Kamis, 26 Oktober 2017

Pala jokka-jokka

Bapak selalu mengulang sebuah pepatah dari nenek saat sesuatu momen ia alami

Tergiang dan terekam jelas dibenak kami anak-anaknya, saat Bapak tersenyum lalu mengeluarkan mantranya

"Pala jokka-jokka
Teppala tuda-tudang
Pala tuda-tudang
Teppala leu-leu" kata bapak di ikuti kalimat "Begitu nak!" di akhri kalimatnya sambil menyunggingkan senyum

Sebuah kalimat sederhana namun serat akan makna

Aku bahkan kesulitan menerjemahkannya. Tapi karena Aku orang Bugis, mudah bagiku memahami maksudnya

Aku berangkat dari rumah jam 10 pagi tadi, Alhamdulillah tiba jam 12 kurang lebih di Kota Palopo. Aku langsung tepar, meluruskan punggung di dalam kamar. Jam 12:12 Adzan sudah berkumandang, Akupun bergegas sholat lalu kemudian menyusun rencana kegiatan hari ini.

Setiap hari harus ada kegiatan, harus ada rencana. Dan hari inipun sekalipun lelah, setidaknya aktifitas harus jalan.

Selesai sholat Aku membuat list aktifitas harian di memo handphone.

Dalam hati sempat bergeming, "Apa saya istirahat saja yah?" Bisikky dalam hati

Tanganku yang bagian kanan memang serasa terkilir akibat bawa motor, rasanya pegel. Tapi

"Tidak apa-palah saya tetap ingin beraktifitas hari ini" Jawabku

Setelah pulang dari BANK Aku melanjutkan ke list berikutnya, silaturahim ke rumah salah satu teman akhwat, rasanya sudah lama tidak berjumpa. Agenda ke perpustakaan hari ini Aku batalkan karena sudah agak sore

Pukul empat belas lewat tiga puluh menit, Aku berangkat dengan ditemani beberapa akhwat menuju rumah ukhti Nurfah di dekat Islamic Center.

Kami dipersilahkan masuk dan disuguhi makanan. Ya! Kebetulan hari ini adalah wisuda ukhti Nurfah.

Saat Aku bersiap pulang ke rumah kontrakan, tiba-tiba salah seorang guru kami Ummu Faiz muncul dari balik pintu

"Assalamualaikum" Seru Ummu Faiz

"Waalaikumussalam, silahkan masuk" Jawab kami serentak

Karena kedatangan bliau akhirnya Aku menunda pulang dan memilih sholat di rumah ukhti Nurfan dan melanjutkan ngobrol santai dengan ummu Faiz, maklum kami baru berjumpa setelah beberapa bulan

Kamipun mengobrol santai dan bercerita masa-masa saat Aku masih mengajar mengaji anak-anak bliau pada masa kuliah dulu, juga diselingi obrolan-obrolan yang lain.

Bliau menyarankan agar Aku tinggal di Palopo, juga bliau memberikan masukan banyak kepada sore tadi, tentang bisnis, tentang pegajian, tentang kerjaan tentang masa depanku. Alhamdulillah

Niat awalnya hanya silaturahim ke satu orang, ternyata Allah beri yang lebih.

Silaturahim jalan, Ikut menghadiri syukuran wisuda juga iya dan plus dapat masukan dari seorang ustadzah. Alhamdulillah

Rasa syukurku  harusnya semakin banyak, jika saja Aku memilih beristirahat di rumah, pegel di badanku memang mungkin akan hilang, Tapi pilihanku untuk berjalan membuat hatiku kembali bersyukur, itu yang lebih indah. Alhamdulillah

Inilah yang mungkin Bapak maksud....
"Pala jokka-jokka
Teppala tuda-tudang
Pala tuda-tudang
Teppala leu-leu"

Semoga Bermanfaat
Setidaknya

#30DWC9
#Squad9
#Day16
#MuslimahPenaPeradaban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...