Itulah tadi sambutan dan sepatah kata dari Ketua Umum
yang belum baca, silahkan lewat sini...
http://muhamadseptianwijaya.blogspot.co.id/2016/02/peresmian-jomblo-syari.html?showComment=1456641877322&m=1#c439019641464299559
dengan ini kami sampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Ketu Umum atas sambutannya pada peresmian Jomblo Syar'i priode 1....
Acara selanjutnya, Pembacaan Doa, Oleh ukhti Eka Shalihah, kpadanya disilahkan
Bismillahirohmani rohim. Marilah kita menundukkan kepala sejenak, semabri bermunajat kepada Allah, Agar Para Jomblo syari'i ini Diridhai Allah Swt.
Ya Allah ya Rahman, Ya Rohim, Ya malikul Mulk, kuatkan hati2 para jomblo syar'i dalam meniti terjalnnya kehidupan ini..
Ya Allah Yg maha membolak-balikkan hati
tetapkan hati-hati kami para jomblo syar'i agar kami dapat berjalan diatas bumimu yakni senantiasa menjalani hidup syari meskipun banyak godaan diluar sana...
Ya Allah pertemukan para jomblo syar'i ini denagan pasangan2 hidupnya tentu dengan cara yg syar'i pula ya Allah...
Ya Allah Jadikanlah Tulisan2 para jomblo syar'i bisa membuka mata dan hati para jomblo dan jomblowati yg nga syari agar segera mensyarikan jomblonya dan yang jomblonya suda syar'i agar senantiasa menjaga kesyar'ian jomblonya.
Ya Allah, satukan hati-hati emak* serta adik* dan para jomblo syar'i agar senantiasa kompak dalam mengisi kehidupan dunia maya lewat tulisan-tulisannya yang indah...
Ya Allah Ya Tuhanku, berkahilah kehidupan kami semua begitu juga kehidupan Bang Syaihah selaku pelopor ODOP ...
Amin, Amin, Allahumma Amin
Wassalamualaikim wr.wb
Jika para sahabat dijamin masuk syurga karena sumbangsinya terhadap islam kala itu maka hari ini Menulislah sebagai sumbangan peradaban yang akan datang, setidaknya untuk dunia saat ini....
Sabtu, 27 Februari 2016
Jumat, 26 Februari 2016
Menjadi Pendengar dan pembicara yang baik
Mendengar,
ternyata bukan hanya “masuk kiri keluar kanan” atau sebaliknya. Mendengar ternyata
benar-benar mencoba memahami apa yang dikatakan orang lain. Mendengar adalah
sebuah proses serius yang tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan
kebiasaan, refleks atau insting. Mendengar adalah upaya untuk menghubungkan
titik-titik yang kadangkala menyatakan pesan-pesan yang tersembunyi.
Namun Manusia
terkadang lebih banyak berbicara dibanding mendengarkan, padahal Allah
menciptakan jumlah telinga lebih dari pada lidah, banyak orang yang ingin didegar
namun hanya sedikit yang mau menjadi pendengar.
Suatu hari saya mendengar seorang senior menceritakan
pengalamannya jalan-jalan ke Bandung, ia menceritakan bagaiamana segarnya suhu
udara disana, banyak buku yang lumayan murah, ia menceritakan semua tempat yang
didatanginya, semua pengalaman begitu terdengar mengesankan.
Tiba-tiba dengan nada yang lebih
bersemangat di samping
kiri saya ada juga senior yang tak mau kalah, “ saya juga dulu sempat kesana, bukan hanya tempat itu yang saya
kunjungi tapi bla,bla,bla,bla..dan seterusnya” saya jadi bingung mau mendengar yang
mana, mau lihat senior A takut si senior B merasa tidak diperhatikan mau dengar
si B takutnya si A juga seperti itu, hmm
nga tau deh jadinya gimana kalau sampai bentrok hari itu.
Untunglah saya dan teman-teman itu ada beberapa, jadi kami
membagi pandangan ke ke senior yang bercerita, seolah-olah ada instruksi, yah
saya nga tau ternyata teman-teman mengetahui kondisi kedua orang ini, kabarnya
memang keduanya suka banget cerita pengalaman, namun ada juga loh teman yang
lagnsung minggat dari tempat duduknya karena tau kebiasaan kakak ini kalau
cerita nga ada habisnya.
Ini nih kadang yang memuat renggang hubungan, entah
pertemanan, persaudaraan, persahabatan, kehidupan rumah tangga, kalau cuma satu
yang mau jadi pendengar akan ribet jadinya, disisi lain kita harus bisa menjadi pendengar yang baik (kabarnya).
Di FTV salah satu stasiun televisi pernah di menayangkan sebuah Film,
seorang ibu yang hanya sibuk mengurusi dirinya, suka shoping, dan keluyuran malam.
Suatu hari ia pulang dari mall berbelanja barang kesukaanya
ia meletakkan semua beanjaannya di sebuah meja,
tiba-tiba anak gadis yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama mendatangi ibunya,
ia ingin menyampaikan sesuatu kepada ibunya,
namun sang ibu hanya sibuk menceritakan kebahagiaanya.
“ Nak lihat, ibu belanja apa, hari ini ibu seneng banget sayang,
bisa membeli semua barang kesukaan ibu,..”
“Bu, bu,...” Sang gadis cantik berkulit putih dengan mata berinar-binar
terlihat sangat senang, ia memanggil sang Ibu.
“ lihat sayang ibu membelikan sesuatu untuk kamu sayang,
lihat sendal ini cocok banget buat kamu sayang,
dipakai yah kalau kamu main sama temen kamu,
pamerin ketemenmu nak yah.” Sang ibu melanjutkan tanpa memperhatikan
anaknya yang dari tadi memegan medali ditangannya,
sebenarnya hari ini ia sangat senang ia peringkat 1 dikelasnya.
“ oh iya kamu tadi mau bilang apa sayang?”.
“nga kok bu, Aku seneng ibu hari ini bahagia”.
seorang ibu yang hanya sibuk mengurusi dirinya, suka shoping, dan keluyuran malam.
Suatu hari ia pulang dari mall berbelanja barang kesukaanya
ia meletakkan semua beanjaannya di sebuah meja,
tiba-tiba anak gadis yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama mendatangi ibunya,
ia ingin menyampaikan sesuatu kepada ibunya,
namun sang ibu hanya sibuk menceritakan kebahagiaanya.
“ Nak lihat, ibu belanja apa, hari ini ibu seneng banget sayang,
bisa membeli semua barang kesukaan ibu,..”
“Bu, bu,...” Sang gadis cantik berkulit putih dengan mata berinar-binar
terlihat sangat senang, ia memanggil sang Ibu.
“ lihat sayang ibu membelikan sesuatu untuk kamu sayang,
lihat sendal ini cocok banget buat kamu sayang,
dipakai yah kalau kamu main sama temen kamu,
pamerin ketemenmu nak yah.” Sang ibu melanjutkan tanpa memperhatikan
anaknya yang dari tadi memegan medali ditangannya,
sebenarnya hari ini ia sangat senang ia peringkat 1 dikelasnya.
“ oh iya kamu tadi mau bilang apa sayang?”.
“nga kok bu, Aku seneng ibu hari ini bahagia”.
Iapun keluar dari ruangan dimana ibunya berada dan menangis
sejadi-jadinya.
Bisa kebayang bukan perasaan sang anak..
Banyak orang yang hanya sibuk menjadi pembicara tanpa
perduli dengan
kondisi orang lain disekitar mereka.
kondisi orang lain disekitar mereka.
Bayangkan jika kita semua ingin jadi pembicara lantas siapa yang akan menjadi pendengar,
Begitu beratkah perkara mendengarkan itu? Kita dikarunia dengan 2 telinga dan 1 mulut. Tentulah  sudah cukup menjadi peringatan, bahwa kita akan lebih banyak mendengar daripada berbicara. Berbicara memang mudah. Tanpa perlu berisi, semua orang juga bisa bersuara. Dan bereskah semua pekerjaan bila semua orang turut berbicara? Tentu tidak.
Berbicara dan mendengar memang selalu terkait satu sama lain. Sebegitu kencangnya kita diberikan keleluasaan media untuk berbicara, tentu bisa membuat semua orang lebih suka melakukannya daripada mendengar. Suara-suara itu juga kini telah berubah wujud bukan sekedar suara verbal, juga menjadi tulisan-tulisan. Tengoklah media di internet, terlebih beragam social media yang makin melenakan banyak orang untuk menyuarakan isi hatinya
.
Namun tahukah, di dunia yang menuntut banyak keterlibatan kita, mendengarkan juga akan sangat memudahkan kita untuk mengerti dan membekali kita dalam bertindak? Terdengar sepele, akan tetapi banyak yang bisa kita lakukan tanpa banyak berbicara.
Sebegitu hebatnya orang yang mampu mendengar, sampai disebut dalam sebuah hadits “Bahagia sekali orang-orang yang menahan lidahnya, daripada berkata-kata secara berlebihan.”
Menjadi pendengar juga membutuhkan keterampilan lain, dan tidak semua orang memang layak dijadikan pendengar kecuali pandai atau terampil dalam menyimpan Sesuatu yang tidak sepatutnya mereka jaga dari apa yang telah ia dengar.
Semoga kita bisa menjadi pendengar dan pembicara yang baik.
Tuhan menciptakan Dua telinga dan satu
mulut agar
kita lebih banyak mendengar dari pada
berbicara
Bukankah seorang
penulis tak akan mampu menjadi penulis yang baik
jika tidak banyak membaca tulisan-tulisan para pendahulunya.
Bahkan Seorang dokter tidak mampu menjadi Ahli dan memberikan resep yang baik
jika ia tidak pernah belajar dari penyakit dan keluhan-keluhan pasiennya.
Seorang guru tidak mampu menjadi guru yang sukses dalam mengajar
jika tidak belajar dari buku-buku pelajaran,
Dan seorang anak yang baik dan sukses ternyata dilahirkan dari orang tua
yang banyak menyampaikan teguran dan nasihat kepada anak-anaknya.
jika tidak banyak membaca tulisan-tulisan para pendahulunya.
Bahkan Seorang dokter tidak mampu menjadi Ahli dan memberikan resep yang baik
jika ia tidak pernah belajar dari penyakit dan keluhan-keluhan pasiennya.
Seorang guru tidak mampu menjadi guru yang sukses dalam mengajar
jika tidak belajar dari buku-buku pelajaran,
Dan seorang anak yang baik dan sukses ternyata dilahirkan dari orang tua
yang banyak menyampaikan teguran dan nasihat kepada anak-anaknya.
Wallahu
A’lam...
Kamis, 25 Februari 2016
Dear Mba Helen
Dear Mba Helen
dan semua Member ODOP yang saat ini,
hari ini diberikan kesempatan
oleh tuhan melihat dunia,
Kukirimkan salam terindah,
salam sejahtera para penghuni
syurga.
Salam yang harumnya melebihi kasturi,
sejuknya melebihi embun pagi,
salam hangat
melebihi hangatnya mentari waktu dhuha.
Salam suci sesuci telaga
kautsar, yang jika diminum
akan menghilagkan dahaga selama-lamanya.
Semoga bertambahnya usia mba, Semoga Semakin berkah hidupnya mba....
kalau hari ini belum dapat jodoh semoga cepat dipertemukan jodohnya, bagi yang belum. ( mba helen ma sudah punya suami, ini nga jadi), semoga diberi keturunan yang
sholeh/sholehah, apa yang dicita-citakan bisa tercapai,
diberkahi Ilmu, umur,
harta dan waktunya oleh Allah,...
Tak banyak orang yang seberuntung diri kita hari
ini,
teringat seorang siswa Madrasah Alia Negeri Palopo kemarin siang saat hendak pulang sekolah
sekitar pukul 14 ia mengalami tragedi yang sangat mengenaskan, ia terlindas
truk sepuluh roda dijalan Ratulangi , kepalanya hancur, dara bercucuran
dimana-mana, bola mata hampir keluar, iapun meregang nyawa di tempat kejadian
perkara. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan diberi tempat yang
baik disisinya.
Kita hari ini yang diberi imur panjang, semoga bisa semakin
bersyukur kepada Allah, semakin baik ibadahnya sehingga Allah memanggil kita
disaat kita siap dengan segala amalan kita, khusnul khatimah dijalannya. Amin...
saling mendoakan saudara adalah wujud rasa cinta kita kepadanya. Itulah persaudaraan, bukan hubungan bisnis yang sama-sama
dijalankan, bukan karena ada batu dibalik udang, bukan pula
melihat latar belakang. Semua titipan oleh Allah yang kita miliki hanyalah
amalan kita hari ini.
Mendengar kata-kata itu saya teringat sebuah buku yang
setiap pekan kami kaji, di Bab Cinta dan benci karena Allah, hal 50 tepatnya,
Hadist dari Abu Hurairah yang di sepakati oleh al-Bukhari dan muslim, dari Nabi
saw. Beliau bersabda:
Ada tujuh golongan yang akan di naugi Allah dibawah naungan-Nya.
Pada hari tidak ada naungan kecuali naungannya, yaitu pemimpin yang adil ;
pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya; seseorang yang
senantiasa terpaut dengan Masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah;
seseorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang cantik dan
berkedudukan untuk berzina, tetapi di berkata, “Aku takut kepada Allah!”;
seorang yang memberi sedekah tetapi ia merahasiakannya seolah-olah tangan
kananya tidak mengetahui apa yang diberikan tangan kirinya; dan sesorang yang
mengingat Allah diwaktu sunyi sehingga bercucuran air matanya.
Dan dihari tidak ada naungan kecuali naungan Allah, Allah
akan berkata “ Dimana orang-orang yang saling mencintai karena keagunganku?
Pada hari ini aku akan memberikannya naungan kepadanya dalam naungan-ku disaat
tidak ada naungan kecuali naunganku”.
MasyaAllah semoga kita adalah salah satu dari orang-orang
yang diberi naungan oleh Allah disaat tidak ada naungan kecuali naungannya.
Sungguh indah tali persaudaraan itu jika diikat oleh tali
Agama Allah
Wallahu A’lam...
Selasa, 23 Februari 2016
Bahaya Godaan Kaum Hawa
Bahasa Arabnya sangat baik, begitupula bahasa Inggris
dan jerman ia cukup mampu berdiskusi menggunakan bahasa tersebut.
Fahri
juga merupakan salah seorang Syaikh yang amat terkenal dan terhormat di
mesir. Untuk menjadi murid syaikh Utsman
Abdul Fattah sangat sulit.
Sore
itu anak Boutrus mengajak Fahri dan teman-temannya mengadakan pesta kecil
kecilan
Minggu, 21 Februari 2016
Proses Pendewasaan Hidup
Sepertia hari-hari sebelumnya ‘
Saat membuka grup ODOP
Mas Ken, nama ini adalah nama yang selalu
Menghiasi grup ODOP,
Entah kenapa, sahabat ODOP sering membicarakan perihalnya,
Ia bag selebritis di grup odop akhir-akhir ini..
Yang penuh dengan sensasi.
Samapai sayapun yang jarang nimbrung kadang penasaran ada apa dengan Mas
Ken...
Ia kadang menjdai bahan tulisan, dek Audri dan
yah karena tulisan bang syaihah.
Awalnya Ia sangat tekenal orang yang malas nulis,
Kemidian ia muncul dengan prinsip tulisan
17 kalima per hari itu slogannya
Kemudian akhirnya berubah menjadi 3 kalimat per hari.
Yang menuai banyak komen-komen.
Setelah itu dia hadir dengan tulisan-tulisan yang
kadang membuat ngakak beberapa anggota odop,
sayapun pernah nyengir membaca salah satu tulisannya
yang pas mesan nasi dibungkus pakai ayam, katanya, sambil nunjuk
etalase “ Ayamnya dipisah sama nasinya yah mba”. Katanya kayak yang lalu-lalu
Nasinya kadang habis kepatuk ayam kalau nga dipisah.
Tak Cuma itu ia kemudian dikenal dengan gaya tulisan absurd-nya
Ia juga terkenal si jomblo. Nah ini
saya taunya dari tulisan teman-teman ODOP
Yang ternyata tulisannya terinspirasi dari keadaan Mas Ken...
Yang menjadi bahan pembicaraan
Dan akhir-akhir ini tulisannya
Berubah menjadi puisi-puisi melow
Dan banyak mendapat komen-komen dari para anggota ODOP.
Tak hanya berhenti sampai disitu
Selebritis ODOP inipun akhirnya memuat tulisan di blognya
Kali ini ia hadir dengan tulisan yang agak berbeda, tak ada canda, tak ada melow
Tak ada gurauan, serius... seserius judul tulisannya ANAK TIRI INDONESIA
Ia berpesan “ini nga lagi bercanda
yah”. Pesannya di grup ODOP.
Akhirnya sosok kebapaannya
muncul... tegas dan serius namun tetap
Dengan khasnya, terbukti di
blognya yang kali ini yang bertema REPUBLIK MUMETNESIA
Ia menulis “Sebuah negara nyata tanpa derita yang tak mungkin
kau temui dalam peta”
Yah itulah mas ken, penuh
dengan imajinasi yang luar biasa, tak banyak orang sepertinya...
Tulisan diatas hanya
pengantar,
Sebenarnya Saya jadi teringat
sesuatu saat membaca tulisan dan komen2 di blog Mas Ken Patih.
Saat saaya berada dalam sebuah
ruangan kelas,
Suasana begitu serius, itu
nampak dari raut muka semua orang yang hadir di ruangan
Itu, entah apa yang mereka
pertanyakan sehingga seorag yang duduk di depan papan tulis itu
Memberikan sebuah gambaran
lewat sebuah cerita,...
Suatu hari di sebuah
perkampungan seorang bapak Tua
tinggal berting dengan,
seorang anak laki-laki yang masih berumur 11 tahun
Dan seekor Unta peliharaannya
di rumahnya.
Hari itu ia ingin kepasar
menjual Unta tersebut,
Akhirnya ia memutuskan pergi bersama
dengan anaknya kepasar,
Namun untuk sampai di pasar ia
harus melewati beberap perkampungan
Untunglah unta tersebut cukup kuat
untuk membawa salah seorang dari mereka.
“Nak kamu kamu saja yang yang
naik ke unta ini karena
Kamu pasti akan kelelahan”.
Dengan berat hati sang anakpun
menuruti permintaan bapaknya.
Akhirnya mereka berdua membawa
unta
mereka melewati perkapungan
pertama
Sambil berjalan sang bapak tua
itu
Mengiringi jalan unta yang
sedang dinaiki anaknya...
“Dasar anak durhaka,
tega-teganya ia membiarkan bapaknya yang sudah tua rentah
Berjalan, sedangkan ia sendiri
menaiki unta tersebut”. Protes salah seorang warga perkampungan itu, yang tidak
sengaja terdengar oleh sang anak dan bapak tua tersebut.
Akhirnya sang anak memutuskan
untuk turun, dan meminta bapaknya naik
Di punggung sang unta
“Bapak sudah sangat letih
berjalan, dan bapak pasti mendengar perkataan orang-orang tentangku”
Maka dengan terpaksa sang
Bapak tua pun dengan terpaksa naik ke
unta tersebut.
Dan bergantian dengan anaknya
yang mengiring mereka.
Sampai ia melewati perkampungan
ke dua.
“Dasar Sang Tua yang egois,
sampai hati melihat anaknya yang masih kecil, berjalan sementara
Yang ia duduk diatas untanya”
Akhirnya iapun menyuruh
anaknya untuk naik di atsa unta bersamanya.
Dan akhirnya Ia sampai di perkampungan ke tiga,
komentarpun masih ia dengarkan
Bukannya ia terbebas dari
perasangka dan komentar yang ada malah cemooh.
“Dasar manusia egois, ia tega
menyiksa untanya, tidakkah ia melihat unta itu tidak cukup kuat untuk menahan
berat mereka berdua,”.
Merekapun memutuskan untuk
turun, mereka berfikir “bagaiamana kalau kita jalan kaki saja
Dan agar adil tak ada yang
berkomentar terhadap kita nak” ajak sang Bapak Tua.
Sang anaknpun menyetujui dan mereka sepakat
untuk berjalan samapai kepasar.
Setelah tiba dipasar, apa yang
mereka dengar, banyak orang yang berkomentar, salah satu yang sempat menyumbat
telinganya “ Dasar manusia yang tidak tau bersyukur, sudah diberi unta untuk
dipakai sebagai kendaraan malah jalan kaki, tidak anak, tidak bapak sama
aja.....
Sang anak menangis tersedu,
tak tega melihat Bapaknya mendengar
Perkataan orang-orang terhadap
Bapaknya.
Sang bapak tua, memeluk erat
sang anak,
Ia tak mampu membendung air
matanya,
Ia peluk erat-erat tubuh
mungil sang anak dan membisikkan sesuatu,
“ Nak Hari ini adalah hari
yang penuh dengan pelajarn untuk hidup kita nak, saya sengaja merawat dan
membesarkan unta ini agar kuat membawa salah seorang dari kita, saya sengaja
mengajakmu melewati perkampungan itu, karena saya suda mengalaminya, saya tau
sifat manusia nak,
Manusia memang suka
mengkritik, itulah kenyataan hidup anakku...”
“ sebagaimana saat menaiki
unta menuju pasar, begitulah hidup anakku,
Sebelum kita sampai pada
sebuah tujuan akan ada saja komentar-komentar miring yang akan kita temui dalam
hidup ini,terlepas apakah niat kita baik, apa tak lagi jiaka buruk. Ingatlah nak
apa saja yang kita lakukan hari ini akan mendapat komentar, kritik, dan bahkan
cemoohan dari orang lain.
“ hadapilah ia karena ia hanyalah proses-proses
pendewasaan dalam hidup, ia adalah pelajaran-pelajaran yang Allah sengaja
kirimkan lewat orang lain, namun ingat nak apapun komentar orang lain selalu
perbaiki niat dalam melakukan sesuatu dan jangan mendengki orang-orang yang
berkomentar, mereka sebenarnya perhatian namun cara mereka mungkin yang sedikit berbeda"
"ingat nak setiap apa yang manusia lakukan akan dimintai pertanggung jawaban, dan setiap apa yang kita dapatkan dalah tergantung niat kita melakukan perbuatan tersebut, sebagaiamana nabi kita Muhammad Saw. Mengingatkan dalam sebah hadis, bahwa seseorang yang hijrahnya karena Allah dan Rosulnya, maka Hijrahnya karena Allah dan Rosulnya, dan jika sesorang niat hijrahnya karena Dunia yang dikehendakinya atau karena Wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya akan bernialai sebagaimana yang dikehendakinya.”
"ingat nak setiap apa yang manusia lakukan akan dimintai pertanggung jawaban, dan setiap apa yang kita dapatkan dalah tergantung niat kita melakukan perbuatan tersebut, sebagaiamana nabi kita Muhammad Saw. Mengingatkan dalam sebah hadis, bahwa seseorang yang hijrahnya karena Allah dan Rosulnya, maka Hijrahnya karena Allah dan Rosulnya, dan jika sesorang niat hijrahnya karena Dunia yang dikehendakinya atau karena Wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya akan bernialai sebagaimana yang dikehendakinya.”
Wallahu a’lam.
Jumat, 19 Februari 2016
Mutiara Kebangkitan
Saat pena tak mampu menulis
Seolah tinta
hitam menjadi sianida tak berfaedah
Menggoreskan
kesaksian demi fulus
Menghizab
darah rakyat jelatah
Saat mulut-mulut singa kampus mulai bungkam
Beku, Seribu bahasa ia terdiam
Suaranya tak lagi mencekam
Disumbat dengan undangan makan malam
Zaman telah mengikis IdealismeMu
Semut-semut akan menjadi Raja dikandangmu
Saat engkau masih terbuai dengan sumbatanmu
Maka runtuhlan Tulang-tulang kepercayaan yang ada padaMu.
Bangkitlah, angkat penamu,
penah peradaban yang akan mengubah dunia kelam ini
penah peradaban yang akan mengubah dunia kelam ini
Bangkitlah, Torehkan tinta sejarah yang
akan mengabadikan namamu
dalam perjuangan melawan arus kebobrokan hari ini,
akan mengabadikan namamu
dalam perjuangan melawan arus kebobrokan hari ini,
Letakkan gedjet mu ambillah Al-Quranmu
Letakkan Tongsismu ambillah bukumu
Simpanlah Rokokmu Ambillah penamu.
Ukirlah hidupmu seperti para sahabat sehingga syurga menantikan mereka
Sekalipun diri tak mampu menyamai mereka, namun cukuplah usaha yang menjadi saksi.
Masih Teringat dengan jelas dengan puisi sewaktu kecil
yang sering dibaca di depan
kelas sebelum pulang sekolah,
“Biar peluruh menembus kulitku
aku tetap meradang, menerjang,
hingga hilang pedih perih”
Yah puisi ini adalah kutipan puisi chairil Anwar,
yang saat ini hanya menjadi legenda usang di dalam lemari.
Kata-katanya begitu menghujam
bagaiakan kobaran api
yang menghembus sampaike ruas-ruas tulang paling dalam.
begitulah semangatnya menghujam.
Tak ada pilihan lain kecuali bangkit,
Bangkit dari kebodohan,
Bangkit dari melawan arus teknologi yang melenakan.
Bangkit dari rasa malas berfikir.
Bangkit melawan Kebobrokan sistem.
Karena Ia akan menjadi Goresan,
Pena Kesaksian di hari akhir kelak.
Langganan:
Postingan (Atom)
Mendidik Anak Usia Dini
Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...
-
Sedikit kisah yang sangat mengesankan bagiku, tak ada jalan mudah menuju jalan syurga. setiap pilihan akan ada konsekuensi tersendiri, jika...
-
Salahkah... Saat aku menatap langit yang biru aku selalu berharap ada kedamaian disana. salahkah.... Saat diri ini mulai merangkak, bel...
-
Minggu lalu saya kembali tergopoh-gopoh keluar dari kampus . Saya hampir lupa saya harus ke jl.Sungai pareman. Saya dan beberapa...