Jumat, 26 Juli 2019

Menyikapi Para Pendosa

Kesempurnaan hanya milik Tuhan pencipta alam semesta, Allah SWT. Bahkan Rasulullah Saw pernah ditegur oleh Allah lantaran ekspresi beliau dan itu diabadikan dalam Qur'an surah Abasa. Demikianlah manusia mulia sepanjang zaman pernah melakukan kekhilafan. Apatah lagi manusia biasa.

Seorang teman bertanya pada saya. Bagaimana menyikapi seseorang yang ingin berteman, mengenal dan shareing pengetahuan dengan orang lain namun orang pertama ini kadang tak menjalankan sunnah, kadang lalai, lalu kadang melakukan kesalahan?

Baik. Manusia biasa sudah tentu tidak luput dari kesalahan. Alangkah indah hati orang yg melakukan kesalahan lalu menyadari kesalahannya. Itu artinya Allah masih mengetuk hatinya dan memberikan peluang untuk memperbaiki dirinya.

Alangkah celaka jika ada yg merasa sudah sempurna dan baik, lalu meremehkan mereka yang terlihat tak baik.

Betapa banyak kisah seorang yang kelihatannya pendosa, lalu ia diam-diam menangisi kesalahannya lalu Allah angkat derajatnya.

Biarlah saya ceritakan sebuah kisah yang disampaikan oleh Ustadz Hamid Ahmad, dari Abu Hurairah yang berkata, bahwa Rasulullah Saw pernah bercerita : Ada dua orang laki-laki bersaudara dari Bani Israil. Salah seorang dari mereka adalah pendosa, sementara yang lain adalah ahli ibadah.

Ahli ibadah itu selalu melihat saudaranya berbuat dosa dan ia selalu berkata, "Berhentilah dari berbuat dosa."

Suatu hari ia melihatnya sedang berbuat dosa, lalu ia berkata kepadanya, "Berhentilah dari berbuat dosa."

Pendosa itu berkata, "Biarkan aku bersama Rabb-ku, apakah engkau diutus untuk selalu mengawasiku?!"

Ahli ibadah berkata, " Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu," atau dia berkata "Allah tidak akan memasukkanmu di dalam surga."

Allah SWT lalu mencabut nyawa keduanya sehingga keduanya berkumpul di sisi Rabb semesta alam.

Allah kemudian bertanya kepada ahli ibadah "Apakah kamu lebih tahu dari-ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam kekuasaan-Ku?"

Allah lalu berkata pada pendosa, "Pergi dan masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku."

Dan Dia berfirman kepada para malaikat: "Bawalah ia ke neraka."

Dari kisah ini setiap muslim dan terlebih saya harusnya bisa mengambil pelajaran bahwa, seseorang masuk surga atau neraka bukan karena ia soleh atau solehah. Tapi karena rahmat dari Allah SWT.

Karenanya tidak pantas seseorang mengucilkan, membenci saudaranya.

Hanya saja. Harus kita tahu, kita semua pendosa termasuk saya, tapi kita tentu ingin masuk surganya Allah dengan rahmat Allah karenanya mari kita perbaiki diri kita. Berlomba dalam kebaikan. Kita harusnya berlomba untuk mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Alangkah baik jika diri kita yang pendosa menyadari dosa itu lalu memperbaiki diri.

Demi Allah, Allah lebih bahagia dari taubatnya seorang hamba daripada seseorang yang bahagia menemukan kendaraan serta perbekalannya yang tadinya sempat hilang darinya

Sumber: Kisah Ini Dikutip Dari Buku Kisah Teladan Dalam Hadist Dengan Pendapat Pribadi Penulis

Senin, 08 Juli 2019

CERITA DIBALIK PELATIHAN Part #1

Bismillah, Alhamdulillah saya sangat bersyukur Allah berikan saya kesempatan untuk hadir di pelatihan Pogram Tahfidz Balita dan Anak yang diadakan di Makassar beberapa hari yang lalu bersama al Ustadz @edy_protaba

Pelatihan ini bagi saya sangat penting, karena dari sejak tahun 2013 saya mengenal islam dan belajar mengaji dengan musyrifah sekaligus kakak, sahabat dan guru saya yakni kak Hasna dan Kak Sri saya benar-benar jatuh cinta dengan Quran. Saya pun punya mimpi ingin jadi keluarga Allah, ingin punya keluarga penghafal quran dan ingin menjadi pengemban Quran dan yang motivasi pertama saya adalah, saya tahu seberapa pun kaya nya saya, meski bergunung-gunung emas yang saya berikan kepada kedua orang tua saya itu tidak mampu membalas jasa mereka yang sudah merawat saya dan mengasihi saya hingga kematian saya nanti. Karenannya saya ingin berikan kado terindah untuk orang tua saya yang melampaui dunia, yakni mahkota dan kemuliaan di surga kelak
untuk mereka orang tua saya. Ibu Hana dan Pak Anwar💞. Perasaan ini ingin saya tularkan pada generasi dan adik-adik saya. Karena semua orang tua berhak bahagia dunia dan akhirat. Karenannya salah satu cita-cita saya agar cita-cita yang lain bisa terpenuhi adalah saya ingin mendirikan Rumah Quran. Dan Alhamdulillah cita-cita ini bertambah mantab saat saya lulus kuliah (sekitar tahun 2016).

Sejak dulu saya punya keinginan untuk membuka Rumah Quran dan ternyata di 2019 ini baru Allah bukakan jalannya. Alhamdulillah
.
.
Tugas manusia memang hanya berniat dan berusaha tanpa henti karena kapannya hanya Allah yang bisa menentukan. Yang salah dan keliru yaitu ketika manusia tidak berani punya mimpi dan cita-cita. Saya teringat dengan sebuah kalimat indah, "Hanya karena belum meraih mimpi, bukan berarti hidup Anda tak berarti. Hidup tak berarti jika Anda tidak punya mimpi untuk diraih." Karena itu saya selalu menyertai mimpi-mimpi saya dengan doa, dan Alhamdulillah Allah bukakan jalannya.

Anda, saya dan kita semua harus berani bermimpi. Dan mimpi atau cita-cita harus dibarengi dengan ikhtiar atau usaha untuk meraihnya karena Innallaha la yughayyiru ma bikaumin hatta yughayyiru ma bi anfusihim.
Ini pesan Allah dalam Quran surah Ar Raad ayat 11, dimana Allah sampaikan bahwa, sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, atau seseorang, atau keluarga atau sebuah komunitas hingga mereka mau mengubah atau berusaha mengubah keadaan mereka sendiri. Jika kita sudah niat, sudah usaha dan doa maka tunggulah keajaiban akan menghampiri anda.

InsyaAllah. Semangat bermimpi menjadikan anak-anak kita, adik kita, keluarga kita dan diri kita menjadi penghafal quran.
Jika ada kemauan ada 1000 jalan, jika tak ada kemauan akan ada 1000 alasan.

Follow @rq_istiqomahbinturu☑

https://www.instagram.com/p/BzmGEerBHJJ/?igshid=jjg4e4habso2

CERITA DIBALIK PELATIHAN Part #2

Bermodal Bismillah, niat dan nekat.

Setelah mengetahui ada pelatihan program tahfidz, maka tekad saya bulat untuk ikut. Saat itu saya benar-benar bertanya dalam diri, "Benarkah saya yakin? Yaah saya tidak yakin dengan diri saya. Tapi saya punya Allah, saya yakin sampai hari ini cita-cita ini ada karena Allah mengizinkannya." Lah tanya sendiri, jawab sendiri. Piye iki

Di group whatsapp, ustadz @edy_protaba menulis sebuah pesan bahwa jika ingin melakukan sesuatu, segera bertindak jangan terlalu banyak pertimbangan. Jleeb, kata-kata itu sangat menusuk. Karena sejak dua ribu enam belas saya ingin mendirikan rumah quran namum terhalang karena terlalu banyak mikirnya. Karena membaca pesan ustadz jugalah salah satu yang menggerakkan saya beranikan diri menghubungi panitia pelaksana pelatihan untuk mendaftarkan diri.

Jangan ditanya, apakah pelatihannya butuh dana. Tentu. Dan saat itu saya hanya bilang ke panitianya, insyaAllah saya akan transfer uangnya. Padahal, saat itu benar-benar saya tidak punya danau eh dana.

Okeh saya punya Bapak yang selalu mendukung saya, tapi sejak selesai kuliah benar-benar saya malu untuk selalu meminta bantuannya. Saya benar-benar harus mandi sendiri eh belajar berusaha sendiri. Maka saya putuskan untuk tidak meminta bantuan bapak meski benar-benar butuh.
.
.
________________
Tempat pelatihan dan rumah saya kira-kira butuh ongkos 300 ribu untuk pulang perginya. Ditambah uang penginapan 300/ dua malam karena acara pelatihan berlangsung dua malam. Ditambah biaya pelatihan yang sama dengan sewa mobil dan juga biaya lainnya selama di Makassar.

Alhamdulillah, kira-kira uang yang saya butuhkan adalah 1,5 juta untuk hidup di Makassar dengan biaya-biaya lainnya yang saat itu saya bersyukur karena uang saya tidak ada sama sekali 😩

Tapi saya selalu ingat pesan Opu, salah satu kenalan yang juga punya Rumah Quran. Beliau pernah berpesan, "Nak eka melangkahlah dan yakin sama Allah, niat baik seorang hamba akan Allah akan bukakan jalannya. Yakin itu".

Demikan pesan indah dari Opu Sri Wahyuni. Terima Kasih opu😘🙏

Ya. Saya selalu yakin dengan pertolongan Allah. Namun kadang-kadang manusia itu terlalu pintar matematikanya. Ia menghitung-hitung dengan hitungan matematis. Padahal pertolongan Allah tidak bisa dikalkulasikan. Bukankah jika kita miskin, kita punya Allah yang Maha Kaya? Cuma masalahnya kepercayaan itu tidak boleh kurang dari 100%

Bismillah. Harus yakin 100%

Dan hari itu tanggal 22-23, bagi orang lain mungkin hari biasa dan biasa saja ikut pelatihan. Tapi bagi saya itu luar biasa. Ternyata bahagia itu jika kita mencapai sesuatu dengan upaya dan kesukaran.

Hari itu saya bisa ikut pelatihan dan juga mengajak salah satu pengajar saya. Jadilah biayanya dua kali lipat bukan? Tapi bagi Allah itu mudah. Semua dimudahkan oleh Allah. Bahkan saya bisa ke toko buku saat di Makassar dan membeli buku dengan harga hampir 600.

Ahh saya jadi punya sebuah pesan buat diri saya sendiri, "Jika kamu kesulitan, jangan menganggap itu sulit. Karena itu artinya kamu meniadakan Allah dalam urusanmu. Bukankah Allah Maha Besar? Jika kamu punya masalah yang besar, katakan pada masalah itu bahwa kamu punya Allah yang Maha Besar. Jika kamu kekurangan, bukankah Allah Maha Kaya? Bukankah Allah Maha Rahman dan Maha Rahim?"

MaasyaAllah.

Dan terbuktilah bahwa Allah Maha Penyayang. Ia amat sayang dengan diri Ini. Percayalah bahwa rezeki dan pertolongan Allah akan datang dari arah mana saja yang tidak kita sangka-sangka. Dan ini berlaku pada siapa saja yang berniat pada kebaikan, yakin dengan dan bersungguh-sunguh serta berdoa kepada Allah SWT.

Jangan benci kesulitan, karena dari sana kita belajar kepuasan dan rasa syukur.

Orang yang terbiasa dengan kemudahan, akan sukar dalam bersyukur dan menghargai hal-hal sederhana.

Bersemangatlah selalu. Karena disetiap kesulitan Allah sudah siapkan kemudahan.

Oleh: Eka Trisnawati Anwar
(Pembina Rumah Qur'an Al-Istiqomah Binturu)

✊🏻 semangat

# *Allah Bersama Prasangka Hambanya*
# *Mudahkan Quran Hidup Akan Mudah*

Kondogan, 9 Juli 2019

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...