#TantanganMinggukeEmpat_ODOP
BENCANA
Membaca buku DR.FATHI ZAGHRUT
yang berjudul BENCANA-BENCANA BESAR DALAM SEJARAH
ISLAM bagaikan menemukan lorong-lorong waktu yang bisa membawa pembacannya ke masa lampau, seolah berada di zaman dahulu
dan menyaksikan tragedi demi tragedi di depan mata kita secara langsung, namun
sayang kita hanya bisa menyaksikan
kejadian tersebut tanpa bisa turut langsung dalam kejadian tersebut, layaknya
menonton di bioskop yang di lengkapi kacamat tiga dimensi.
Membaca Mukaddima dan pengantar
penulis saja suda
membuat lidah ini berdecak kagum, betapa imperium Islam
yang pernah berjaya selama kurang lebih 1400-1500 tahun pernah berjaya
akhirmya runtuh oleh tangan-tangan licik.
Betapa bencan demi bencan yang menimpa kaum muslim bisa di hadapi oleh para sahabat dan di bangun ribuan tahun lamanya kini runtuh.
Sayang rasanya jika tidak bisa mengkhatam buku ini, sangat sayang, namun dalam tulisan saya kali ini hanya akan mengulas kembali sesuatu yang amat penting menurut saya, sebuah pengantar yang tidak sah rasanya jika tidak saya bagi.
membuat lidah ini berdecak kagum, betapa imperium Islam
yang pernah berjaya selama kurang lebih 1400-1500 tahun pernah berjaya
akhirmya runtuh oleh tangan-tangan licik.
Betapa bencan demi bencan yang menimpa kaum muslim bisa di hadapi oleh para sahabat dan di bangun ribuan tahun lamanya kini runtuh.
Sayang rasanya jika tidak bisa mengkhatam buku ini, sangat sayang, namun dalam tulisan saya kali ini hanya akan mengulas kembali sesuatu yang amat penting menurut saya, sebuah pengantar yang tidak sah rasanya jika tidak saya bagi.
Buku ini recomended deh...
Nah, Ketiadaan benteng Islam
merupakan bencana yang teramat pedih bagi kaum muslim hingga hari ini,
Ketiadaan penjaga bagi kaum muslim yakni pemimpin Islam hingga hari ini tidak
banyak orang yang menyadari, bahkan ini bukan lagi sebuah kisah di masa lalu
namun sejarahnya bahkan kita rasakan.
Namun hanya sedikit yang merasakan hal ini.
Iqra (Bacalah) bahkan perintah pertama tuhan pencipta
semesta bagi hambanya adalah membaca, membaca setiap kejadian dan belajar dari
sana, membaca setiap fenomena alam agar menambah kedekatan kepada Allah,
membaca, dan membaca.
Bahkan membaca buku-buku sejarah Islam semestinya menjadi bacaan wajib bagi kaum muslim sebagaiaman Islam megajarakan kepada pemeluknya agar memperhatikan dan mempelajari bencana yang pernah menimpa , agar diri mereka selamat dari dampak dan pengaruhnya tentunya pengaruhnya bisa menghancurkan dan merugikan.
Bahkan membaca buku-buku sejarah Islam semestinya menjadi bacaan wajib bagi kaum muslim sebagaiaman Islam megajarakan kepada pemeluknya agar memperhatikan dan mempelajari bencana yang pernah menimpa , agar diri mereka selamat dari dampak dan pengaruhnya tentunya pengaruhnya bisa menghancurkan dan merugikan.
Bencana adalah ketentuan Allah yang harus di terima oleh
seseorang yang mengaku dirinya muslim, dengan ridha dan ikhlas, manis maupun
pahit, yang baik maupun yang buruk, karena
telah menjadi qadha dan qadar sebagai ketentuan dari Allah swt.
Generasi awal islam menerima bencana ini dengan ikhlas dan
ridha karena mereka meyakini akan ketentuan Allah SWT. Hal tersebut telah di ajarkan oleh Rasulullah
saw sebagaimana manhaj Al-Qur’an . Rasulullah saw daan para sahabat menghadapi
musibah dengan tabah dan sabar dan tentu bangkit setelah tertimpa musibah,
melakukan hal positif untuk menghadapi dan mengusir musibah tersebut.
Islam tidak mengenal pesimisme, lari dari masalah,
meremehkan suatu masalah dan santai terhadap suatu masalah tapi sebaliknya
mereka bangkit dan melakukan upaya untuk menghadapi masalah agar keluar dari
bencana tersebut. Itu semua sudah di ketahui kaum muslim bahkan sejak masa
kenabian Rasulullah saw masih hidup.
Negara Islam pada masanya yang terkenal dengan kekuatannya
pada masa awal pertumbuhannya pada masa itu pernah mengalami masalah dan
Rosulullah saw dan para sahabat meghadapi dengan siap dan cerdas. Bahkan Rasulullah
saw mengajarkan kepada sahabat cara menghadapi masalah dan memberikan solusi
yang tepat.
Contohnya adalah pada saat Perang Uhud yang menyebabkan 70
kaum muslim gugur, Rasulullah saw mengalami cidera, tanggalnya gigi Rasulullah
saw dan banyak sahabat yang luka. Mengakibatkan mental para kaum muslim
mengalami pukulan hebat sejak kemenangannya di perang Badar dan peperangan yang
lain. Hingga sebahagian dari mereka berkata histeris “ Bagaiaman peristiwa ini
bisa menimpa kami, padahal kami oranng Islam?”
Ini semua melatarbelakngi turunnya petunjuk dari langit yang
memberikan arahan kepada kaum muslim untuk mengembalikan keyakinan kaum muslimin pada sunnatullah yang berlaku
di muka bumi. Bahwa mereka bukannlah orang yang pertama kali mengalami
penderitaan dan musibah seperti ini.
Ada aturan hidup yang tidak pernah berhenti dan berganti, diantara aturan itu adalah putaran hari di antara umat manusia. Banyaknya cobaan adalah untuk menguak rahasia, meguji kesabaran dalam menghadapi kesulitan dan kesempitan dan kepatutan untuk menang bagi orang-orang yang bersabar dan berusaha melakukan usaha-usaha positif untuk menghadapi dan mengusir musibah tersebut sebagaimana yang di contohkan oleh Rasulullah saw yang sesuai dengan manhaj Al-Qur’an yang mulia.
Ada aturan hidup yang tidak pernah berhenti dan berganti, diantara aturan itu adalah putaran hari di antara umat manusia. Banyaknya cobaan adalah untuk menguak rahasia, meguji kesabaran dalam menghadapi kesulitan dan kesempitan dan kepatutan untuk menang bagi orang-orang yang bersabar dan berusaha melakukan usaha-usaha positif untuk menghadapi dan mengusir musibah tersebut sebagaimana yang di contohkan oleh Rasulullah saw yang sesuai dengan manhaj Al-Qur’an yang mulia.
Di dalam buku ini di sebutkan bahwa Allah tidak menyerukan
kepada kaum muslim untuk menangis dan meratapi masalah, namun mendorong mereka
untuk melakukan aksi dan menyingkirkan petaka yang menimpa “Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan
pula kemu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya),
jika kamu orang-orang yang beriman (TQS. Ali Imran: 139)
Bencana dan masalah merupakan pendidikan dan pengajaran bagi
umat Islam. Serta bagaiamana melakukan persiapan untuk perannya yang lebih
besar. Ujian sangatlah penting dalam mendidik umat Islam agar dapat bangkit dengan
tanggung jawab kekhalifahan.begitu mulia dan begitu istimewannya kaum muslim
yang di berikan oleh Allah SWT dan kaum muslim di jadikan sebagai pemimpin di
muka bumi ini..
Namun disebutkan bahwa ummat islam tidak akan bisa mencapai
posisi tertinggi tersebut kecuali telah melaksanakan ketaatan yang telah
diberikan oleh pusat komandonya, serta berkomitmen terhadap syarat-syarat
tersebut. Dan di sebutkan syarat pertama untuk melakukan ketaatan yakni amal
makruf nahi mungkar agar kejahatan tidak merajalela.
Pada perang mu’tah ketika pasukan madinah mencemooh pasukan
yang kembali dengan keadann kalah seraya berkata
“Tentara yang melarikan diri” lalu Rasulullah menjawab cemooh tersebut seraya berkata.
“mereka bukan tentara yang lari, tapi mereka tentara yang berusaha menghimpun kekuatan” demikiannlah Rasulullah saw memberikan pendidikan yang baik kepada para sahabat sehingga mereka menjadi orang-orang yang kuat dan selalu bersabar dan bangkir dari bencan yang menimpa.
“Tentara yang melarikan diri” lalu Rasulullah menjawab cemooh tersebut seraya berkata.
“mereka bukan tentara yang lari, tapi mereka tentara yang berusaha menghimpun kekuatan” demikiannlah Rasulullah saw memberikan pendidikan yang baik kepada para sahabat sehingga mereka menjadi orang-orang yang kuat dan selalu bersabar dan bangkir dari bencan yang menimpa.
“jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka
sesungguhnya kaum kafir itupun (pada Perang Badar) mendapatkan luka yang sama.
Masa (Kejayaan dan Kehancuran ) itu, kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran,) dan supaya
Allah membedakan orang-orang beriman (dengan orang-orang yang kafir) dan supaya
sebagiannya kami jadikan gugur sebagai syuhada, Allah tidak menyukai orang-orang
yang zalim, (Ali Imran: 140)
Sayid Rasyid Ridha dalam menafsirkan ayat ini menyatakan
bahwa seandainya Allah tidak menolak keganasan orang batil di muka bumi dengan
adanya orang baik maka tentu bumi akan di kuasai dengan orang batil.
Menjadi karunia Allah atas alam semesta yaitu dengan mengizinkan orang baik dan benar untuk memerangi para perusak yang ada di bumi, yang terdiri dari orang-orang kafir dan orang-orang yang melampaui batas.”
Menjadi karunia Allah atas alam semesta yaitu dengan mengizinkan orang baik dan benar untuk memerangi para perusak yang ada di bumi, yang terdiri dari orang-orang kafir dan orang-orang yang melampaui batas.”
Telah menjadi kekuasaan Allah, kekalahan dan kemenangan itu.
Namun Allah meberikan kemenangan kepada siapa aja yang di kehendaki, walaupun
jumlah mereka itu sedikit . hal ini yang mendorong kaum muslim untuk meneguhkan
keimanan kita kepada sang pencipta alam semesta serta keesan dan keagungannya.
Jangan galau, jangan
gundah, dengan sedikitnya kita yang memperjuangkan agama Allah hari ini, karen
sesengguhnya itulah yang menjadi ketentuan Allah dan telah menjadi contoh oleh
Rasulullh saw saat di timpa musibah, bersama para sahabat ketika mengalami
kesulitan semua di pasrahkan kepada Allah dan tentu di barengi dengan
usaha-usaha positif dan perlawanan melawan keterpurukan tersebut.
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang menolong
(Agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar maha kuat maha perkasa.” (Al-Hajj:
40)
Namun sayang dalam sejarah modern hari ini saat ummat muslim
mengalami bencana serta petaka yang amat besar, jarang sekali di jumpai
orang-orang atau kaum muslim yang memiliki semagat untuk melawan petaka
tersebut, padahal Allah telah memuliakan dan meberikan gelar khlifah, pemimpin
di muka bumi ini.
Ummat islam sekarang sadar atau tidak sadar telah menentang salafus-shalih
jalan para sahabat dalam menghadapi musibah sebagaiamana saya sebutkan di
awal bahwa para sahabat melewati cobaan petaka demi petaka, musibah demi
musibah dengan pasrah kepada Allah SWT.
Dengan sabar dan ikhlas serta melawan
keterpurukan tersebut, kekalahannya pada perang mu’tah tidak membuatnya pasrah
dengan keadaan, mereka melawan dengan mempersiapkan strategi, membangun parit
memperkuat pertahanan dan berbagai macampersiapan, mereka menghimpun kekuatan
demi tegaknya Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin.
Berbeda dengan orang-orang sekarang, tersesat dengan
pertarungan hidup. Kita di hadang dari dalam dan luar yakni berada dalam
penjajahan barat, satu persatu negeri islam terpecah dan jatuh.
Darah kaum muslim bertumpahan dimana-mana, negara tidak memiliki daya sama sekali dan menjadi air yang tidak memiliki rasa harga diri di injak-injak,anak-anak di bunuh,persaudaraan tersekat oleh Nasioanlis cinta tanah air, toiada terdengar suara lantang meneriakkan kebenaran, bahakan orang yang meneriakkan kebenaran di hujat bagaikan meneriakkan kejahatan. Kaum muslim di atur dengan aturan buatan manusia, tidak andil tuhanlagi dalam urusan bernegara.
Darah kaum muslim bertumpahan dimana-mana, negara tidak memiliki daya sama sekali dan menjadi air yang tidak memiliki rasa harga diri di injak-injak,anak-anak di bunuh,persaudaraan tersekat oleh Nasioanlis cinta tanah air, toiada terdengar suara lantang meneriakkan kebenaran, bahakan orang yang meneriakkan kebenaran di hujat bagaikan meneriakkan kejahatan. Kaum muslim di atur dengan aturan buatan manusia, tidak andil tuhanlagi dalam urusan bernegara.
Wallahu ‘Alam....
#ODOP
#MenulisSetiapHari
Sedih ya, melihat kondisi umat Islam sekarang.
BalasHapusIya Mba Nindy...
BalasHapusBahkan sayapun awalnya ragu untuk menulis ini, pikirnya tidak ada yang minat baca kalau bacaannya ginian, tpi yah sudahlah InsyaAllaah toh akhirnya mba baca jg, itu artinya mash ada yang peduli...hehe
Makasih yah Mba dah mampir...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus