YUK HIJRAH
Oleh: Eka Trisnawati Anwar
Beberapa minggu lalu, saya dan beberapa teman akhwat mengikuti sebuah acara, Tablig Akbar yang di adakan di Islamic Center Kota Palopo.
Kebetulan sore itu, Ba'da ashar materi yang di bawakan oleh sang ustadz adalah Urgensitas Dakwah.
Tapi kali ini tulisan saya tidak memuat tentang ulasan pentingnya Dakwah, doakan dikesempatan lain.
Melihat kondisi anak-anak dibawah umur dan gadis remaja yang menjadi korban kekerasan seksual hari ini membuat banyak mata yang terbelalak.
Bibir berdecak geram dan kepala menggeleng tidak menyangka.
Serta tak sedikit lisan dan tulisan-tulisan yang ikut membahas permasalah ini, sebagai bentuk prihatin atas kondisi yang menimpa negeri muslim terbesar ini.
Negeri ini sudah darurat, itulah gelar yang pantas untuk negeri terkasih ini, iya DARURAT. Mulai dari darurat korupsi, Narkoba, LGBT, Sodomi, Pembunuhan, Mutilasi, Mucikari sampai Pemerkosaan...
saya tidak akan menyebutkan contoh kasusnya satu per satu, karna saya rasa sudah sangat jelas diberbagai tulisan yang sudah Anda baca.
Saya pada kesempatan ini hanyabingin menyampaikan bahwa
Kejadian-kejadian di atas menyita banyak perhatian dan prihatin.
Pasalnya dari tahun ke tahun pergantian rezim tidak dapat merubah kondisi menjadi lebih baik.
Bukannya jadi lebih baik malah menambah banyak masalah.
Tentu ada yang salah dengan semua ini. Betullah kata sang Ustadz , kita maunya kebaikan, tapi usaha kita untuk kebaikan itu sangat minim dan bahkan tidak sama sekali. Kebanyakan kita pasrah dengan peraturan2 yang ada tanpa mau kritis dan ambil pusing.
"Maunya hasil maksimal, tapi usahanya minimalis, maunya masuk syurga, tapi usahanya kesana minimalis, " mau hidup bahagia dunia, akhirat, tapi usaha menerapkan islam dalam hidupnya tak menyeluruh. Naudzubillah...
Contoh, pemerintah menghalalkan khamer hanya sebahagian masyarakat yang protes.
Kondom dijual bebas, tak banyak yang menggubris.
Siswa di didik dengan tegas malah marah bukan kepalang.
Pornografi tidak ditindak dengan keras. Perzinahan (baca:pacaran) malah dianggap keren dan dibolehkan.
Media menayangkan berbagai tayangan yang merusak otak malah dianggap biasa.
Ckck pantas saja, bagaimana tidak...? Pemerkosaan, pembunuhan, dan tindakan tak bermoral lainnya terjadi di negeri ini..
Pasalnya sebagian besar hanya ingin hidup baik, tapi enggan memperjuangkan dan hidup dengan aturan dari sang maha baik.
Iya yang maha baik itu Allah... syariat Islam yang di bawah oleh Rasulnya bukan aturan manusia...
"Dan apa yang dibawah oleh Rasul, maka ambillah! Dan apa yang dilarang bagimu, maka tinggalkanlah!" (QS Al-Hasyr: 7)
Rasulullah saw tidak pernah mencontohkan dan bahkan Allah SWT dengan tegas melarang perzinahan, Pornografi, minuman keras, narkoba dan semua jenis perbuatan pelanggaran dalam Islam lainnya.
Namun manusia berani menentang dan membuat hukum sendiri, menghalalkan khamer, perzinahan di tempat yang di legalkan.
Tontonan porno dibiarkan, wanita lalu lalang berpakaian tapi telanjang.
Maka jangan heran, jika tingkat pelecehan seksual akan meningkat dari tahun ke tahun.
Inilah akibat jika Agama dipisahkan dari kehidupan (baca: Sekulerisme) baik Pribadi, Keluarga, Masyarakat dan Negara.
"Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin" (QS. Al-Maidah: 50)
Sudah saatnya kita kembali kepada Islam, melanjutkan kembali kehidupan syariah islam yang kaaffah dalam bingkai Khilafah agar kerahmatan Islam bisa kita rasakan bersama...
Dengan begitu perempuan akan mulia dan dimuliakan baik oleh pencipta begitupula oleh manusia...
Wallahu 'Alam
#Yuk Ngaji
#Yuk Hijrah
#Muslimah Pena Peradaban
Tinggal di Palopo, mbak?
BalasHapusIya, kuliahnya Palopo...
BalasHapus