Kamis, 27 Juni 2019

KALKULASI PAHALA JARIYAH PENGEMBAN DAKWAH KETIKA MENINGGAL DUNIA. NOMOR 4 BIKIN MERINDING!


By : KH Hafidz Abdurrahman

1. Yang pertama pahala tentu mengalir dari orang2 yang dia dakwahi lalu berubah. Jamaah pengajian yang tergugah, atau berubah baik pemikiran maupun perilaku setelah mendengar dakwahnya.

2. Pahala besar juga dari kader2 yang dihalaqohi lalu bergerak berdakwah setelahnya. Juga dari rekan2 sesama pengemban dakwah yang terinspirasi baik oleh perilaku maupun tutur nasehat nya. Selama mereka berdakwah setelahnya, pahala mengalir terus. Masya Allah.

3. Selain itu, ia juga dapat pahala kolektif dari jamaah dakwah tempat dia berkiprah. Karena seorang pengemban dakwah itu ketika menjadi bagian dari jamaah dakwah, maka ia memiliki saham dalam jamaah tsb baik kecil maupun besar dan berhak mendapat sharing pahala hasil dakwah jamaah tsb. Saham paling kecil adalah : turut memperbesar tubuh jamaah dg kehadiran dirinya. Maka bersyukurlah antum wahai kader jamaah dakwah!

4. Yang terakhir, dan ini paling wow, ia dapat pahala dari masa depan. Lho kok bisa?! Jadi begini. Rasulullah saw sudah memberikan bisyarah akan kembali nya masa di mana umat kembali jaya, syariat diterapkan, khilafah ditegakkan. Saat itu kebaikan, kemuliaan, keadilan dan kesejahteraan kembali meliputi dunia. Apakah masa itu turun dari langit begitu saja? Tentu tidak. Melainkan hasil jerih payah para pengemban dakwah 10, 50, 100 tahun sebelumnya! Hatta pengemban dakwah yang "cuma" bertugas memasang spanduk acara, dapat kiriman pahala dari masa itu! Bayangkan betapa besarnya kebaikan yang dihasilkan pada masa itu, dan hasilnya mengalir kepada pengemban dakwah masa sekarang. Wallahi ini yang membuat ana terus terjaga dari rasa futur. MasyaAllah !

Terpilih menjadi pengemban dakwah adalah kemuliaan yang tak ternilai. Maka apakah kita sudah mensyukurinya?!

Semoga kita selalu diberi keistiqomahan oleh Allah swt dan diwafatkan di atas rel perjuangan dalam keadaan husnul khatimah.

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”
(QS. Fushshilat: 33)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...