Rabu, 25 Oktober 2017

Hitam Legam

Siang itu matahari di atas kepala membuat tempat yang tandus bertambah panas oleh terik matahari.

Seorang budak hitam legam dari habasyah terbaring tanpa daya. Ia bertelanjang dada, di badannya hanya ada celana yang ia kenakan. Nafasnya sesak, matanya ia tutup karena tak mampu menatap matahari yang bersinar, ia menyunggingkan mulutnya seolah menahan panasnya udara padang pasir dan beratnya bongkahan batu besar yang menindihnya.

Keringat dari pori-pori kulitnya yang legam itu mulai bercucuran keluar.

Bilal bin rabbah namanya, ia adalah seorang budak

Jlak....jlak....jlak
Cambukan bertubi-tubi yang ia terima membuat kulit dan dagingnya tercabut, darahpun menyembur dengan terangkatnya cambukan yang dilayangkan oleh tuannya, Umayyah bik Khalaf.

Tak banyak yang tuannya minta. Ia hanya ingin budaknya ini kembali menyembah tuhan nenek moyang mereka. Bukan keyakinan yang Bilal percaya sekarang. Hanya satu, Bilal harus mengakui kembali agama nenek moyangnya

"Ahadun....Ahad" tukas Bilal dalam ringkihannya

Ketika cambukan semakin menderanya, Bilal hanya menjawab dengan satu kata "Ahad". Cambukan Umayyah tidak membuatnya goyah sedikitpun.

Seorang budak, hitam, dan kedudukannya sangat rendah dimata manusia, namun Keimanannya yang baru seumuran jagung mampu membuatnya bertahan dan mempertahankan agamanya. Terik matahari, tindihan batu, cambukan dan kepahitan yang ia terima semakin memperkuat keimanannya, seolah tak goyah sedikitpun.

Kekuatan apakah yang membuatnya sedemikian kokoh?

Menulusuri kisah keimanan para sahabat membuat kita tertegun. Begitu kokoh dan kuat keimanan mereka.

Mampukah kita mengambil langkah membela dan memperjuangkan keyakinan sekuat mereka?

Kisah ini memberi gambaran bahwa semakin genting sebuah tekanan semakin dekat sebuah pertolongan dan kemenangan.

Tahukah kita.
Apa yang terjadi kemudian saat bilal semakin di dera dengan cambukan di tengah teriknya matahari di padang pasir?

Yah! Pertolongan itu datang melalui perantara manusia yang lain.
Dan ia di angkat derajatnya di sisi Allah SWT.

.................
Kau tak perlu risau dengan wajahmu
Kaupun tak perlu risau dengan hartamu
Dan jangan risaukan kedudukanmu
Semuanya akan sirna pada masanya

Ambillah hikmaah dan pelajaran dari seorang budak yang hitam. Ia begitu mulia disisi Robbnya
Karena keimanan dalam jiwanya
Maka yang perlu sangat kau risaukan adalah Ilmu dan Imanmu
Wahai diri....

Ya Allah
Ya Rabbana
Istiqomahkan kami dalam jalan dakwah ini
Hingga kami khusnul khatimah di jalanmu

#30DWC
#Days15
#Squad9
Kamar 23:11
#MuslimahPenaPeradaban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...