Sabtu, 10 Maret 2018

Mengabaikan Tsaqofah Islam: Melahirkan Pemikiran Salah Kaprah

Tsaqafah menurut arti bahasa di dalam kamus Al Muhith, ia berasal dari kata tsaqufa ثَقُفَ yang berarti cepat di dalam memahami sesuatu atau cerdas.

Namun pada umumnya kata tsaqofah menurut istilah merupakan konsep pemikiran dan pandangan hidup suatu ideologi tentang alam semesta, manusia dan kehidupan.

Juga dalam pengertian lain, tsaqafah merupakan konsep pemikiran dan pandangan hidup tertentu yang telah membentuk pola pikir dan perilaku suatu masyarakat.

Dari pengertian di atas bisa kita ketahui bahwa masing-masing masyarakat atau bangsa memiliki tsaqafah (pandangan hidup) yang berbeda-beda sesuai dengan perbedaan ideologi dan pemikiran yang mereka yakini.

Tsaqofah Islamiyah

Islam juga memiliki pandangan hidup atau way of live yang sering kita sebut dengan Tsaqafah Islamiyah yang  berarti seluruh konsep pemikiran dan pandangan hidup berdasarkan ajaran/aqidah Islam tentang alam semesta, manusia dan kehidupan.

Itu artinya seorang muslim di dalam memandang fenomena dan realita kehidupan ini harus berlandaskan atau mengaitkannya dengan pandangan Aqidah Islam.

Sebagiamana peristiwa yang pernah terjadi pada masa Rasulullah dulu yakni ketika terjadi peristiwa gerhana matahari banyak orang yang mengaitkan dengan kematian Ibrahim, putra Nabi, maka beliau langsung naik mimbar dan berkhutbah untuk meluruskan kekeliruan tersebut :

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَشِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ    ( رواه البخاري )

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dan tidak mengalami gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang." (HR. Al Bukhari)

Rasulullah menolak dan membantah dengan tegas bahwa gerhana matahari ada kaitannya dengan kematian putranya sebab keyakinan atau pandangan seperti itu bertentangan dengan ajaran/aqidah Islam.

Larangan mengambil atau mengikut tsaqofah Selain Islam.

Sebagai seorang muslim yang mengaku sebagai hamba Allah SWT dan ummat Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, maka sudah sepatutunya kita menjadikan seluruh gaya hidup, pola pikir dan perilaku kita sebagai seorang muslim harus berpijak pada ajaran  dan aqidah Islam, dan tidak boleh bertolak belakang.

Begitu pula dengan larangan seorang muslim meniru dan mengambil tsaqafah ideologi agama selain Islam, sebab tsaqafah berkaitan erat dengan aqidah di dalam pembentukan kepribadian.

Pentingnya Mempelajari Tsaqofah

Karena kurangnya perhatian dan semangat juga kesadaran akan pentingnya mempelajari tsaqofah ini sehingga menjadikan kondisi umat Islam sekarang dengan mudah meniru dan mengikuti budaya, tradisi, gaya hidup dan pola pikir kaum kuffar, sehingga mereka meniru kepribadian ideologi agama sesat, sebagaimana sabda Rasulullah :

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا فِيْ جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوْهُمْ , قُلْنَا  :
بَا رَسُوْلَ اللهِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى ؟ قَالَ : فَمَنْ ؟!   (رواه مسلم )
"Sungguh kalian akan mengikuti gaya hidup orang sebelummu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta hingga kalau mereka masuk liang dhab (binatang sejenis biawak), maka kalian akan mengikuti mereka. Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nashrani?" Beliau menjawab, "Memangnya kalau bukan mereka, siapa lagi?!." (HR.Muslim)

Kita melihat fenomena dimana sekarang ummat islam yang melarang muslimah memakai cadar, bahkan yang lebih parah lagi adalah orang islam menganggap orang kafir sebagai khalifah dan banyak lagi contoh kedangkalan pemikiran lain akibat meninggalkan tsaqofah islam ini.

Adalah sebuah kebodohan yang terpelihara jika orang islam mengabaikan mempelajari tsaqofah Islam ini. Sehingga memang agar tidak salah kaprah seperti contoh di atas maka mempelajari tsaqafah Islamiyah sangat penting karena sangat bermanfaat diantaranya sebagai bekal untuk menyadarkan umat dan membekali diri dari pandangan, pola pikir, gaya hidup, prilaku dan kepribadian Islam serta menjaga diri dari pengaruh nilai-nilai budaya dan pandangan hidup kafirin.

Wallahu A'lam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendidik Anak Usia Dini

Terkadang saya mendengar perkataan orang tua yang mengatakan otak anak saya belum siap menempuh pendidikan dan belajar. Padahal ...