Kamis, 25 Januari 2018

Masa Lalu

Kadang kita rindu dengan semua yang pernah kita lalui dalam hidup ini. Rindu masa kanak-kanak, rindu masa SD, rindu masa SMP, dan rindu masa sekolah di SMA. Rindu semua tentangnya, tentang masa mudah, masa tidak ada beban dalam fikiran, masa dimana bercanda dengan teman, dan masa dimana jalanan yang dilalui setiap hari.
Juga seragam yang setiap hari di kenakan, bertegur sapa dengan guru, mengikuti mata pelajaran yang menyenangkan, makan barenga teman di kantin sekolah, belajar kelompok, dan jalan-jalan bareng dengan teman-teman dan sahabat.

Sungguh menyesakkan rindu itu. Benarlah kata imam Hasan Al-Banna bahwa sesuatu yang sangat mahal itu adalah masa lalu. Anda tidak akan mampu membelinya sekalipun dengan segunung emas.

Namun ada yang jauh lebih menyesakkan dari mengenang masa lalu. Adalah ketika kita tidak sadar bahwa waktu ternyata begitu cepat berlalu dan kini usia kita semakin berkurang seiring bertambahnya hari yang kita lalui.

Sungguh menyedihkan hidup ini berjalan tanpa ada yang bisa menghentikannya barang sebentar saja, namun ia habis begitu saja dengan kesia-siaan. Waktu adalah satu-satunya modal yang dimiliki oleh manusia, dan kita tidak boleh sampai kehilangan waktu. 

Sungguh rindu itu kelak akan ada, rindu akan semua yang pernah kita lalui, rindu akan hal yang pernah kita lakukan, namun merugilah kita yang menyesali semua yang berlalu dengan percuma. Wahai diri maka bersyukurlah kita yang masih Tuhan berikan waktu untuk kita hari ini, merenung untuk mengambil pelajaran lalu mempergunakan waktu sebik-baiknya, karena suatu hari pasti manusia akan meneteskan air mata karena waktu yang berlalu namun keadaannya hari ini masih sama bahkan jangan sampai semakin buruk. Naudzubillah

Maka sungguh beruntung orang-orang yang hari ini keadaan imannya lebih baik dari hari kemarin, sungguh beruntung mereka yang mengisi waktunya dengan beramal soleh sebagai bekal untuk perjalanan yang akan di laluinya ke depan yakni perjalanan ke negeri akhirat.

Karena sesungguhnya dunia hanyalah sebuah tempat persinggahan. Suatu waktu akan datang masa di mana seseoarang baru tersadar ketika ia telah tertimbun tanah, menagis, meraung, menyesal, namun hari itu tak ada lagi gunannya penyesalan. Mari kita gunakan waktu sebaik-baiknya karena suatu hari amanah waktu akan berhenti pada diri kita, dan ia tak pandang usia tua maupun muda, saat diri sudah siap maupun belum siap, jika sudah ditetapkan maka ia akan menjemput diri ini.

Maka menangislah hari ini, menyesallah hari ini, merenunglah hari ini, meraunglah hari ini, lalu bangkit dan gunakan waktu itu sebaik-baiknya, karena anda sebenarnya adalah orang yang beruntung masih diberi waktu untuk melakukan perbaikan.

Mari kita mengisi waktu kita dengan hal-hal yang bermanfaat untuk hari dimana tak ada naungan kecuali naunganNya.

Self reminder
#ODOP5
#day4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...