Sabtu, 03 Maret 2018

Menolak Lupa 3 Maret: Hilangnya Perisai Kaum Muslim

Kalau dikatakan bencana, semua pasti akan sependapat dengan saya bahwa bencana itu adalah sebuah kejadian yang mengerikan, menakutkan dan tidak satupun orang di dunia ini yang menginginkannya bukan?

Tepat tanggal 3 Maret kaum muslim yang masih melek dengan dunia Islam berlomba-lomba menolak lupa, menolak lupa apa? Kaum muslim memperingati dan mengingat kembali kejadian atau bencana besar yang menimpa kaum muslim dan Islam itu sendiri.

Mereka berlomba memposting tulisan-tulisan dan video atau gambar yang menggambarkan bagaimana dan apa yang terjadi pada tanggal 3 Maret.

Benar sekali, tepat pada tanggal 3 Maret 1924 Masehi merupakan akhir dari benteng pertahanan Islam, dimana kekhalifahan Utsmani di Turki dijatuhkan.

Sebelum saya melanjutkan tulisan saya, sedikit akan saya singgung kembali apa itu khalifa? Khalifah adalah seorang muslim yang telah memenuhi syarat untuk kemudian diangkat menjadi pemimpin atau kepemipinan umum bagi setiap muslim. Pemimpin (khalifah) ini diberi amanat pada sistem Kekhilafahan yakni sistem yanh menerapkan syariat sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah Rasul atau hukum Islam itu sendiri.

Kekhalifahan yang dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II ini tidak serta merta diruntuhkan. Berbagai cara dan jalan untuk menjatuhkan sistem khilafah ini.

Kembali, Tepat setelah kaum Yahudi dan anteknya mampu menggoyang dunia Islam sampai mereka mampu mengendalikan dan memecah belah umat Islam dalam bentuknya yang terakhir.  Yang demikian dengan merobohkan sistem khilafah, kemudian mengakhirinya melalui "kaki tangannya", Mustafa Kamal Attaturk.

Mereka mengambil banyak cara dimana antek-anteknya satu sama lain membidikkan pelurunya untuk mendapatkan maksud dan tujuannya, di antaranya adalah satuan-satuan khusus kekuatan asing dan kekuatan Eropa untuk membagi wilayah Turki, dan hal itu telah menjadi kesepakatan antara Rusia, Inggris, Prancis dan Italia.

Selain membidik dari berbagai penjuru, sebab yang mempeloporinya juga yakni terperdayanya kaum muslimin pada sosok Mustafa Kamal Attaturk ini.

Umat Islam seolah-olah terhipnotis, bahwa gerakan perubahan yang dibawa Attaturk demi kemuliaan Islam. Dia telah berhasil mengecoh dan menipu kebanyaka  kaum muslimin, para budayawan, dan para pujangga di seluruh negara Arab.

Jika membaca sejarah, kita akan berdecak sinis, antara kaget dan terpanah, untuk keburukan saja mereka begitu bersemangat.

Begitu hebat dan teraturnya antek-antek mereka untuk menghabisi kaum muslim dan meruntuhkan benteng pemersatunya yakni sistem Khilafah Islamiyah. Attaturk sejengkal demi sejengkal mengambil hati kaum muslimin hingga ia berani megusir dan melengserkan Sultan Hamid II dan menggantinya menjadi presiden.

Melalui kekuasaanya sistem islam diganti dengan sistem sekuler. Hingga lenyaplah sudah Khilafah dan kita hanya mampu mengenang masa kejayaan 1400 tahun silam.

Sudah 94 tahun kurang lebih kita hidup tanpa khalifah dan tanpa khilafah. Namun saya khawatir peristiwa besar dan sejarah besar ini masih asing di telinga kaum muslimin.

Padahal sesungguhnya peristiwa ini merupakan peristiwa yang luar biasa dan musibah besar yang menimpa kaum muslimin.

Tahukah kita? Dengan tanpa adanya khilafah ini, kaum muslim tidak tahu arah, kemana gerangan kaum muslim akan bermuara? Kemana akan digerakkan?

Lihatlah penindasan saudara kita di Gaza Palestina, Yordania, Ghoutha, yang dicabik-cabik dagingnya, dihancurkan tempat tinggalnya, direnggut kehormatannya, dianiaya tanpa belas kasih!

Kita menjadi mainan ditangan penjajah dan kaum zionis. Umat Islam menjadi mangsa empuk para penjahat. Ulama di kriminalisasi anak-anak dibantai, agama di hina dan semacamnya.

Dimana pemimpin kaum muslimin? ARAB? INDONESIA? TIDAK ADA? Tidak ada ? Seharusnya kita sadar bersama bahwa kebangkitan umat Islam hanya dapat terwujud apabila kaum muslimin mengikuti ajaran Islam, bukan mengikuti undang-undang sekuler. Mari ummat islam menolak lupa dan kembali bangkit dri tidur panjang untuk bersama bergerak menjadi pena-pena peradaban, mengembalikan perisai ummat yang hilang.

Wallahu A'lam bishawab

Oleh: Eka Trisnawati Anwar
#MuslimahPenaPeradaban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...