Kamis, 03 Maret 2016

Emak* Tonggak Peradaban

Tahun kemarin saat menginjak semester 6, seperti mahasiswa pada umumnya
akan di sebar oleh kampus untuk mengadakan PDK (praktek Dunia Kerja).

setelah beberapa hari di tempat PDK akhirnya akrab dengan beberapa staf di kantor BAPPEDA (Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah) salah satunya ibu yang bernama ibu Erna, usianya kira-kira 30 tahun, orangnya cukup ramah dan baik.

seperti saat saya  bertanya dengan beberapa emak*  di grup odop, saat itu saya mulai memberanikan diri bertanya ke ibu Erna.

hari itu kebetulan beliau minta tolong ke saya untuk mencari Silabus RPP untuk suaminya,..

" suami ibu mengajar dimana bu,..? sambil mengutak atik beberapa link materi silabus.

Ibu erna berdiri tepat di belakang kursi tempat saya duduk,

" dia mengajar di salah satu sekolah menengah atas dan beberapa kampus disini" jawabnya

bagi saya bertanya itu seperti kerupuk, dimakan sedikit tidak mengenyangkan,

saya akhirnya menggunakan kesempatan itu untuk bertanya

"oh,.."

"  ibu kok kerja juga, kan suda ada suami" tanyaku polos

" iya,  tapi lumayan lah biar ada pemasukan"

"emang gaji suami kurang bu yah?"

"  itu cuma buat ngontrak"

"iya yah bu,  emang hidup ini mahal, terlebih kita hidup di negeri kapitalis, negara yang mengukur semua adalah uang, "

"ibu suda memiliki anak yah,"

"iya Alhamdulillah, suda ada satu cowok"  jawabnya disertai senyum

" MasyaAllah,  yang jaga siapa ibu"

"Neneknya,  kadang juga dititip di Tempat penitipan anak,  hm ini tadi baru nelfon, ngga mau makan dia,  padahal lagi sakit"

"saat-saat seperti ini kadang saya mau berhenti kerja tapi masa pengabdian saya masih lama, tidak boleh keluar." jawabnya dengan suara memelas,

 curhatannya mengalir begitu saja,

kami bercerita ringan karena kebetulan pak Kepala bidang keluar sholat dan kami sedang udzur sehingga tidak sholat, jadilah hari itu ajang curhat...


katanya "banyak emak* yang terpaksa menghabiskan waktunya diluar rumah demi kebutuhan hidup,  entah sadar atau tidak"

seperti halnya ibu Erna, ia pagi-pagi harus ke kantor sekitar jam 7.30 apel pagi istirahat jam 12-00-13.00 pulang kantor sekitar 16.00

tidak bisa dipungkiri bahwa biaya hidup makin melunjak,  bahan makanan pokok,  pakaian, pendidikan,kesehatan, bahkan keamanan hari ini tidak ada yang gratis.

semua harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit
sehingga tak sedikit orang jika menginjak bulan tua
banyak yang  kantongnya kering kerontang.


akhirnya banyak emak* yang terpaksa keluar mencari nafkah,
membantu suami tercinta...

beberapa kisah rumit dari anak-anak kadang membuat saya berfikir,
ini yang salah pemerintah atau sistem kita yang salah yah.

banyak anak yang mencari kasih sayang diluar karena kurangnya kasih sayang yang di dapat di dalam rumah,
banyak anak yang akhirnya terjerumus ke narkoba karena keluarga yang broken home,  sehingga cara mencari ketenangan dengan memakai barang terlarang.

Banyak remaja yang ikut geng dan gaya yang tidak pantas karena kurangya pengontrolan orang tua, sehingga semua media hiburan dilahap habis oleh anak-anaknya.

Banyak anak yang lebih menghargai orang lain ketimbang kedua orang tuanya karena perhatian yang didapat bukan dari kedua orang tuanya.

sehingga benarlah sabda rasulullah mengatakan kepada para sahabat " tidak ada fitnah yang lebih aku takuti selain fitnah akhir zaman"

kemerosotan moral, kebejatan, pergaulan bebas,  aborsi, miras, perzinahan, sodomi, pembunuhan, pemerkosaan, pencuri, judi, manusia kanibal, makanan haram merajalela, murtad, pencurian berjamaah (koruptor) nabi palsu, pemerintah yang abai, kurangnya minat menuntut ilmu dan masih banyak lagi problem akhir zaman yang memang sangat membutuhkan peran sangat penting dari emak*  adik * serta para pemuda jomlo syar'i

fitnah ini bisa menjauhkan yang dekat
mendekatkan yang jauh
merenggangkan yang rapat.
dan merapatkan yang renggang.

Iman yang hanya setebal krispi
dalam menghadapi fitnah sebesar ini,
akan mejadikan manusia melompat-lompat
seperti lomapatan kucing yang kegirangan saat bermain
tanpa tahu sebenarnya ia digiring menuju lubang biawak

peran sorang emak* sangat penting  dalam mendidik anak*

nah bagi para emak*,
sebarkan aja faham bahwa emak2 itu adalah posisi mulia dan penting,
ibu atau emak* adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya,
anak adalah investasi kepada Allah menuju Syurga yang luasnya seluas lagit dan bumi,
MasyaAllah..
 
emak* seperti kalian adalah emak*  di tengah guncangan ekonomi yang melilit adalah emak* yang layak dihadiahi syurga.

 tentu masih ada emak* seperti kalian yang sadar akan tanggung jawabnya, sadar perannya sebagai emak.

kalian para emak* mulia  yang yakin bahwa peran kalaianlah Tonggak peradaban itu.


emak seperti kalian senantiasa mendukung para jomblo syar'i agar tak galau dengan masalah jodoh, karena jodoh memang tak perlu dipusingkan,  seperti halnya kematian,

tak perlu khawatir apakah ia akan datang, kapan datangnya karena cepat atau lambat ia akan datang seperti halnya ajal yang tak perlu di nantikan cukup dipersiapkan.


sehingga lahirlah anak-anak dari pendidikan yang didapat dari emak* tonggak peradaban ini yang tak mudah galau karena hal sepeleh, tapi yang ia pusingkan bagaiamana menjadi seorang hamba yang taat kepada Allah dan Rasulnya, karena jika ia sudah taat kepada Allah maka ia pun akan faham bahwa taat kepada Ibu, Bapak dan suami adalah perintah Allah sebagai bentuk ketaatannya kepada Robbnya. MasyaAllah.




Emak* yang sadar dirinya adalah tonggak peradaban senantiasa mendidik anak-anaknya agar menjadi anak" yang cerdas dan sholeh/sholehah agar kelak ia tumbuh menjadi generasi yang taat kepada robbnya,  bukan taat pada nafsunya,  yah emak* seperti inilah yang bisa melahirkan anak* yang tidak galau dengan kesendiriannya.

memahamkan kepada anak-anaknya tentang tujuan hidup yang sebenarnya, kepada siapa harus menyembah.
Merekalah emak* yang dirindui syurga,  mereka adalah emak* yang senantiasa berkarya di tengah kesibukannya, ia faham bekerja adalah mubah dan mendidik anak serta taat kepada suami adalah kewajiban,  ditengah kesibukannya berkarya ia tak lupa jati dirinya sebagai emak*

tanpa emak*  hebat, bagaimana mungkin bisa melahirkan para jomblo syar'i dan anak SMP yang cerdas, kalaupun ada dijaman sekarang dengan tingkat pergaulan bebas yang makin akut itu hanya 100 banding 1.

Yakinlah hari ini masih banyak emak-emak tonggak peradaban yang tersebar di seantero jagat raya salah satunya silahkan buka link dibawah ini, mereka adalah para emak* yang bergabung di Grup ODOP. kalau ngga tau ODOP tanya sama mereka yah,..(peace emak* yah)

sinichikazumi.blogspot.co.id
htttp://juliarosmaya.blogspot.co.id
htttp://kataella.blogspot.co.idrifa-fa.blogspot.co.id
memoar-random.blogspot.co.id (ketum emak* tonggak peradaban)


6 komentar:

  1. Co cweet tulisannya mbak eka. Doakan kami para emak, semoga mampu mngantarkan anak2 menjemput zamannya, huhu.. terharu

    BalasHapus
  2. Co cweet tulisannya mbak eka. Doakan kami para emak, semoga mampu mngantarkan anak2 menjemput zamannya, huhu.. terharu

    BalasHapus
  3. Dilema perempuan bekerja ya. Enaknya jadi emak irt ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba Nindyah,sdkit curahan hati para emak* di zaman kapitalis...


      mau nga mau, terpaksa urusan rumah jd no sekian,...

      Hapus
  4. baru bisa komen, bacanya sih udah sejak kemarin2..

    *emak-emak ternyata super hero..* eh.. :)

    BalasHapus

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...