Minggu, 05 November 2017

Mampukah kaki ini berdiri

Mampukah kaki ini berdiri di hadapanNya kelak, saat tak ada naungan kecuali naunganNya, saat tak ada pertolongan kecuali pertolongannya.

Kaki yang telah di amanahkan kepadaku ini telah kugunakan kemana?

Saat aku di tanya, tangan, mulut serta lidahku telah kupakai untuk apa, dan terlebih usia dan harta yang telah Ia titipkan, kemana dan dimana aku menghabiskanNya.

Tuhan, belum berhadapan saja rasanya kaki ini telah gemetar, terbayang saat di giring di padang yang luas untuk menunggu giliran menghadapkan semua perbuatanku di dunia selama ini. Oh...mampukah aku berdiri di hadapanMu kelak.

Waktu isya ketiduran, subuh kesiangan, dzuhur mengantuk, asar kecapean, magrib lagi-lagi ketinggalan jamaah.

Panggilan adzan nanti dulu, panggilan atasan siap siaga. Quran jarang di baca, hp selalu di tatap. Pengajian bubarin nggak penting, clubbing menghibur diri.

Duniaku di ambang akhir zaman, tapi aku masih saja bersantai. Bagiku hidup terlalu indah hanya untuk pengajian dan mengurusi masa depan. Sekarang zaman modern dimana semua kenikmatan itu tersedia.

Kabarnya, zaman tempatku berdiri saat ini adalah fase ke empat sebelum satu fase lagi akan membuat dunia ini benar-benar di ambang pintu.

Tapi apa yang aku lakukan, aku masih saja berdiri di sini dengan keadaan yang seperti ini. Hancur, berantakan, hidupku hanya untuk kemewahan dan kesenangan semata.

Dunia bagiku begitu mewah untuk kusia-siakan. Hartaku di dunia begitu berharga untuk kusedekahkan. Tubuhku begitu indah untuk ku tutupi, usiaku masih begitu mudah untuk memikirkan akhirat.

Hingga suatu hari kudapatkan diriku tengah berbaring di ruang tamu di rumahku, aku berdiri di pojok ruangan menatap diriku yang terbujur kaku. Sebagian orang terlihat bersedih dan sebagian lainnya hanya berbincang biasa.

"Ada apa ini?" gumamku

Ternyata kecelakaan telah menewaskan diriku. Mobil mewah yang ku kendarai setelah pulang dari pesta temanku malam itu menabrak pembatas jalan.

Keluarga, rumah mewah, Mobil, perhiasan dan hp yang selalu menemaniku kini hanya mampu kupandangi tak mampu kubawa bahkan barang termahalku tak ada yang bisa menemaniku.

Aku masih berdiri di sini. Di pojok ruangan ini, menangis pilu ingin rasanya aku mengulang semuanya, atau kalau bisa cukup izinkan aku mengulang caraku berpulang kepadaMu di akhir hidupku.

#30DWCjilid9
#Squad9
#Day26
#MPP
#Tema

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...