menjawab pertanyaan adek saya sebenarnya sangat minim ilmu, tapi Alhamdulillah sebelum dipertemukan adik,  Allah perkenankan saya membaca buku judulnya udah putusin Aja,  bukunya keren dik,  disana dibahas tuntas masalah kegalauan dan sbagainya plus didukung dalil Al-Quran dan Hadis

lelaki sejati itu yang langsung datangi walinya,  bukan pada si A. Nah lebih ngena lagi nih, ini untuk saya juga yah jawaban ini, memiliki cinta itu luar biasa, namun sebelum akad semua bisa jadi berbahaya. Bisa mencintai itu sebuah anugrah,  tapi sebelum pernikahan itu sesuatu yang salah.

Setiap lelaki dan wanita pasti memiliki nafsu. Itu  adalah fitrah dan manusiawi. karenanya Islam mengatur agar lelaki tidak melakukan interaksi yang melewati batas sebelum mereka siap menikah, sebab interaksi yang dilakukan terus menerus pasti akan lahirkan rasa. Bila belum siap pemenuhannya bisa fatal.

Bagaikan kupu-kupu yang memaksa keluar dari kepompong sebelum waktunya. Begitulah cinta bisa dibunuh sebelum waktunya. Bertamabah umur memang tidak menjamin benarnya amal, tapi cinta punya guru terbaik yang bisa mengajarinya yakni waktu.

Kalau laki-laki tadi suda siap menikah datangi walinya saja,  jangan mengumbar janji.

Nah pernah nonton film 7 petala cinta?
Sebenarnya saya nga suka nonton tapi kalau yang bisa kita petik hikmahnya apalagi film islam yah saya akan luangkan sedikit waktu.

Nah di sana ada pesan yang amat dalam dan saya sengaja mendownload pas pesan itu saja dan saya akan putar sampai saya merasa bosan.

Semoga saya tidak lupa pesannya seperti ini
"Bila awak mau cinta saya, carilah dulu cinta Allah. Bila awak mau rindu saya, rinduilah dulu Allah dan Rosulnya,j ika awak mau sayang saya, sayangilah dulu agama lebih daripada diri saya."

Pesan ini sangat dalam dik, cinta dan mencintai itu fitrah tapi ingat ada yang sepatuntya kita cintai dulu sebelum makhlunya, yakni Allah sang pemilik cinta, sang pemilik hati dan Sang pemilik makhluk.

Jika Kita mencintai Allah lebih dari siapapun, maka yakin Allah akan mengirimkan hambanya yang juga mencintai Allah dan Rosulnya. Sehingga ketika cinta yang dibangun dan dipertemukan karena Allah, maka cinta itu akan abadi karena Allahlah sang pemilik keabadian yang menjadikannya abadi, InshaAllah.

Kita menahan rasa karena Allah, kita menanti karena Allah. Kita dipertemukan karena Allah, dan kita akan dipisahkan karena Allah.

Jangan gantungkan harapan kecuali kepada Allah. Allah mengingatkan kita semua dalam firmanNya "Berdoalah kepada-ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu, sesungguhnya orang yang menyombongkan diri dari menyembah-ku, akan masuk neraka dalam
keadaan hina dina." (TQS. Al-Mu'min:60)

Mintalah kepada Allah dengan rasa rendah.rasa takut tidak akan diterima doa-doa kita, dan juga dengan harapan diterima doa kita, mintalah dengan penuh penghambaan. Allah maha mendengar. bila itu adalah urusannya orang-orang yang beriman Allah tidak akan menelantarkan mereka. Allah pasti akan menolong setiap hamba yag menolong agamanya (QS. Muhammad :7)

wallahu A'lam...

2 komentar:

  1. Waaachh...
    Tulisanya kerenn.. dalam bngett, stiap klimat mengmbrkn suasana pas kejadian. jd mmbca smbil membyangkan suasananya...

    BalasHapus
  2. Biasa aj kok kak, baru belajar...

    Syukran kak, setiap komen kk selalu memberi semangat

    BalasHapus

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...