Jumat, 26 Januari 2018

Kekuatan Cinta

Siapa yang tidak ingin dicintai? Dan siapa pula yang tidak ingin mencintai? Setiap kita punya fitrah itu, yakni mencintai dan ingin pula di cintai. Ini adalah fitrah yang telah Allah titipkan untuk setiap insan.

Jalan hijrah itu memang sulit, jalan menuju kebaikan itu memang tidak mudah, ia pun memiliki konsekuensi yang bermacam-macam. Apa kita merasa sulit? Sering mengeluh? Merasa lelah? Atau mencaci Allah? Atau menyesal melakukan perubahan itu.?

Coba kita ingat saat bermain dengan teman-teman semasa kecil dulu. Berlari, melompat kesana kemari, bahkan saya peribadi pernah ikut bermain bola bersama teman lelaki saya saat masih menginjak bangku SD sampai ngos-ngosan. Atau bahkan pernah juga tenggelam di empang karena nekat berenang.

Karena sangking asyiknya bermain, sampai-sampai lupa pulang dan mama yang harus mengingatkan dan sesekali memaksa untuk pulang ke rumah.

Bukankah main-main juga capek? Pegal? Tapi kita tidak pernah mengeluh bukan? Mengapa? Suka. Karena suka, kita tidak takut capek, tidak ingat waktu, apalagi hal-hal yang kita suka. Saat melakukannya, apakah kita mengeluh?

Begitupula dengan proses hijrah, jalan menuju kebaikan, dan jalan menuju ridha Allah yang di balas dengan syurga InshaAllah. Ia tidak mudah karena hadiahnya tidak tanggung-tanggung.

Maka bagi para pencari cinta yang kekal, ia tidak menghiraukan omelan atau cemoohan orang-orang yang dengki melihat hijrahnya.

Kadang kita melihat ada akhwat atau ikhwan teman kampus kita yang begitu istiqomah mempertahankan pemahamannya sekalipun ia telah disudutkan.

Contoh yang akhwat misalnya memakai jilbab dan khimar yang panjang, disangka ibu-ibu lah, tidak gaul lah, tidak modis dan lain-lain. Kenapa ia sampai hari ini masih istiqomah? Mengapa ia tidak peduli dengan omongan orang? Mengapa ia tidak lepas saja jilbab dan khimarny?

Kenapa pula ada insan yang dalam hijrahnya sering mengeluh? Kenapa terasa sulit? Kenapa ingin mundur? Kenapa merasa tersudutkan? Karena belum cinta. Iya! Cinta.

Maka harusnya kita belajar mencintai proses itu. Sebagaimana kita mencintai hal-hal yang kita lakukan maka terlebih kita harus lebih dsn lebih mengharap cinta Allah.

Jika sudah cinta. Maka, apapun rintangannya kita pun bisa mencintai jalan menuju cintaNya, rintangan apapun tidak ada artinya. Semua lewaaat!

Maka cintailah apa yang kita lakukan terlebih cintailah pekerjaan Anda karena sang pemilik cinta, maka cinta itu akan dikekalkan oleh sang pemilik cinta yang kekal. InshaAllah.

#ODOD5
#day5
#wifisulsel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...