Merejang Penghalang_Minim Fasilitas
Sebagaiamana dijelaskan dalam buku yang di tulis oleh ustadz Abay Abu Hamzah bahwa kadang kita menjadikan alasan tidak ada komputer kemudian tidak menulis.
Sebagaimana pengalaman pribadi bliau dahulu yang beralasan demikian, ustadz Abay pun merasa pantas memaklumi itu karena tidak punya fasilitas yang mendukung untuk menulis produktif. Dan bliau berjanji menulis produktif kelak jika sudah punya komputer sendiri.
Namun saat punya komputer sendiri, ternyata masih ada alasan untuk tidak menulis, yaitu ukuran komputer yang besar hingga tidak bisa dibawa-bawa dan beralasan bahwa jika ada inspirasi mendadak maka ia tidak bisa menuliskannya. Dan kemudian bliau berjanji akan menulis produktif jika sudah punya leptop sendiri.
Ternyata saat memiliki leptop ia pun beralasan lagi bahwa leptop itu jika dibawa kemana-mana terlalu membebani punggung, dan membuat malas jika membawanya.
Selain itu, jika ada inspirasi mendadak yang harus segera dituliskan, kita harus menunggu waktu starting leptop yang terlalu lama. Saat leptop sudah siap ide sudah menguap.
Begitulah, ungkapnya, jika bergantung pada fasilitas, tidak akan berhenti keinginan kita untuk selalu memiliki fasilitas yang lebih baik.
Bliau kemudian melanjutkan bahwa, ketiadaan fasilitas hanyalah 'kambing hitam' yang kita jadikan tameng untuk menutupi kemalasan.
Sebenarnya kita bisa menulis produktif jika memiliki tekad yang kuat untuk melakukannya. Dengan kuatnya kesungguhan, kita akan sanggup mengatasi keterbatasan fasilitas.
Akhirnya bliau 'Abay Abu Hamzah' berjuang keras melawan ketergantungan pada fasilitas. Dan alhamdulillah hasilnya memuaskan.
Bliau menghasilkan buku Menggenggam Bara Islam yang proses penulisannya penuh perjuangan. Bliau menulisnya di rental komputer di samping Masjid Kampus Unlam Banjarmasin, karena belum punya komputer sendiri waktu itu.
Pernah bliau pergi makan malam bersama teman sesama penulis. Ditengah-tengah makan, teman bliau mendadak ada inspirasi yang ingin ditulisnya. Sayangnya ia tak membawa buku atau kertas. Lalu agar tetap bisa menulis lalu ia mengambil tisu di depannya, kemudian ia menuliskan inspirasinya di sana. Dengan perlahan, ia masukkan kertas tisu itu ke dalam dompetnya.
Begitulah, kuatnya keinginan, akan menerjang segala halangan. Fasilitas memang penting, tapi bukan segalanya. Ditengah keterbatasan fasilitas , inshaAllah kita akan tetap bisa menulis produktif untuk menuangkan inspirasi yang tak terbatas, ungkap bliau dalam bukunya Melawan Dengan Pena.
#Day29
#Squad3
#TemaBuku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar