Senin, 08 Juli 2019

CERITA DIBALIK PELATIHAN Part #2

Bermodal Bismillah, niat dan nekat.

Setelah mengetahui ada pelatihan program tahfidz, maka tekad saya bulat untuk ikut. Saat itu saya benar-benar bertanya dalam diri, "Benarkah saya yakin? Yaah saya tidak yakin dengan diri saya. Tapi saya punya Allah, saya yakin sampai hari ini cita-cita ini ada karena Allah mengizinkannya." Lah tanya sendiri, jawab sendiri. Piye iki

Di group whatsapp, ustadz @edy_protaba menulis sebuah pesan bahwa jika ingin melakukan sesuatu, segera bertindak jangan terlalu banyak pertimbangan. Jleeb, kata-kata itu sangat menusuk. Karena sejak dua ribu enam belas saya ingin mendirikan rumah quran namum terhalang karena terlalu banyak mikirnya. Karena membaca pesan ustadz jugalah salah satu yang menggerakkan saya beranikan diri menghubungi panitia pelaksana pelatihan untuk mendaftarkan diri.

Jangan ditanya, apakah pelatihannya butuh dana. Tentu. Dan saat itu saya hanya bilang ke panitianya, insyaAllah saya akan transfer uangnya. Padahal, saat itu benar-benar saya tidak punya danau eh dana.

Okeh saya punya Bapak yang selalu mendukung saya, tapi sejak selesai kuliah benar-benar saya malu untuk selalu meminta bantuannya. Saya benar-benar harus mandi sendiri eh belajar berusaha sendiri. Maka saya putuskan untuk tidak meminta bantuan bapak meski benar-benar butuh.
.
.
________________
Tempat pelatihan dan rumah saya kira-kira butuh ongkos 300 ribu untuk pulang perginya. Ditambah uang penginapan 300/ dua malam karena acara pelatihan berlangsung dua malam. Ditambah biaya pelatihan yang sama dengan sewa mobil dan juga biaya lainnya selama di Makassar.

Alhamdulillah, kira-kira uang yang saya butuhkan adalah 1,5 juta untuk hidup di Makassar dengan biaya-biaya lainnya yang saat itu saya bersyukur karena uang saya tidak ada sama sekali 😩

Tapi saya selalu ingat pesan Opu, salah satu kenalan yang juga punya Rumah Quran. Beliau pernah berpesan, "Nak eka melangkahlah dan yakin sama Allah, niat baik seorang hamba akan Allah akan bukakan jalannya. Yakin itu".

Demikan pesan indah dari Opu Sri Wahyuni. Terima Kasih opu😘🙏

Ya. Saya selalu yakin dengan pertolongan Allah. Namun kadang-kadang manusia itu terlalu pintar matematikanya. Ia menghitung-hitung dengan hitungan matematis. Padahal pertolongan Allah tidak bisa dikalkulasikan. Bukankah jika kita miskin, kita punya Allah yang Maha Kaya? Cuma masalahnya kepercayaan itu tidak boleh kurang dari 100%

Bismillah. Harus yakin 100%

Dan hari itu tanggal 22-23, bagi orang lain mungkin hari biasa dan biasa saja ikut pelatihan. Tapi bagi saya itu luar biasa. Ternyata bahagia itu jika kita mencapai sesuatu dengan upaya dan kesukaran.

Hari itu saya bisa ikut pelatihan dan juga mengajak salah satu pengajar saya. Jadilah biayanya dua kali lipat bukan? Tapi bagi Allah itu mudah. Semua dimudahkan oleh Allah. Bahkan saya bisa ke toko buku saat di Makassar dan membeli buku dengan harga hampir 600.

Ahh saya jadi punya sebuah pesan buat diri saya sendiri, "Jika kamu kesulitan, jangan menganggap itu sulit. Karena itu artinya kamu meniadakan Allah dalam urusanmu. Bukankah Allah Maha Besar? Jika kamu punya masalah yang besar, katakan pada masalah itu bahwa kamu punya Allah yang Maha Besar. Jika kamu kekurangan, bukankah Allah Maha Kaya? Bukankah Allah Maha Rahman dan Maha Rahim?"

MaasyaAllah.

Dan terbuktilah bahwa Allah Maha Penyayang. Ia amat sayang dengan diri Ini. Percayalah bahwa rezeki dan pertolongan Allah akan datang dari arah mana saja yang tidak kita sangka-sangka. Dan ini berlaku pada siapa saja yang berniat pada kebaikan, yakin dengan dan bersungguh-sunguh serta berdoa kepada Allah SWT.

Jangan benci kesulitan, karena dari sana kita belajar kepuasan dan rasa syukur.

Orang yang terbiasa dengan kemudahan, akan sukar dalam bersyukur dan menghargai hal-hal sederhana.

Bersemangatlah selalu. Karena disetiap kesulitan Allah sudah siapkan kemudahan.

Oleh: Eka Trisnawati Anwar
(Pembina Rumah Qur'an Al-Istiqomah Binturu)

✊🏻 semangat

# *Allah Bersama Prasangka Hambanya*
# *Mudahkan Quran Hidup Akan Mudah*

Kondogan, 9 Juli 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...