Minggu, 21 Februari 2016

Proses Pendewasaan Hidup



Sepertia hari-hari sebelumnya ‘
Saat membuka grup ODOP
Mas Ken, nama ini adalah nama yang selalu
Menghiasi grup ODOP,
Entah kenapa, sahabat ODOP sering membicarakan perihalnya,

Ia bag selebritis di grup odop akhir-akhir ini..
Yang penuh dengan sensasi.
Samapai sayapun yang jarang nimbrung kadang penasaran ada apa dengan Mas Ken...

Ia kadang menjdai bahan tulisan, dek Audri dan 
yah karena tulisan bang syaihah.

Awalnya Ia sangat tekenal orang yang malas nulis,
Kemidian ia muncul dengan prinsip tulisan
17 kalima per hari itu slogannya
Kemudian akhirnya berubah menjadi 3 kalimat per hari.
Yang menuai banyak komen-komen.


Setelah itu dia hadir dengan tulisan-tulisan yang
kadang membuat ngakak beberapa anggota odop,
sayapun pernah nyengir membaca salah satu tulisannya
yang pas mesan nasi dibungkus pakai ayam, katanya, sambil nunjuk etalase “ Ayamnya dipisah sama nasinya yah mba”. Katanya kayak yang lalu-lalu Nasinya kadang habis kepatuk ayam kalau nga dipisah.

Tak Cuma itu ia kemudian dikenal dengan gaya tulisan absurd-nya
Ia juga terkenal si  jomblo. Nah ini saya taunya dari tulisan teman-teman ODOP
Yang ternyata tulisannya terinspirasi dari keadaan Mas Ken...
Yang menjadi bahan pembicaraan
Dan akhir-akhir ini  tulisannya
Berubah menjadi puisi-puisi melow
Dan banyak mendapat komen-komen dari para anggota ODOP.

Tak hanya berhenti sampai disitu
Selebritis ODOP inipun akhirnya memuat tulisan di blognya
Kali ini ia hadir dengan tulisan yang agak  berbeda, tak ada canda, tak ada melow
Tak ada gurauan, serius... seserius judul tulisannya ANAK TIRI INDONESIA
Ia berpesan “ini nga lagi bercanda yah”. Pesannya di grup ODOP.

Akhirnya sosok kebapaannya muncul... tegas dan serius namun tetap
Dengan khasnya, terbukti di blognya yang kali ini yang bertema REPUBLIK MUMETNESIA
Ia menulis “Sebuah negara nyata tanpa derita yang tak mungkin kau temui dalam peta”
Yah itulah mas ken, penuh dengan imajinasi yang luar biasa, tak banyak orang sepertinya...

Tulisan diatas hanya pengantar,
Sebenarnya Saya jadi teringat sesuatu saat membaca tulisan dan komen2 di blog Mas Ken Patih.

Saat saaya berada dalam sebuah ruangan kelas,
Suasana begitu serius, itu nampak dari raut muka semua orang yang hadir di ruangan
Itu, entah apa yang mereka pertanyakan sehingga seorag yang duduk di depan papan tulis itu
Memberikan sebuah gambaran lewat sebuah cerita,...

Suatu hari di sebuah perkampungan seorang bapak Tua  
tinggal berting dengan, seorang anak laki-laki yang masih berumur 11 tahun
Dan seekor Unta peliharaannya di rumahnya.

Hari itu ia ingin kepasar menjual Unta tersebut,
Akhirnya ia memutuskan pergi bersama dengan anaknya kepasar,
Namun untuk sampai di pasar ia harus melewati beberap perkampungan
Untunglah unta tersebut cukup kuat untuk membawa salah seorang dari mereka.

“Nak kamu kamu saja yang yang naik ke  unta ini karena
Kamu pasti akan kelelahan”.
Dengan berat hati sang anakpun menuruti permintaan bapaknya.

Akhirnya mereka berdua membawa unta
mereka melewati perkapungan pertama
Sambil berjalan sang bapak tua itu
Mengiringi jalan unta yang sedang  dinaiki anaknya...

“Dasar anak durhaka, tega-teganya ia membiarkan bapaknya yang sudah tua rentah
Berjalan, sedangkan ia sendiri menaiki unta tersebut”. Protes salah seorang warga perkampungan itu, yang tidak sengaja terdengar oleh sang anak dan bapak tua tersebut.

Akhirnya sang anak memutuskan untuk turun, dan meminta bapaknya naik
Di punggung sang unta

“Bapak sudah sangat letih berjalan, dan bapak pasti mendengar perkataan orang-orang tentangku”

Maka dengan terpaksa sang Bapak tua  pun dengan terpaksa naik ke unta tersebut.
Dan bergantian dengan anaknya yang mengiring mereka.

Sampai ia melewati perkampungan ke dua.
“Dasar Sang Tua yang egois, sampai hati melihat anaknya yang masih kecil, berjalan sementara
Yang ia duduk diatas untanya”

Akhirnya iapun menyuruh anaknya untuk naik di atsa unta bersamanya.
Dan  akhirnya Ia sampai di perkampungan ke tiga, komentarpun masih ia dengarkan
Bukannya ia terbebas dari perasangka dan komentar yang ada malah cemooh.

“Dasar manusia egois, ia tega menyiksa untanya, tidakkah ia melihat unta itu tidak cukup kuat untuk menahan berat mereka berdua,”.

Merekapun memutuskan untuk turun, mereka berfikir “bagaiamana kalau kita jalan kaki saja
Dan agar adil tak ada yang berkomentar terhadap kita nak” ajak sang Bapak Tua.
 Sang anaknpun menyetujui dan mereka sepakat untuk berjalan samapai kepasar.

Setelah tiba dipasar, apa yang mereka dengar, banyak orang yang berkomentar, salah satu yang sempat menyumbat telinganya “ Dasar manusia yang tidak tau bersyukur, sudah diberi unta untuk dipakai sebagai kendaraan malah jalan kaki, tidak anak, tidak bapak sama aja.....

Sang anak menangis tersedu, tak tega melihat Bapaknya mendengar
Perkataan orang-orang terhadap Bapaknya.
Sang bapak tua, memeluk erat sang anak,
Ia tak mampu membendung air matanya,
Ia peluk erat-erat tubuh mungil sang anak dan membisikkan sesuatu,

“ Nak Hari ini adalah hari yang penuh dengan pelajarn untuk hidup kita nak, saya sengaja merawat dan membesarkan unta ini agar kuat membawa salah seorang dari kita, saya sengaja mengajakmu melewati perkampungan itu, karena saya suda mengalaminya, saya tau sifat manusia nak,
Manusia memang suka mengkritik, itulah kenyataan hidup anakku...”

“ sebagaimana saat menaiki unta menuju pasar, begitulah hidup anakku,
Sebelum kita sampai pada sebuah tujuan akan ada saja komentar-komentar miring yang akan kita temui dalam hidup ini,terlepas apakah niat kita baik, apa tak lagi jiaka buruk. Ingatlah nak apa saja yang kita lakukan hari ini akan mendapat komentar, kritik, dan bahkan cemoohan dari orang lain.

“ hadapilah  ia karena ia hanyalah proses-proses pendewasaan dalam hidup, ia adalah pelajaran-pelajaran yang Allah sengaja kirimkan lewat orang lain, namun ingat nak apapun komentar orang lain selalu perbaiki niat dalam melakukan sesuatu dan jangan mendengki orang-orang yang berkomentar, mereka sebenarnya perhatian namun cara mereka mungkin yang sedikit berbeda" 

"ingat nak setiap apa yang manusia lakukan akan dimintai pertanggung jawaban, dan setiap apa yang kita dapatkan dalah tergantung niat kita melakukan perbuatan tersebut, sebagaiamana nabi kita Muhammad Saw. Mengingatkan dalam sebah hadis, bahwa seseorang yang hijrahnya karena Allah dan Rosulnya, maka Hijrahnya karena Allah dan Rosulnya, dan jika sesorang niat hijrahnya karena Dunia yang dikehendakinya atau  karena Wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya akan bernialai sebagaimana yang dikehendakinya.” 

Wallahu a’lam.

4 komentar:

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...