Saat tangan-tangan peluh ini menengadah
Meminta sedikit kesejukan dari cangkir-cangkir berduri
Agar hilang sedikit saja penat pada tenggorokan kami
Saat perut merontah
Lambung menjerit,perih tak berpenghuni
meminta sedikit kemurahan alam
dari bengisnya mulut-mulut raksasa nan rakus
tetap saja kau hanya terdiam.
kami terpaksa mengais sampah
mencari makanan sisah
yang bahkan tak layak
disebut makanan
Kau bangga-banggakan jabatan yang kau dapat
dari hasil suap tahta dan wanita,
mobil mewah yang kau tak makin menambah kerakusanmu
kini yang ada penguasa bukan pemelihara
ada pengadilan namun tak ada keadilan
dari hasil suap tahta dan wanita,
mobil mewah yang kau tak makin menambah kerakusanmu
kini yang ada penguasa bukan pemelihara
ada pengadilan namun tak ada keadilan
Dimana dirimu saat tangan-tangan kotor
Melucuti sedikit demi sedikit hidup kami
Apakah begitu rumit hidup yang kau jalani di istana mewahmu
Apakah masalahmu begitu rumit
Sehingga kau lupa jati dirimu
Kami merintih
dalam gelap malam hanya ada
cahaya gedung-gedung mewah
yang menerangi gubuk kami
dimana kekayaan minyak bumi yang melimpah ini sumber daya melimpah
namun kami kegelapan di sudut-sudut kota
tubuh
kami kedinginan, kurus, kering
kami
menjadi anak tiri di negeri sendiri
sementara
orang-orang asing berpesta pora
menikmati
kekayaan alam ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar