Senin, 27 November 2017

Manusia Puing atau Robot

Manusia hanyalah puing-puing tak berharga di lautan lepas. Apalah artinya kita di antara seonggok mutiara di dasar laut sana.

Kepada cumi-cumi yang menggeliat lincah, kepada ikan yang memberi kehidupan bagi nelayan. Juga mberi kehidupan para nelayan. kepada rumput laut dan kerang yang jadi pengganjal perut-perut yang mulai menggempis.

Hanya saja, kita terlalu tak berharga berada ditengah keindahan yang terbentang. Menjadi penghalang bagi mata-mata yang menikmati panorama.

Diseret ombak ketepian pantai, tak bergerak tak melawan tak berontak, diam. Diam. Dan hanya diam. Membiarkan jiwa terpasung keterbatasan bak puing-puing yang tak berharga sedemikian itu.

Aduhai nyatanya kita mampu berontak namun merasa tak berhak bergerak. Pikiran terbatas itu telah memasung jiwa dan gerak kita.

Tapi tahukah kita, adakalanya manusia juga bisa seperti mesin atau robot. Yang dalam kepalanya di setting dengan program khusus. Namun disini kitalah yang andil besar mensetting program di dalam otak kita ini.

Apakah otak yang menggerakkan itu di isi dengan sesuatu yang positif atau sesuatu yang malah mengekang dan membatasi kita. Kita bisa memilihnya.

Mau seperti apakah kita? Seperti puing dilautan? atau seperti robot yang disetting dengan program-program tertentu?.

Dan tentunya bagi sebuah robot, program itulah yang akan mengatur dan menentukan arah langkah hidup kita kedepan. Atau pasrah seperti puing tak berharga dilautan.

#Hidup Ternyata di Tangan kita
#Day2
#Squad3
#30DWC jilid10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...