Mobil yang aku tumpangi berjalan perlahan meninggalkan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Namun wajah seseorang masih belum pergi seperti perginya bayangan tubuhnya dibalik kaca mobil yang kutumpangi.
Terbayang tas besar disamping wanita yang duduk di kursi yang sama denganku dan teman-teman di depan mushallah tadi. Wajah kecoklatan itu terlihat lemas duduk sendiri tanpa ditemani keluarga.
Ia berasal dari Mamuju, Sulawesi barat dan sampai Bandara pada pukul lima subuh tadi. Ia menyampaikan bahwa pesawat yang akan ia tumpangi berangkat jam sembilan malam.
Sendiri, pergi jauh, membawa barang banyak, biaya yang tidak sedikit, mengorbankan waktu, tenaga itulah pengorbanan seorang ibu yang bernama Nuraini sebagai bentuk ikhtiar atau usahanya untuk mendapatkan seorang anak. Ia berharap setelah konsultasi dengan dokter disana, ia bisa melakukan program bayi tabung.
Ibu ini hanya satu dari banyaknya ibu diluar sana yang mendambakan seorang buah hati, namun diluar sana juga beredar berita ibu yang membuag bayi, meninggalkannya di depan pintu rumah orang, atau bahkan ada yang tega membunuh.
Juga berapa banyak orang diluar sana yang punya anak tapi di sia-siakan dengan tidak menyayanginya dengan baik, tidak memperhatikan pendidikannya.
Naudzubillah.
Semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar