Minggu, 31 Januari 2016

Menikmati Hidup

Menikmati Hidup

Saat membuka Mata,
sinar mentari telah memasuki ruang-ruang kamar tidurku...

aku mulai panik,  bangun kesiangan, tak sempat shalat, pikiranku mulai gaduh, entah harus memulai pekerjaan yang mana....

seabrek tugas hudup seakan berserakan bagai angka-angka yang tak tersusun rapi. " aduh.. saya suda telat, mau mandi dulu,  menyetrika,  pilih baju yang mana yah yang pas hari ini, bingung. sepatu yang mecing dengan bajuku yang mana yah..."

akhirnya setelah berlama-lama hanya sekedar untuk memilih pakaian dan sbgainya akhirnya bisa berangkat beraktifitas juga...

setiap hari aku harus sibuk memikirkan dan menyibukkan diriku untuk memenuhi kebutuhan perutku, tugas-tugas kuliah dan bahkan akupun harus sibuk memikirkan pacaran yang sudah menjadi tren anak muda jaman sekarang, menghabiskan waktu hanya sekedar smsan sampai jari tangan kriting, telponan sampai mulut berbusa....

tak jarang aku mengeluarkan istilah saat bercada dngan teman-temanku..

-waktu adalah uang,
yah slogan ini menggambarkan duniaku sekarang bahwa kita tak bisa hidup tanpa uang bahkan aku rela mengerjakan apapun demi mendapatkan uang itu,.. yah uang kini telah menjelma menjadi tuhan baru dalam hudupku,  entah aku sadar atau tidak...

-hiduplah seperti air di sungai,
kemana sungai bermuarah,  disitulah engkau mengalir.
  slogan yang paling familiar di duniaku, seakan tak punya prinsip hidup,  apatis dan tak punya tujuan hidup... bodohnya aku,  slogan ini membuatku semakin banyak melihat dunia.. bagaimana tidak

 ketika arus sungai demokrasi membawaku ke arah kebebasan memilih agama akupun ikut,  ketika arus sungai demokrasi membawaku ke arah kebebasan berekspresi (membuka aurat)  akupun ikut,  ketika arus sungai sistem kehidupan membawaku ke kali demokrasi yg penuh comberan aborsi aku masih juga ikut, dan ketika arus sistem ini memutuskan persaudaraan kami karna alasan Nasionalisme akupun tetap ikut....

Hingga lihatlah sekarang....
Saudariku di belahan dunia sana, apakah mereka masih sempat memikirkan sekolah, pekerjaan, jabatan,  pakaian, apakah mereka tertidur lelap seperti aku disini...

Lihatlah mereka kurus, kering,  tertindas,
 air matanya hampir habis terperas atas kepedihannya sendiri,  menyaksikan pembantaian ibu,  bapak dan sanak saudaranya....

hm... sungguh kejam.dzolim, bengisnya sistem Nasional yang menyekat ini,
tak ada yang bisa membantu mereka,  mereka bukan bagian dari negara kita.
fuih..sampah.., ini aturan manusia atau binatang... hmm jika sistem ini adalah kertas suda lama saya robek....

Kadang aku bertanya,  disela-selah sibukku...

Bagaiman jika Allah menghukumku karena sikap diamku, bagaiamana jika Air mata dan rintihan mereka menuntutku dihadapan Allah kelak, apa masih bisa saya mengelak,  bagaimana jika bayi-bayi yang dibunuh menuntut saya apa masih bisa saya berdalih....

Naudzubillah...


#Yuk Ngaji

9 komentar:

  1. Ngenaaa banget di hati mba...

    BalasHapus
  2. Segalanya kalo dinikmati jd enak ya mbak. Asal jgn lupa akhirat aja.hehe

    BalasHapus
  3. Potret anak muda zaman skrg ya mba...

    BalasHapus
  4. Lugas, nyata.
    Jangan2 aku juga lupa ya. Hiks

    BalasHapus
  5. #Yukngaji

    Semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang tidak berguna. Karena hidup terlalu singkat untuk disia-siakan.

    BalasHapus

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...