Suasana Bandara Sultan Hasanuddin sedikit sepi, aku mengeluarkan telepon genggam yang ada di dalam tas selempang coklat yang aku kenakan.
Aku melirik telpon genggam itu dan melihat jam, ternyata sudah pukul empat lewat empat puluh menit waktu Indonesia bagian tengah.
Subuh itu aku sedang menunggu sahabatku yang akan datang berkunjung lagi ke Sulawesi tepatnya di rumahku untuk melanjutkan cita-cita kami membangun Rumah Quran bersama dan menjalankannya InshaAllah, agar persahabatan dan persaudaraan kita berlanjut di surgaNya inshaAllah.
Namanya Sulaeha, bliau seorang dosen di tiga kampus tepatnya di UIN Banten, STKIP Serang dan dosen di LP3I Cilegon. Bliau telah meraih gelar master pendidikan agama.
Jika melihat usia bliau dan usia aku sekarang, mungkin bagi orang lain susah untuk menjalin persahabatan dengan orang yang berbeda jauh usianya dengan kita.
Pun saat melihat beckground organisasi yang sama-sama kami geluti ini kebanyakan orang mengatakan organisasi ini sangat saling bertolak belakang. Yang satu mendukung dan berdakwah lewat parlemen dan yang satu organisasi yang tidak berdakwah lewat parlemen dan tidak ingin menyentuh kursi DPR atau pemerintahan. Ini kata orang.
Dan Alhmdulillah aku dan bliau memecahkan penghalang yang kebanyakan orang prasangkakan.
Bukankah kita dinilai oleh Allah bukan atas dasar organisasi yang kita masuki, bukan pula usia dan juga titel yang kita sandang.
Dihadapan Allah kedudukan kita sama, apapun organisasi kita, yang terbaik di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa di antara kita. Dan tentu di akhir zaman ini, memperbanyak musuh dan menegakkan syariat Islam adalah jauh lebih penting daripada berselisihkan sesuatu yang harusnya tidak menjadi perselisihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar