Minggu, 14 Februari 2016

Kenapa Harus ber Capek-Capek di Dunia



Malam semakin larut, setelah saya mengerjakan beberapa power point untuk seminar proposal keesokan harinya, saya merebahkan tubuh yang dari tadi kelelahan, sambil berbring saya membuka Wa  yang ada di Ekaphone saya, ( phonenya  si Semart uda saya balikin Mas Ken) hehe sekarang pake phone saya sendiri... makasih suda mengingatkan barang orang harus segera di balaikin....
Lanjut yah,...

Jari jemari saya mulai membuka grup satu per satu, mencari-cari apalagi yang hari ini grup bahas.
Salah satu grup yang bertuliskan huruf kapital “GRUP SHARE ODOLA 47” ini adalah grup untuk share masalah menghafal  Al-Qur’an, dan juga tempat curhat, bercanda bareng  dan kadang tempat berbagi video, audio dan informasi seputar dakwah...

 ada beberapa grup yang saya ikut aktif didalam salah satunya adalah grup ODOP yang di buat bang syaiha  yang membuat saya harus menulis setiap harinya, meskipun kadang saya ngutang post, tapi percayalah bang saya sangat ingin setiap hari post tulisan dan saya sangat senang bisa ada di grup ODOP ini,....
Namun malam itu saya nga berniat membuka grup ini, karena hari itu saya belum post tulisan.
Akhir-akhir ini saya banyak ngutang karena kesibukkan...

Ibu jari saya berusaha manjat-manjat layar ekaphone saya, berusaha mencari kalau-kalau saya banyak percakapan yang ketinggalan, memang sih saya jarang ikut nimbrung kalau ada percakapan karena banyaknya tugas, sekalipun tidak sibuk saya hanya menyimak percakapan mereka di grup... 

Nah,.. ibu jari saya berhenti pada saat mata saya tertuju di sebuah kiriman salah satu akhwat, karena rasa penasaran, saya pun memutar Audio tersebut...

“ Bapak ibu Rahimakumullah, hidup ini capek pak, makanya, kita pilih mau capek bagaimana, kalau kita capek karena Allah, Capek dzikir, capek ibadah, capek istighfar, capek berdakwah, capek taklim, ini capeknya ada bonusnya, hidup dan surga..."

"Tapi klau capeknya maksiat dan dosa-dosa maka bapak-ibu ujungnya berbeda...."

Suara Ustadz terdengar serak, seolah tak mapu lagi bersuara namun memakas.beliaupun kedengaran tak sanggup lagi menyampaikan, seolah ada yang mengganjal di tenggorokannya...

" Sama ketika di akhirat para penghuni neraka akan capek, capek diseret, capek dibakar, capek dibantai..."

Ketika para ulama membaca hadist-hadist gambaran neraka yang sangat dahsyat, gambaran siksa yang sangat  pedih, dan sangat perih,  sebagaimana Al-Quran Surah an-Naba ayat : 40 “ bahwa pada saat adzab didekatkan kepada mereka, mereka orang kafir berkata alangkah baiknya jika aku dahulu menjadi tanah” sangking dahsyatnya siksaan neraka itu."

" Mereka berkata ini mereka di neraka capek, tapi capeknya tidak ada gunanya, ini mereka menderita tapi penderitaannya tidak ada gunanya. Alangkah enaknya kalau capeknya di pindahkan ke dunia..." lanjut sang Ustadz.

MasyaAllah suaranya menggetarkan jiwa yang kadang lali dan kadang merasa letih dan tak jarang berkeluh kesah dalam mencari Ilmu Islam begitu juga saat berdakwah...
 
Ayo kita bercapk-capek menderita di dunia, menderita baca qur’an, menderita  bedsikir, menderita cari ilmu, mending menderita di dunia karena beribadah kepada Allah dan bahagia di akhirat, daripada capek Diakhirat yang tiada habisnya....

Ya Allah Kuatkan Hati-Hati kami dalam meniti terjalnya Hidup ini,
wahai Dzat yang  membolak-balikkan hati, tetapkan hati-hati kami 
dalam tali agamamu... Amin

Wallahu A’lam...



2 komentar:

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...