Rabu, 04 Januari 2017

Kekasihku Cacat2

....

Musafir melangkah ke salah satu ruangan kamar tepat didepan kamar Kak Tiya, sambil membawa semangkuk bubur dan segelas air, setelah sampai di depan pintu itu, ia dekatkan telinga ke pintu

Tok,tok,tok....

"Buu, ini Musafir Bu, Aku buka pintu yah Bu!" Suaranya begitu lembut kepada Hartina, ibunya.

Sekalipun ibunya sekarang tidak memperdulikan apa yang ia katakan juga tak menjawab apapun yang Musafir tanyakan, Musafir selalu hormat dan setia merawat ibunya.

” …Hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Salah satu ayat Al Quran Al -Isra Ayat 23 yang pernah disampaikan guru mengaji Musafir tentang kewajiban berbakti dan bersikap baik kepada kedua orang tua, selalu teringat olehnya dan berusaha ia amalkan.

"Bu, ini bubur buatan kak Tiya, dimakan yah! dia tidak sempat membawakannya pada Ibu karena harus berangkat kerja, takut nanti Kak Tiya akan telat" Musafir menyuapi ibunya yang hanya terdiam sambil berusaha mengobrol layaknya kepada orang normal.

Matahari masih malu-malu menampakkan cahayanya dan embunpun masih bermanja dengan dedaunan, namun Musafir telah siap di depan pintu.

Shalat, beres-beres tempat tidur dan menyuapi ibunya telah ia lakukan. Seragam putih abu-abu serta ransel biru tua, tepatnya tas ransel hitam yang sudah memudar setiap hari terpapar matahari itu telah gagah terpasang dipundaknya pertanda Ia telah siap berangkat ke sekolah

Musafir menuju rumah sahabatnya, Amir dan Gali. Mereka selalu berangkat bertiga menuju sekolah.

Musafir terlahir dengan kondisi berbeda dengan teman-temannya yang lain. Kaki kirinya lebih lecil dari kakinya yang kanan, saat ia mengenakan seragam sekolah, paha sebelah kirinya terlihat tak berdaging, itu karena ukuran tulang paha sebelah kirinya memang lebih kecil, Musafir cacat sejak ia lahir.

Namun ke dua sahabatnya tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Bahkan jika berangkat sekolah sesekali  Ali dan Amir mengendong Musafir saat lelah menggunakan tongkat, terkadang Amir menggendong Musafir dan tugas Ali memegang tas Musafir dan Amir.

Salah satu kesyukuran dan kebahagiaan tersendiri bagi Musafir adalah dipertemukan teman sebaik mereka.

Bersambung....

#30DCW day 2
#Squad9


Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...