Puisi
oleh: Eka Shalihah
Wahai Kekasihku, Apa yang Harus Ku Lakukan
Wahai kekasihku, apa yang harus ku lakukan?
sekatan berubah menjadi sengatan
manusia-manusia buas memangsa saudara kami
masih basah darah di tangan
kini dia datang membawa senyum.
manusia-manusia buas memangsa saudara kami
masih basah darah di tangan
kini dia datang membawa senyum.
Wahai kekasihku, apa yang harus kulakukan ?
Kebutuhan perut, hawa nafsu, perhiasan, jabatan
kini lebih penting daripada memikirkan Dien
seonggok daging ini telah menjadi serakah
cinta manusia lebih indah dari sekedar menjadi syahidah
Wahai kekasihku, apa yang yang harus kulakukan?
Kebutuhan perut, hawa nafsu, perhiasan, jabatan
kini lebih penting daripada memikirkan Dien
seonggok daging ini telah menjadi serakah
cinta manusia lebih indah dari sekedar menjadi syahidah
Wahai kekasihku, apa yang yang harus kulakukan?
Si Licik yang bersembunyi di balik topeng kebijakan
mengungkung para penguasa di negeri muslimin
tak ubahnya Islam kini di jadikan prasmanan.
Ide syariah kini dianggap makanan
Yang tak layak dan tak sesuai dengan keadaan.
Al-Qur’an menjelma perhiasan
Yang hanya layak berada dalam peribadatan
Yang tak layak dan tak sesuai dengan keadaan.
Al-Qur’an menjelma perhiasan
Yang hanya layak berada dalam peribadatan
Tak peduli
Seberapa kuat diriku
Karena kuyakin aku bersama Allah sang pemberi kekuatan
Karena kuyakin aku bersama Allah sang pemberi kekuatan
Tak peduli
Seberapa jauh dan seberapa dekat kemenangan
Karena kuyakin aku bersama sang pemberi kemenangan
Tak peduli
Seberapa letih tubuh ini
Seberapa jauh dan seberapa dekat kemenangan
Karena kuyakin aku bersama sang pemberi kemenangan
Tak peduli
Seberapa letih tubuh ini
Karena ku yakin aku bersama sang pemberi kenikmatan
Tak peduli
Berapa orang yang mencintai perjuangan ini
Karena aku yakin aku bersama sang pemberi cinta.
Tak peduli
Berapa orang yang mencintai perjuangan ini
Karena aku yakin aku bersama sang pemberi cinta.
Apa yang harus kulakukan...
***
Novel-novel dan buku-buku lain coba ku singkirkan sejenak, kulirik deretan buku-buku tebal di atas meja, kupilih yang paling berat judulnya.
aku membuka lembaran demi lembaran buku itu, tragedi demi tragedi, bencana demi bencana, petaka demi petaka telah mengguncang umat Rahmatan Lil Alamain, dalam sejarah kejayaannya ternyata banyak yang selalu berusaha merusaknnya.
" wahh, ini baru mukadimah... pembahasannya suda beginian, rasanya saya akan bosan nanti." gumamku dalam hati.
"saya suda membeli buku ini, dan apa salahnya saya baca? toh pembahasannya tentang Islam dan saya pasti sangat membutuhkan ilmu dalam buku ini." Aku kembali membuka lembaran demi lembaran, rasanya enggan untuk menyimpan buku itu.
Benar saja, selesai menasihati diri sendiri, aku melanjutkan bacaan buku tersebut, kurasakan ada tetesan embun di atas pipi ini, membaca lembaran demi lembaran buku itu, membuat bibirku keluh, geram dan sedikit penyesalan karena tadi sempat enggan membaca buku itu.
Di awal kata pengantar buku tersebut, penulis menjelaskan bahwa ada banyak bencana yang menimpa kaum muslim dan Islam khususnya, namun hanya ada empat tragedi yang sangat besar yang akan di bahas di buku itu.
yang pertama:
Tragedi baghdad, merupakan petaka yang paling besar menimpa kaum muslim, meluluh lantakkan segala yang ada kaum muslimin di bantai terutama para khalifah pada kekhilafahan Abbasiyah, baik keturunanya, para komandannya serta para ulama di bantai.
Korban berjatuhan hingga satu juta jiwa. Perampasan harta begitu banyak, perusakan terhadap harta,
karya-karya umat islam sebagaiannya di bakar dan sebagiannya di buang di sungai Dajlah dan Eufrat, agar mereka bisa melintasi dua sungai itu dengan karya kaum muslimin.
Meski musibah besar menimpa kaum muslim pada saat itu, mereka orang-orang islam bersatu dan bangkit dari keterpurukan, mereka berupaya menghadapi ujian, hingga membuahkan kesuksesan. Mereka menjaga jabatan kekhalifahan Abbasiyah dan mendirikannya. Jabatan tersebut senantiasa berdiri layaknya sebuah simbol agama.
Selain itu kekuatan islam di himpun dalam sebuah perlawanan militer di bawah kepemimpinan raja Al-Muzhaffar untuk menuntut balasan atas musibah yang menimpa umat Islam di Baghdad. Ia pun menghimpun kekuatan dan melakukan pertempuran yang sangat sengit.
Yaitu pertempuran “Ain Jalut” pertempuran itu berhasil menumbangkan tentara mongol sampai kepada batas negaranya hingga berakhirlah ancaman tentara mongol untuk selamanya. Bahkan mongol dulunya musuh kini menjadi teman ketika mereka memeluk Islam dan menjadi saudara dalam lingkup akidah.
Musibah yang lain yakni Jatuhnya Al-Quds di tangan tentara salib, akibat dari pendudukan tentara salib dan pembentuka empat koloni di wilayah syam membuat kaum muslim yang ada di wilayah ini merasakan kepahitan dan kekerasan hidup, dan penyerangan kaum muslim bertubi-tubi dan juga penculika terhadap anak-anak, pembunuhan terhadap kaum laki-laki, dan penawanan terhadap wanita.
Para pahlawan yang memimpin umat islam untuk berjihad di jalan Allah seperti Nazarudin Zanki berhasil menyatukan mesir dan syam dan mendirikan negeri kesatuan
Dan juga tentara yang kuat, sehingga dengan tentara itu oleh Salahuddin Al Ayyubi mampu menumbangkan tentara salib dalam sebuah pertempuran dan merebut kembali baitul maqdis sehingga kembali ke pangkuan kaum muslim sperti semula.
Demikianlah, orang-orang Islam menghadapi petaka tersebut dengan segenap kemampuan mereka pada saat itu. Yang terpenting adalah niat dan cara yang benar. Kesadaran setelah kelalaian tentulah akan membuahkan kesuksesan. Ini sangat penting agar umat tidak mati ataupun terpuruk
Selama orang-orang islam mau mengikuti manhaj Al-Qur’an dan berjalan pada petunjuk yang di ajarkan oleh baginda Nabi Muhammada saw dalam menghadapi masalah atau petaka dengan baik. Maka semua itu akan menghindarkan keruntuhan peradaban dan kejatuhan umat.
Adapaun petaka yang lainnya yaitu jatuhnya Andalusia yang tetap menjadi saksi kesedihan sepanjang masa dan luka yang tak bisa sembuh. Itu merupakan sebuh memori dan rasa sakit yang terus berkelanjutan.
Namun demikian kita tidak menemukan di antara umat Islam sekarang yang bahkan hanya sekedar mengingat dan menghidupkan peringatan jatuhnya Andalusiah untuk mengingatkan umat Islam tentang masa lalu mereka dan juga agar para generasi muda bisa mengetahui kebesaran agama ini serta memahami bahwa Cahaya dan Peradaban Islam telah menyinari bagian Barat dan Eropa.
Di sebutkan dalam buku ini dan juga fakta telah mengatakan bahwa ke engganan untuk membaca sejarah adalah sama dengan menghapus memori-memori umat dan menghapus sejarah dan kobaran petunjuk. Kita berdosa karena ke engganan itu, karena kita tidak saja kehilangan Andalusia, tetapi juga kehilangan wilayah lainya dan lainya lagi.
Jumlah kehilangan semakin bertambah banyak mulai dari musibah Baghdad dan hilangnya peradaban Islam yang tinggi. Kemudian hilangnya Baitul maqdish di tangan kaum Salibis lalu hilang lagi di tangan salib baru, yaitu kaum yahudi, lalu hilangnya daulah islam di Andalusiah.
Tidak sampai di situ, kehilangan yang amat besar yakni jatuhnya Kekhilafahan Dinasti Utsmani yang merupakan benteng bagi kaum muslimin.
Kepedihan tidak hanya berhenti pada pelegseran khilafah Utsmani tapi juga petaka kaum muslim muncul dari peristiwa tersebut di antaranya terpecahnya wilayah Utsamani dan Pengontrolan Barat terhadap segala kebijakan, lalu memberikannya pada kaum Sekuleris ( Kaum Barat yang memishakan antara Agama dalam Kehidupan) .
Dari sini kemudian terjadi petaka, wilayah Daulah yang satu seperti Paletina, jatuhnya Irak, Afganistan, Chechnya, dan Filipina. di caplok dan di pisah, jatuh ke tangan kaum Sekuleris.
Awal dari semua petaka itu adalah jatuhnya ke Khilafahan Utsmani yang menjadi alat pemersatu umat Islam.
Rentetan Sejarah ini telah menguasai hidup kita, sehingga kita menjadi mangsa bagi seluruh umat yang ada di bumi.
Kembali Allah ingatkan kita dalam firmannya
“Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman (Ali-Imran: 139),
Dalam ayat tersebut Allah SWT seolah mengingatkan kaum yang beriman “Kamulah yang paling tinggi derajatnya dari segi Akidah dan Manhaj. “Kalian semua berjalan padaManhaj dari Allah, sementara yang lain berjalan pada Manhaj yang berasala dari manusia.
Hingga peran kalian lebih tinggi di banding manusia. Kalian adalah pembawa pesan bagi para manusia, jika kalian benar-benar seorang mukmin sejati, maka kalian harus menghadapi petaka dan cobaan tersebut dengan kepercayaan penuh kepada Allah. Tidak terjatuh pada kepasrahan dan ketundukan pada sistem buatan manusia.”
Sebagaiamana Rasulullah dan parah sahabat bersabar dengan musibah yang menimpa namun juga tetap berjuang demi tegaknya Islam sebagai pemersatu ummat di muka bumi. Jatuhnya Khilafah Utsmani tidak terjadi begitu saja, namun akibat dari konspirasi yang di lakukan oleh musuh islam, kenapa?
Karena Daulah Khilafah Utsmani merupakan Daulah yang paling kuat pada saat itu, kekuasaanya begitu luas dan wilayahnya begitu besar serta berdiri lebih dari lima abad, kekuasaanya mencakup Asia hingga Afrika, yang di dukung oleh banyak tentara dan juga melintasi Anatholia hingga Eropa Tenggara dan Eropa Tengah.
Jika pernah membaca Sejarah Muhammad Al-Fatih, pasukan beliaulah yang sampai ke wilayah tersebut dengan pasukan berkuda yang gaungannya sampai ke telinga bangsa Eropa.
Kemenangannya semakin kokoh dengan menduduki Konstantinopel pada tahun 875 H dan setelah itu berhasil menduduki Yunani,Yugoslafia,Albania, dan Cyprus. Bahkan tentaranya sampai ke Italia.
Kekuasaan Islam yang besar ini membuat cemas negara Barat, sehingga mereka menyataka sikap permusuhan dengan tujuan merobohkan dan menjatuhkan Daulah Khilafah Islam.
“Sebuah peradaban tidak bisa mati kecuali di bunuh oleh tangan-tangan pemiliknya sendiri.
Hingga pihak Barat melakukan serangannya dari dalam dan di mulai dengan perang Ideologi dengan mengirimkan pihak munafik yang benci terhadap negara, kemudian mengirimkan kaum misisonaris dan separatisme. Dari situ negara yang menjadi target mulai menampakkan keruntuhan, setelah upaya yang begitu panjang. ( di kutip dari buku Bencan-Bencana Besar dalam Sejarah Islam)
Sang khlik pencipta segala alam semesta telah menobatkan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh Alam, maka sebagai kaum muslim yang mengaku Islam seharusnya berjuang sebagaimana para shalafus-shalih memperjuangka kembalinya Khilafah Islam.
“Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri”
Sebagaimana dalam tulisan saya pada tanggal 31 kemarin ,musibah
pergantian zaman adalah untuk menguji manusia, siapa di antara hambanya yang beriman, Semoga Saya,Anda dan Kita semua termasuk orang-orang yang memperjuangkan kembalinya kemuliaan Islam.
Wallahu ‘A lam
Amin.......
Aamiin ya Rabbal 'alamiin. Jadi pengin baca bukunya Mba Eka.
BalasHapusSaya pesannya di Bogor mbak...
BalasHapusTerima kasih sd mau membaca tulisan diperpanjang ini mba..
Saya aja sampai nya percaya kalau masih ada orang yang rajin baca, apalagi kalau sd bahas sejarah...
Makasih mba...