Senin, 04 Desember 2017

Pacaran dan Shaum

Kalian yang tidak pacaran itu umpama orang-orang yang shaum alias berpuasa.

Jika shaum, kita menahan nafsu syahwat, menahan dari makan, minum dan membicarakan aib orang lain. Maka orang yang senantiasa menjaga perasaan sebelum waktunya yakni pacaran menahan diri dari menyalurkan naluri cinta kita kepada orang yang salah pun harus ditahan sebelum waktunya.

Menahan untuk mengatakan kata-kata romantis kepada orang yang bukan suami atau istri, menahan dari menyentuh orang yang bukan suami atau istri kita, menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak mestinya dilakukan kepada orang yang salah dan belum waktunya.

Kita mesti meyakini bahwa shaum itu adalah wujud ketaqwaan kita pada Allah, pun dengan memilih tidak pacaran adalah juga wujud dari ketundukan kita pada perintah dan larangan Allah.

Bagi yang pertama kali puasa mungkin akan merasakan lelah fisiknya, cepat lapar, capek dan bawaannya pengen boboan dan ngadem. Iya nggak gays?

Jujur aja deh, sama halnya orang yang mungkin pertama kali ninggalin pacaran alias berusaha muve on dari pacaran itu bawaannya galau aja, baper dan pengen rasanya melihat si doi yang pernah berlabuh di hati. Ehem

Nah tapi bagi yang sudah terbiasa puasa, dia nggak akan cepat lelah, tidak cepat lapar dan ada juga yang malah semangat melakukan aktivitasnya. Bahkan memperbanyak ibadah.

Nah apa sih yang membedakan dua sikap pada seseorang yang sama-sama puasa ini.

Coba deh, ingat-ingat ketika baru hari pertama puasa ramadhan, bagi yang tidak biasa membiasakan diri pusa daud, senin kamis atau puasa sunnah yang lain maka hari pertama puasa di bulan ramadhan itu rasanya panjang dan lama. Cepat capek dan lapar, pengennya berendam dan bawaannya pengen baring.

Nah biasanya di hari ke empat sampai hari terakhir, sudah tidak terasa lagi dan sudah terbiasa.

Selain semangat perlu pula kita memahami makna atau tujuan juga keutamaan orang-orang yang berpuasa, maka ini akan menambah semangat kita dalam beribadah. Ini tugas kita untuk mencari tahu, agar ibadah terasa nikmat dijalankan termasuk meninggalkan aktivitas pacaran sebelum nikah.

Ini dia yang membedakan antara mereka yang memiliki pemahaman dengan orang yang hanya sekedar membebek.

Kata pepatah lama, iman tanpa ilmu itu bagai sayur tanpa garam alias tak ada rasany, hambar. Juga kata-kata yang lain, ilmu tanpa iman itu bagai taman tanpa bunga, apa indahnya coba.

Nah makanya setiap amalan termasuk meninggalkan pacaran itu kita kudu, mesti, pokoke harus memahami dan tau betul ilmu atas apa yang kita lakukan yah gays.

Orang-orang yang tidak pacaran sedang berjuang seperti saat shaum. nikmatnya dan pahalanya jalan ketika menjauhi zina dan menahan nafsu.

Ketika buka (baca: nikah) itu pahalanya pun doble dan terasa nikmat setelah sekian lama menahan seperti saat berbuka...

#Day7
#Squad3
#Indonesiatanpapacaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...